Page 42 - Majalah Berita Indonesia Edisi 88
P. 42


                                    42 BERITAINDONESIA, Mei 2013BERITA BUDAYAZMemanjangkan cupingtelinga merupakan salahsatu keunikan budaya diKalimantan terutamamasyarakat Dayak. Namun,tradisi ini semakinmenghilang seiring denganmodernisasi.Telinga PanjangTergerus Modernisasieni tato dan telinga panjang menjadi ciri khas yangmembuat suku Dayak, suku asli di pedalaman Kalimantan Timur, dikenal luas hinggadunia internasional dan menjadisalah satu kebanggaan budayayang ada di Indonesia. Jika tatotradisional Dayak kini berkembang menjadi seni tato modern,tradisi telinga panjang justrusemakin tenggelam dan ditinggalkan. Tidak ada generasi mudasekarang yang meneruskan tradisiini, bahkan di pedalaman Kalimantan sekalipun, dengan beragam alasan.Tradisi telinga panjang tidakhanya bagi wanita, tetapi jugauntuk laki-laki. Proses pemanjangan cuping telinga mulai dilakukan sejak bayi. Hal ini umumnya dikaitkan dengan tingkatansosial seseorang dalam masyarakat Dayak. Ada juga anggapanyang mengatakan kalau tujuanpembuatan telinga panjang bukanlah untuk menunjukkan statuskebangsawanan, tetapi justruuntuk melatih kesabaran.Jika dipakai setiap hari,kesabaran dan kesanggupan menahan deritasemakin kuat. Selain itu,ada juga kepercayaanbahwa makin panjangtelinga, maka akan semakin cantiklah wanitaDayak.Tidak semua sub sukuDayak di Pulau Kalimantan punya tradisi ini.Hanya beberapa kelompok saja yang mengenal budaya telinga panjang, itupunyang mendiami wilayah pedalaman. Seperti masyarakat Dayak Iban, DayakKayaan, Dayak Taman, Dayak Kenyah,dan Dayak Punan. Misalnya Suku DayakKayaan yang mengenalnya dengan istilahTelingaan Aruu. Tradisi mereka dimulaisaat seseorang masih bayi dan hanyadilakukan oleh kalangan bangsawan.Caranya dengan menindik dan setelahluka bekas tindikan mengering, dipasangbenang yang lalu diganti oleh kayu sehingga lubang kian lama makin membesar.Prosesi penindikan telinga ini dikenaldengan sebutan Mucuk Penikng. Antingakan ditambahkan satu persatu ke dalamtelinga yang lama kelamaan akan membuat lubang semakin membesar danmemanjang.Hal yang berbeda dijumpai pada SukuDayak Iban yang tidak memberi pemberat, hampir serupa dengan tradisi di SukuDayak Taman. Pada Dayak Taman, tradisitelinga panjang tidak terkait dengan stratasosial tertentu. Tradisi ini khususnyauntuk perempuan hanya sebagai identitaskeperempuanannya.Sementara bagi suku Dayak Kenyah,antara laki-laki dan perempuan memilikiaturan panjang cuping telinga yang berbeda. Kaum laki-laki tidak boleh memanjangkan cuping telinganya sampai melebihi bahunya, sedangkan perempuan boleh memanjangkannya hinggasebatas dada. Proses memanjangkan cuping daun telinga diawali dengan penindikan dauntelinga sejak umur satu tahun.Setiap tahun, satu buah antingatau subang perak digantungkandi telinga mereka. Gaya antingatau subang perak yang digunakanberbeda-beda, menurut perbedaan status dan jenis kelamin.Gaya anting kaum bangsawantidak boleh dipakai oleh orangbiasa.Di desa-desa yang berada dihulu Sungai Mahakam, telingacuping panjang digunakan sebagaiidentitas yang menunjukkan umurseseorang. Begitu bayi lahir, ujungtelinganya diberi manik-manikyang cukup berat. Jumlah manikmanik yang menempel di telinganya akan bertambah satu untuksetiap tahun.Namun, timbulnya stigma dimasyarakat bahwa mereka yangberdaun telinga panjang dan tinggal di rumah-rumah panjang,termasuk kelompok masyarakatyang ketinggalan jaman,membuat masyarakat Dayakmemotong telinga panjangnya melalui sebuah operasikecil di rumah sakit. Stigmaini terus berlangsung sehingga kalangan generasimuda Dayak tidak mau lagimembuat telinga panjang.Hanya sebagian kecil masyarakat Dayak yang masihmemegang teguh tradisi berdaun telinga panjang, danitu pun hanya wanita yang berusia di atas60 tahun.Oleh sebab itu, dalam rangka mempertahankan tradisi dan budaya yang hampirpunah termasuk tradisi telinga panjang,Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Baratmengadakan Festival Budaya Dayak pada27-30 April 2013 di Gelora Bung Karno,Jakarta.Festival yang baru pertama kali diadakan itu diagendakan berlangsungtahunan. Pada tahun-tahun mendatang,festival direncanakan digelar bergiliran diprovinsi-provinsi di Kalimantan. Festivalperdana ini dimeriahkan karnaval sepanjang 2,5 kilometer di jalan-jalan raya diJakarta pada 28 April 2013. Acara dilaksanakan Majelis Adat Dayak Nasional(MADN), Dewan Adat Dayak (DAD), dansemua pemprov serta pemerintah kabupaten/kota di Kalimantan, didukungbantuan pihak ketiga. „ dheSfoto: deviantart
                                
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46