Page 15 - Majalah Berita Indonesia Edisi 92
P. 15


                                    BERITAINDONESIA, Feb-Maret 2014 15YBERITA UTAMAkan dan menyerahkan mandat kepada Jokowi sebagai Capres yang akandiusung PDIP. Sebelumnya, berbagai pihak agak meragukan keikhlasan Megawati melepas peluang Capres tersebut. Walaupun dalam internal PDIP, sumber Berita Indonesia mengaku tidak pernah mewacanakan duet Megawati-Jokowi.Sumber Berita Indonesia menyatakan, Megawati akan menjadiQueen Maker yang negarawan untuk menetapkan pasangan CapresCawapres PDIP.PDIP menargetkan perolehan suara 27% untuk bisa mengusung sendiri pasangan Capres dan Cawapres.Mereka mengaku kapok didikte partai kecil yang mereka ajak koalisiseperti pengalaman Pilpres 2009lalu, hanya karena kekurangan 3-4%untuk bisa mengusung pasangan Capres-Cawapres sendiri.Berbagai hasil survei memangmenempatkan PDIP bakal tampilsebagai pemenang Pileg 2014 bersaing ketat dengan Partai Golkar.Begitu pula, elektabilitas Jokowijauh di atas elektabilitas Capres daripartai lain, termasuk jauh melampaui Megawati sendiri. Hal ini pastilahmenjadi salah satu pertimbanganMegawati sehingga legowo mengajukan Jokowi sebagai Capres.Yang belum kelihatan kecenderungannya adalah siapa Cawaprespendamping Jokowi, apakah dariinternal PDIP atau dari partai lainyang diajak berkoalisi. Namun, demiIndonesia Hebat, kecenderunganPDIP akan mengajak partai politiklain bergabung (bersatu, koalisi),mungkin dengan parpol berbasiskebangsaan dan/atau berbasis keagamaan (Islam). Jika PDIP akhirnyamemilih parpol berbasis keagamaan, kecenderungannya akan menggandeng PPP dan/atau PKB.Bisa saja Jokowi akan berpasangan dengan Suryadharma Ali atauMahfud Md (bukan Muhaimin Iskandar) atas desakan NU. Tetapikemungkinan Muhaimin akan melakukan perlawanan. Maka kecenderungan yang lebih nyata adalahkoalisi PDIP-PPP mengusung Jokowi-SDA, sama seperti MegawatiHamzah Haz pada 2001-2004 lalu.Pengalaman kebersamaan 2001-2004 itu akan menjadi daya pendorong atas kecenderungan tersebut.Perihal ini, sumber Berita Indonesia menyatakan bahwa kecenderungan ini bukan isapan jempol.Sebab sudah ada lobi-lobi ataskemungkinan itu. Disebutkan, Hamzah Haz sendiri telah ‘bergerilya’melakukan pendekatan baik kepadaMegawati maupun Jokowi.Kendati sebagian pihak meragukan chemistry koalisi PDIP-PPPtersebut, jika dilihat dari perbedaanideologi kedua partai tersebut. PDIPberasas dan berpegang teguh padaideologi Pancasila dan nasionalisme(kebangsaan). Sementara PPP berasas Islam dan religius (Islam). Namun, dari sisi lain, ada pihak yangtidak melihat perbedaan asas keduapartai tersebut secara hitam putih.Sebab, kendati PDIP nasionalisbukan berarti tidak religius. Demikian pula PPP, kendati religius bukanberarti tidak nasionalis. Maka, justru lebih melihat perbedaan itu darisudut pandang kebhinneka tunggalikaan dan realitas keindonesiaan.Apalagi, kendati PPP berasas Islam,tetapi telah dengan tegas menyatakan Pancasila sebagai ideologi negara yang sudah bersifat final. Selainitu, Sekjen PPP M Romahurmuziymenyatakan PPP sudah berpengalaman berkoalisi dengan PDIP. Diamelihat duat Jokowi-SDA akan lebihmenstabilkan politik nasional.Di samping itu, SDA pun denganyakin telah menerima pencapresannya (Capres atau Cawapres) denganmemilih jargon: Merah Putih, Bisa!Jargon ini dinilai orang-orang yangmulai mengendus adanya pendekatan koalisi PDIP-PPP sebagaisinyal yang kuat untuk mempertemukan kedua partai tersebut, untuk: Bukan Indonesiaku atau Indonesiamu, tetapi Indonesia Kita;Bukan Merah Putihku atau MerahPutihmu, tetapi Merah Putih Kita!Sementara, PDIP sendiri mengusungjargon: Indonesia Hebat! Bukankahitu sinyal yang kuat akan kecenderungan terjadinya koalisi ideologisPancasila dan Islam, kebangsaandan religius, dalam keberagamanyang bhinneka tunggal ika dari duapartai politik tersebut? IndonesiaHebat dan Merah Putih, Bisa!Apa yang dikemukakan di atasadalah fakta-fakta kecenderungan,belum menjadi fakta kenyataan.Artikel ini juga tidak menjustifikasisiapa di antara para bakal Capresdan Cawapres yang telah digadanggadang tersebut yang bersosoknegarawan. Rekam jejak merekamasing-masinglah yang membuktikan (menyatakan) apakah merekapemimpin politik yang negarawanatau tidak. Dan, pilihan, ada ditangan setiap orang secara bebasdan rahasia! „ BERINDOJimly Asshiddiqie Din Syamsuddin Irman Gusman
                                
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19