Page 12 - Majalah Berita Indonesia Edisi 86
P. 12
12 BERITAINDONESIA, Februari 2013BERITA UTAMAZPG menjelaskan kanal TSJ akandibangun sepanjang 240 kilometeryang melintasi Bodetabek denganlebar kanalnya 100 meter, ada rel keretaapi di sisi dalam kanal, juga jalan raya (tol)selebar 50 meter di sisi kiri dan kanan.Sehingga akan membutuhkan luas lahankurang lebih 48.000 kilometer persegi.SPG mengatakan proyek seraksasaTirta Sangga Jaya (TSJ) memang memerlukan biaya besar, diperkirakan sekitar100 miliar dolar AS. Namun, katanya,jauh lebih mahal kerugian yang ditanggung akibat banjir dan kemacetan sebagaimana terjadi selama ini, apalagi jikadihitung dengan penderitaan warga sertajiwa yang melayang lantaran terbenambanjir.Darimana sumber pembiayaan sebesaritu? Menurut SPG, biaya pembangunanTSJ itu bisa ditanggung sendiri olehbangsa Indonesia tanpa harus meminjamdari luar negeri. Menurutnya, sumberpembiayaan bisa ditarik lewat ORI (Obligasi RI) dan SUN (Surat Utang Negara)yang ditawarkan kepada anggota masyarakat yang berkemampuan. “Tidak bolehdijual kepada pihak asing, harus kepadarakyat Indonesia. Sebab orang Indonesiaitu kaya dan punya harga diri,” tegas PanjiGumilang.Dia memberi gambaran: Dari jumlahpenduduk 240 juta, diasumsikan sekitar10 persen atau 24 juta yang punya uangdiam 100 ribu dolar AS. Kepada mereka,dijual obligasi. Jual obligasi bernilai paling sedikit 1.000 dolar. Tentu ada yangmampu membeli 100.000 sampai 1 jutadolar. Dengan demikian bisa terkumpul100 miliar dolar, maka kanal Tirta SanggaJaya pun pasti terwujud.SPG berkeyakinan bahwa utang negaradalam bentuk obligasi atau SUN tersebutawasan kanal Tirta Sangga Jayaberbentuk huruf U yang membentang sepanjang 240 km (60 + 60+ 60 + 60 km) dan lebar 100 meter dengan titik sentral di kawasan Cibinong,ke barat sampai di Cikupa dan Mauk(Tanjung Kait), serta ke timur sampaiTanjung Jaya, Karawang tersebut, menurut SPG, diintegrasikan menjadi IbukotaRaya (Jakarta Raya), yang saat ini disebutJabodetabek. Status hukum wilayahpemerintahannya tetap seperti sediakala,namun terintegrasi sebagai Ibukota Rayayang disebut Jakarta Raya.Kemudian, dalam hal manajemen pembangunan dan pemanfaatan proyek raksasa dan monumental itu dibentuk BadanOtorita Ibukota Jakarta Raya – TirtaSangga Jaya (TSJ). Ketua atau Kepala Badan Otorita tersebut bertanggung jawablangsung kepada Presiden. Ketua BadanOtorita itu bisa saja dijabat ex-officioGubernur DKI Jakarta dengan wakil ketuaGubernur Banten dan Jabar yang juga exofficio. Atau dijabat seseorang setingkatmenteri. Sebagai payung hukum, perludibuat Undang-undang yang mengaturkhusus Ibukota Negara Jakarta Raya danBadan Otorita Tirta Sangga Jaya tersebut.Jadi, menurut SPG, hal ini sekaligusmenjawab berbagai diskursus tentangperlu tidaknya pemindahan ibukotanegara. Di antaranya opsi yang pernahditawarkan Presiden Susilo BambangYudhoyono yakni: 1) Tetap menjadikanJakarta sebagai ibukota dan pusat pemerintahan dengan melakukan pembenahan (Opsi Realistis); 2) Tetap menjadikanJakarta sebagai ibukota, dan hanyamemindahkan pusat pemerintahan kedaerah baru (Opsi Moderat); 3) Memindahkan ibukota dan pusat pemerintahansecara bersamaan, dengan membangunibukota baru. The real capital, the realgovernment center (Opsi Ideal bersifatRadikal).Menurut SPG, dengan terbangunnyaTirta Sangga Jaya di bawah manajemenBadan Otorita Jakarta Raya-TSJ, akansekaligus memberi jawaban atas diskursus tentang ibukota negara tersebut. Dimana seluruh kawasan TSJ tersebutmenjadi Ibukota Raya yang dinamaiJakarta Raya. Yakni tetap menjadikanJakarta sebagai ibukota negara dan pusatpemerintahan yang diperluas mencakupseluruh kawasan berbentuk huruf U kanalTirta Sangga Jaya, yang kemudian dinamai Jakarta Raya.SPG berkeyakinan bahwa gagasanpembangunan kanal raya Tirta SanggaJaya dapat mengatasi berbagai permasalahan Jakarta, termasuk tentang keberadaan Jakarta sebagai Ibukota Negara.Dengan membangun kanal Tirta SanggaJaya, bak kata pepatah, sekali mendayungtujuh pulau terlampaui. Semua permasalahan Jakarta terlampaui, teratasi. Termasuk masalah ibukota dan pusat pemerintahan dengan mengintegrasikan semua wilayah dalam lingkaran kanal TirtaSangga Jaya tersebut menjadi IbukotaRaya atau Jakarta Raya. Menurutnya,kalau konsep Jakarta Raya dengan proyekutama Tirta Sangga Jaya ini terwujud,maka bangsa dan negara Indonesia akanlebih dipandang keberadaannya olehdunia internasional. berindo - tslJakarta Raya dan Otorita TSJTSJ Dibia Syaykh Panji Gumilang (SPG)mengatakan biaya pembangunan proyek monumentalTirta Sangga Jaya (TSJ) akan mampu ditanggung bangsa Indonesia sendiri, tanpamemerlukan utang dari asing. TSJ diperkirakan membutuhkan biaya hampir Rp.1000 triliun.SKKanal Tirta Sangga JayaWilayah Ibukota Jakarta Raya