Page 43 - Majalah Berita Indonesia Edisi 84
P. 43
LENTERAMenjawab pertanyaan itu, Syaykh tidakmengatakan sudah atau belum. Syaykhhanya mengatakan, “Tapi kan belumbersama-sama dengan Pak Agus. Daritadi kan ingin bersama Pak Agus.Kadang yang asik kalau bersama-sama.Kalau sendiri-sendiri, itu tidak asik.Oh… dari mana itu. Dari Al-Zaytun.Dari GKI Jalan Perniagaan. Kan asikkalau begitu, bersama-sama. Yang satudari mesjid mana itu, rahmatan lilalamin yang satu dari GKI. Kok bisabareng. Inilah Indonesia.’’Beberapa orang anggotaPerhimpunan Pengusaha Kristiani inginmendengar riwayat hidup Syaykh, tapimenjawab permintaan itu, Syaykhdengan merendah hanya mengatakan,nggak usah diceritakan, begini saja.Nggak usah juga dilihat. Kata Syaykh,riwayat hidup kita ini semuanya menujusesuatu yang terbaik untuk umatmanusia. Kita ingin mengajak begitusaja, nggak pakai diriwayatkan.Yang diriwayatkan itu, menurutSyaykh, adalah Pak Karno atau PakHarto. Sekarang ini menurutnya, kitaberjalan besama-sama. Seluruh potensibangsa ini, mari kita berjalan bersamasama, menciptakan ini menjadi kuat,bermartabat dan bermoral.Menurut Syaykh, nanti kalau cerita,sombong amat itu orang, kata sebagianorang. Itu nggak bagus. Jadi yang lebihbaik, menurut Syaykh, bersama-samamembuat sesuatu yang terbaik untukumat manusia.Tentang dugaan beberapa anggotarombongan yang menganggap Syaykh ituberasal dari Arab, Syaykh menjawab,apakah potongannya memang ada Arab?Syaykh malah mengaku dirinya adaketurunan Cheng Ho. ‘‘Kakek nenek sayaitu, Cheng Ho. Pada waktu tahun 1403,Cheng Ho datang ke Indonesia, pasukannya tidak mau pulang. Tinggalnya diPantura. Akhirnya menjadi Jawa,namanya Sinyo Jawa. Tidak mau lagimemakai nama Liang Thai Chin.Namanya Abdussalam, Abdur Rozak,agamanya juga Islam. Tapi nggak bisangomong China. Bisanya, Ni Hau Ma.Cuma begitu,’’ kata Syaykh.Pendidikan Kedepankan KemanusiaanDr Citra dari Internasional Schoolselanjutnya menanyakan pendapatSyaykh tentang model pendidikan untukanak-anak Indonesia. Menjawabpertanyaan itu, Syaykh mengatakan,jangan diberi seragam dan jangandibatasi oleh agama. Didiklah kemanusiaan dan apa yang tumbuh darimanusia itu, dan agama tanamkanuntuk pribadinya sehingga ke depanbangsa ini bisa memiliki kemanusiaanyang penuh dengan akal budi tinggisambil tidak melepaskan agamanya.Jadi jangan mengedepankan agamadulu. Kalau mengedepankan agamadahulu, backgroundnya entah berapatahun lagi baru selesai.Jadi kemanusiaan, dibina akal yangtinggi. Kemudian tanamkan jiwakeagamaan, masing-masing. Maka akantumbuh jati diri bangsa. Kalau di Jepangada Gambura berarti kita punya jatidiri. Gambura itu adalah orang yangsudah sakaratul maut yang masih maumenolong orang yang sakaratul mautyang di sampingnya.Akhirnya tidak jadi sekaratlagi.Karena sana sekarat, sinisekarat. Min kali min jadiplus. Jadi sehat kembaligara-gara gambura. Itu,menurut Syaykh, namanyaakal budi yang ditanamkan.Konghucu dulu, kataSyaykh, begitu, BudhaGautama begitu, Nabi Isajuga begitu, NabiMuhammad juga begitu.‘‘Walhasil mari kitakedepankan akal budibangsa manusia ini.Kemudian jangan dihapusitu keagamaannya,’’ kataSyaykh.Selanjutnya, menjawabpertanyaan tentangkapasitas sampai berapamahasiswa atau siswa diAl-Zaytun, sampai dimanaalumni-alumni Al-Zaytunsudah tersebar, bagaimanamerekrut dosen-dosen, dan tentangkurikulum di Al-Zaytun, Syaykhmenjawab satu persatu dengan ringkasdan padat.Tentang kapasitas dan jumlah siswadan mahasiswa, Syaykh mengatakan, itubisa disimpulkan dari banyaknya berasyang dimasak setiap hari di kampus ini.‘‘Kami masak nasi 3,5 ton per hari. Kiraberapa itu, untuk guru dan murid.Kalau dihitung setengah kilo kalikandua, dihitung seperempat kilo dikalikanempat,’’ kata Syaykh.Kemudian tentang sampai dimanaalumninya, Syaykh mengatakan belumbanyak karena baru 11 tahun. “Kitamendidik dari SD sampai ke Universitas. Universitas sudah berjalan walaupun izinnya sedang diurus. Dulu sudahdiresmikan oleh menteri, tapi menteriselanjutnya belum tau katanya, makanya sedang diurus. Universitasnya adapertanian, IT, Teknik, Kedokteran danada juga Bahasa,” ujar Syaykh.Kemudian soal tersebar kemana,Syaykh mengatakan, karena namanyajuga baru sedikit, maka tersebarnya jugabaru di Indonesia yang berasal dariIndonesia. Kalau asal Malaysia ya diMalaysia, kalau asal Afrika Selatan ya diAfrika Selatan. Kalau asal Kamboja, yadi Kamboja. “Kata orang, seperti itu, kankalau ada beberapa negara antarnegara,itu kan sudah inter,” kata Syaykh.Sementara mengenai kurikulum,Syaykh mengatakan, Al-Zaytun tidaklepas dari panduan daripada Diknas.Tapi tidak boleh membuang jati diri.Maka sebelum ada putusan DepartemenPendidikan Nasional mengenai kurikuPerhimpunan Pengusaha Kristiani menyanyikan kidung “Kami Memuji KebesaranMu” di Masjid RahmatanLil Alamin yang sedang tahap pembangunan.BERITAINDONESIA, Mei 2011 43