Page 8 - Majalah Berita Indonesia Edisi 92
P. 8


                                    8 BERITAINDONESIA, Feb-Maret 2014BERITA UTAMAZMENIMANGCapres Negarawanebelum menyebut sederetnama yang digadang-gadangdan ditimang-timang bakalCapres dan Cawapres tersebut, eloklah lebih dulu menimbangapa atau siapa itu negarawan.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan bahwa negarawan(nomina) adalah ahli dalam kenegaraan; ahli dalam menjalankan negara (pemerintahan); pemimpin politik yang secara taat asas menyusunkebijakan negara dengan suatupandangan ke depan atau mengelola masalah negara dengan kebijaksanaan dan kewibawaan: beliau merupakan pahlawan besar dan agung.Dijelaskan pula, kenegarawananadalah hal yang berhubungan dengan orang-orang yang mengurussuatu negara: sikap kenegarawananamat diperlukan dalam menghadapipersoalan kemasyarakatan.Cukup jelas! Negarawan itu adalahahli dan/atau pemimpin politik yangtaat asas menyusun dan menjalankan kebijakan negara dengan visiyang jauh ke depan. Pemahaman inimengandung makna, bahwa politik(partai politik) adalah salah satujalan (sarana) idealisme bagi seseorang (politisi, cendekiawan, ulama, pengusaha dan lain-lain) untukmengabdikan diri sebagai pemimpin politik yang negarawan.Sejarah membuktikan bahwa orang-orang yang menjadi negarawan itu memang adalah para ahli(idealis dan visioner) yang menempuh jalan politik (pemimpin politik)sebagai sarana pengabdiannya demikepentingan (kejayaan) bangsa dannegaranya, bukan demi kepentingan diri dan kelompoknya sendiri. Jika kita mau belajar dari sejarah, haldemikian inilah yang mengalir dalam jejak rekam para founding fathers bangsa ini: HOS Tjokroaminoto, Tjipto Mangoenkoesoemo, KiHadjar Dewantara, Bung Karno,Bung Hatta, Haji Agus Salim, Syahrir, dan Kyai Wahid Hasyim dan lainlain. Mereka sungguh tulus mengabdikan diri untuk kepentingan bangsa dan negaranya di atas kepentingandiri dan kelompoknya sendiri.Mereka adalah para pemimpinpolitik pada zamannya. Mereka bukan sekadar politisi, ulama ataucendekiawan tetapi pemimpin politik yang negarawan. Apa yang membedakan politisi (politikus) dengannegarawan? Ada ucapan JamesFreeman Clarke yang amat terkenaltentang hal ini: “A politician thinksof the next election, but a statesman, of the next generation.” Politisi memikirkan pemilu mendatang,tetapi negarawan memikirkan generasi yang akan datang.Mantan Ketua Umum Muhammadiyah Prof. Syafi’i Ma’arif mengatakan negarawan adalah seorang yangbervisi ke depan untuk kebesaranbangsa dan negara jauh melampauiusianya. Kekuasaan baginya hanyalah sebuah wahana untuk mewujudkan cita-cita mulia politiknya demitegaknya keadilan dan terwujudnyakesejahteraan bersama, dan untuktujuan itu dia sangat rela menderita.Seorang negarawan, sudah selesaidengan dirinya sendiri.Sebaliknya, kata Prof. Syafi’i Ma’-arif, politisi adalah seorang pragmatis yang pada umumnya tunavisi,tetapi syahwatnya terhadap kekuasaan demikian dahsyat. “Dengankekuasaan di tangan, banyak kenikmatan duniawi yang dapat diperoleh. Nyaris tak ada kepedulianterhadap tegaknya keadilan dan terciptanya kesejahteraan umum bagisemua,” kata Syafi’i Ma’arif, sekaligus mengungkapkan kerisauannyamelihat kenyataan terkini.SPada Pemilu mendatang, akankah muncul pasangan calon presiden (Capres)dan calon wakil presiden (Cawapres) yang negarawan? Dari sederet namatokoh yang telah digadang-gadang dan ditimang-timang bakal menjadiCapres dan Cawapres oleh berbagai elemen, terutama oleh partai politikpeserta Pemilu 2014, siapakah di antara mereka yang memiliki integritasnegarawan?BERITA UTAMAZCATATAN: CH. ROBIN SIMANULLANG
                                
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12