Page 9 - Majalah Berita Indonesia Edisi 92
P. 9


                                    BERITAINDONESIA, Feb-Maret 2014 9YBERITA UTAMAMemang, inilah yang menjadikerisauan kita hari-hari ini: Semakinbanyak para politisi, penyelenggaranegara, bahkan cendekia dan ulamayang memikirkan (berorientasi) mengejar elektabilitas. Tidak berorientasi kinerja dan pengabdian. Elektabilitas telah menjadi tujuan. Paling tidak dalam sepuluh tahun terakhir, bangsa ini telah dijejali dengan politik pencitraan, tebar pesona untuk mengejar tingkat elektabilitas. Orientasi pencitraan itutidak hanya merasuki penyelenggara negara dalam jabatan politik(eksekutif dan legislatif), tetapi jugadalam jabatan peradilan (tak kecuali KPK), bahkan jabatan kependidikan dan keagamaan.Bersamaan dengan itu, semakinbanyak pula orang yang menempuhmenganggap gelanggang politik danjabatan sebagai kesempatan untukmeraih kekayaan untuk kepentingan diri dan kelompoknya sendiri. Jika pada era Orba sebagian para politisi nyaris tak punya hati nurani danidealisme, pada era reformasi iniditambah lagi tanpa rasa kebangsaan dan amat rakus tanpa rasa malu.Tampaknya sebagian mereka,menjadi anggota parlemen danpejabat negara, tanpa bekal pemahaman seluk-beluk politik dan masalah kenegaraan dengan baik. Politikuang pun merajalela. Korupsi (atausejenisnya) tak lagi didominasieksekutif tetapi telah mengganas dilembaga legislatif dan yudikatif.Jika kondisi masing-masing elitpolitik mementingkan diri dan kelompoknya sendiri, itu berlangsungjalan politik tanpa idealisme dantanpa taat asas (Pancasila dan UUD1945) demi kepentingan diri dankelompoknya sendiri. Mereka punmenempuh jalan politik (jabatanpolitik, penyelenggara negara) untuk memperkaya diri. Tak kecuali,birokrat, politisi, para cendekiawan,kalangan profesional, hakim danpengusaha memasuki gelanggangpolitik untuk memperkaya diri.Selain karena didorong oleh ketamakan, juga sebagai konsekuensidari marak dan mahalnya politikpencitraan yang berorientasi (memikirkan) pemilu mendatang. Sangat sedikit yang sungguh-sungguhmemikirkan kepentingan rakyat dangenerasi mendatang.Para politisi dan pejabat negara saat ini seolah-olah sudah sepakatYBERITA UTAMAJoko Widodo Suryadharma Ali Prabowo Subianto
                                
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13