Page 15 - Majalah Berita Indonesia Edisi 86
P. 15
BERITAINDONESIA, Februari 2013 15YBERITA UTAMAdari jalan Haryono MT -Kampung Melayu-Bukit Duri-Pintu Air ManggaraiKaret-Pintu Air Grogol-berujung di Muara Angke. Memiliki fungsi sebagaipengendali banjir, penyelamatan darikelangkaan bahan baku air, pengolahanlimbah cair yang menghasilkan gas,mengatasi kemacetan dengan fungsisebagai jalan tol dari dan menuju bandarudara Soekarno Hatta dan juga sebagaijalur kabel bawah tanah, proyek inibersamaan dengan penataan bangunanbangunan liar di sepanjang sungai Ciliwung. Selain penataan pemukiman,warga tersebut dilibatkan pada aspekekonomi dari pembangunan terowongantersebut.Paling bawah dari terowongan bawahtanah multifungsi itu merupakan tandonair yang dapat menampung 30 juta meterkubik. Air yang tersimpan akan dimanfaatkan sebagai bahan baku air minum yangkini semakin sulit. Juga dapat menampung limpahan banjir selama 18 jam.Tandon ini terintegrasi dengan BanjirKanal Timur dan Banjir Kanal Barat danakan dikelola oleh sebuah Badan Otoritaatau BUMD.Keberadaan BKT dan BKB yang dilengkapi tandon raksasa tersebut merupakanupaya penyelamatan ketika banjir besardatang. Selain akan terhindar dari banjir,air yang datang segera tertangkap dantersimpan dalam tandon dan juga wadukatau situ-situ yang ada. Sedangkan upayamenanggulangi ‘gempuran’ air pasangdari laut, adalah dengan reklamasi pantaiteluk Jakarta setinggi tiga meter.Ketika itu, pembangunan MPDT diperkirakan membutuhkan biaya investasiyang relatif besar, sekitar Rp 16,7 triliun.Sementara dana yang dapat disediakanPemprov DKI Jakarta hanya mungkinsekitar Rp 5 triliun. Maka Pemprov DKItelah melakukan pendekatan kepadaPemerintah Pusat. Berdasarkan kesepakatan antara Pemprov DKI Jakarta danPemerintah Pusat untuk dapat mewujudkan pembangunan MPDT itu perlumengajak para investor dan maupunlembaga-lembaga pembiayaan multilateral (seperti Asian Development Bank, Islamic Development Bank, & World Bank)terlibat di dalamnya.Dimungkinkan pula keterlibatan sektorswasta melalui skema public private partnership seperti yang dilakukan padaproyek SMART di Kuala Lumpur. Denganskema public private partnership itudiharapkan pembiayaan pembangunanMPDT ini dari peran serta pihak swastasekitar 70%. Hal ini dimungkinkan karenaMPDT ini memiliki komponen revenueyang dapat menguntung-kan pihak investor melalui investasi untuk jalan tol, Sewerage System termasuk Water Reclamation Plant dan Utility Shaft yang dapatdigunakan untuk pipa gas, air bersih, kabelPLN, fiber optic dan Telkom.Upaya yang telah sempat dilakukanBang Yos adalah mengundang IslamicDevelopment Bank (IDB) ketika menghadiri pertemuan sister city bulan April2007 di Beirut, Lebanon. Dalam pertemuan itu, IDB sangat tertarik dengantawaran Bang Yos untuk membangunproyek raksasa tersebut. Sutiyoso menginginkan agar Jakarta menjadi satu pilotproject nasional bagaimana menanganilimbah dengan baik. Sehingga, diabertekad untuk mewujudkan rencanapembangunan deep tunnel karena akanmampu menangani banjir, limbah, danmemenuhi kebutuhan air bersih. “Kitatertarik dengan sistem tersebut karenamultifungsi,” kata Sutiyoso.Dengan adanya MPDT tersebut, pengelolaan air limbah dapat dilakukan secaraterpusat sekaligus memanfaatkannyabersama dengan limpasan air hujan.Sehingga dengan menggunakan teknologiwater reclamation, langkanya ketersediaan air baku bisa pula teratasi.Guna mendalami MPDT tersebut, BRPAM DKI Jakarta juga pernah mengadakan Konferensi Internasional bertema“Multi Purpose Deep Tunnel: Suatu SolusiTerpadu untuk Pengendalian Banjir,Kelangkaan Air Bersih, Pengelolaan AirLimbah, Mengatasi Kemacetan LaluLintas, dan Utilitas Umum di Kota Megapolitan Jakarta”. Konferensi itu berlangsung pada 24 Mei 2007, mulai pukul8.30 sampai 16.30 WIB di Hotel JWMarriott Jakarta.Konferensi ini dihadiri berbagai kalangan mulai dari kalangan perguruan tinggi,pemerintah kota dan pusat, lembagakajian dan penelitian, dunia usaha,perencana, pengembang, pengamat danpemerhati pembangunan infrastrukturdan lingkungan. Menghadirkan lima orang pembicara dari luar negeri yang telahmenerapkan sistem MPDT di negaranyaseperti Malaysia yang telah membangunproyek SMART (Storm Water Management and Road Tunnel) dan juga Singapura dengan DTSS (Deep Tunnel Sewerage System). Selain itu, beberapa pakaryang terkait juga hadir memberikan saran dan masukan seperti pakar GeologiITB Lambok Hutasoit, Ph.D dan Dr.Firdaus Ali, MSc. dari Teknik LingkunganUI.Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso memberi sambutan pada acara pembukaankonferensi tersebut. Menteri PekerjaanUmum Djoko Kirmanto yang menjadipembicara utama, mengatakan, dengansemakin mahalnya lahan yang ada didaerah perkotaan maka untuk mengatasiberbagai permasalahan seperti banjir dankemacetan di Jakarta ini diperlukan jugapilihan penggunaan teknologi sepertiMPDT. Konferensi itu ditutup oleh Ir.Achmad Lanti M.Eng, sebagai Ketua BRPAM DKI Jakarta. Pada akhir acaradilangsungkan Jakarta MPDT BookLaunching, buah pemikiran Firdaus Ali.Menanggapi rencana pembangunanterowongan bawah tanah ini, SyaykhPanji Gumilang menyebutnya suatu program yang sangat baik. Namun, dayatampung terowongan tersebut tentu jugaterbatas. Maka, jika tidak dibarengidengan program lain yang bisa menghempang luapan air dan kendaraanmasuk kota Jakarta, terowongan bawahtanah tersebut dikuatirkan tidak akanmampu mengatasi banjir dan macetsecara holistik. Menurutnya, cara terbaikadalah membangun kanal penyanggaJakarta Raya yang disebutnya kanal TirtaSangga Jaya. Menurut SPG, terowonganbawah tanah itu akan berfungsi efektif jikaTirta Sangga Jaya diwujudkan. berindo- rbhSyaykh Panji GumilangSutiyoso