Page 11 - Majalah Berita Indonesia Edisi 92
P. 11
BERITAINDONESIA, Feb-Maret 2014 11YBERITA UTAMAbagai bangsa melalui pembangunankarakter kebangsaan. Harus berdirikokoh di atas keanekaragaman sebagai bangsa. Falsafah Bhinneka Tunggal Ika mestinya dapat merasukdalam kepribadian bangsa dan menjadi dasar menghargai berbagai perbedaan.Ketiga, pemimpin negarawan adalah state building, kemampuan mengurus negara dan rakyat untuk mewujudkan tujuan nasional. Di sinilahkepemimpinan dan manajemenbangsa sangat diperlukan. Ini bukanhal yang bersifat teknis. Kepemimpinan dan manajemen bangsa dimulai dari hal ideologis, yakni memberi arah yang jelas atau visioner.Lalu, mengapa kita ini justrusemakin mudah terkoyakkan olehperbedaan agama dan suku? Menurut saya, kata Megawati, tiadanyakepemimpinan yang efektif dan lemahnya penegakan hukum adalahakar pokok persoalan ini. Oleh karena itu, menurut Megawati, siapapun Presiden Republik Indonesianantinya adalah orang yang harusberdiri tegak melaksanakan perintah konstitusi. Tanpa pernah sejenak pun ragu meskipun berhadapandengan jutaan massa!Jadi, negarawan itu adalah pemimpin yang taat kepada konstitusi, bukan kepada konstituen ataukelompok massa tertentu. Itulahsecara singkat sosok negarawanyang diimpikan (dinantikan) bangsaini, yang momentumnya kiranyabisa ditemukan dan terpilih padaPemilu 2014.Siapa Capres Negarawan itu?Siapakah mereka para negarawan,terutama Capres dan Cawapres,yang dinantikan akan terpilih padaPemilu 2014 nanti? Jawaban pertanyaan ini, sangat tergantung (diawali) pada Parpol sebagai lembagayang memiliki hak konstitusionaluntuk mengajukan pasangan CapresCawapres yang berhak ikut Pilpres.Publik bisa melihatnya (menimangdan mencermati) siapa tokoh yangbakal diajukan oleh 12 Parpol peserta pemilu nasional menjadi Capresdan Cawapres tersebut. Undangundang menyaratkan hanya Parpolatau gabungan Parpol yang meraih20% kursi DPR atau 25% suaranasional yang berhak mengajukanpasangan Capres dan Cawapres.Maka, kendati telah banyak Parpolyang telah menggadang-gadang Capres dan Cawapresnya, kepastiannya baru bisa diwujudkan seusaiPemilu Legislatif (Pileg).Pemilu Legislatif (Pemilu DPR-RI,DPD-RI, DPRD Provinsi dan DPRDKabupaten/Kota) itu sudah di ambang pintu (tepatnya, 9 April 2014).Setelah itu, segera akan disusulPemilu Presiden 9 Juli 2014. Saatitu proses pencapresan dapat terukur. Partai mana atau gabunganpartai mana yang memenuhi syaratmengajukan Capres/Cawapres.Kendati demikin, beberapa Parpoltelah sejak lama menggadang-gadangbakal Capres dan Cawapresnya.Bahkan beberapa kelompok masyarakat juga menggadang-gadang nama Capres alternatif, kendati undang-undang hanya memberi kewenangan kepada partai politik untukmengajukan Capres-Cawapres. Belum ada ruang bagi calon alternatifapalagi calon independen.Partai Golkar telah menggadanggadang Ketua Umumnya AburizalBakrie (ARB) sebagai bakal Capresnya dan juga bermanuver menyebut-nyebut beberapa nama yangmungkin menjadi Cawapres pendampingnya, di antaranya PramonoEdhie Wibowo, ipar Presiden SBY,yang secara internal di Partai Demokrat diunggulkan jadi pemenangkonvensi Capres PD. Aburizal sendiri sudah beberapa tahun belakangan ini terlihat seperti tak kenal lelahterus berusaha meningkatkan elektabilitasnya dengan tak sungkansungkan menggunakan media miliknya Viva Grup (TvOne, ANTV, Vivanews, dan Koran Jakarta) sebagaimedia promosi. Tiada hari tanpaiklan dan pidato ARB di TvOne.Iklan-iklan tersebut diskenariountuk memacu elektabilitasnya dengan seringkali mempromosikannya seperti sosok negarawan.Begitu pula Partai Gerindra, bahkan telah lebih awal menetapkan(harga mati) Prabowo Subiantomenjadi Capres. Jika pencapresanAburizal masih terkadang mendapat‘ancaman’ dari internal Golkar, dandiwarnai ‘pembelotan’ Jusuf Kallayang telah menyatakan siap dicalonJusuf Kalla Wiranto Hary Tanoe