Page 12 - Majalah Berita Indonesia Edisi 92
P. 12
12 BERITAINDONESIA, Feb-Maret 2014BERITA UTAMAZkan partai lain; berbeda denganPrabowo yang sudah harga matisebagai satu-satunya Capres PartaiGerindra. Pemberitaan cacat masalalunya, tak menjadi penghalangbagi Prabowo untuk maju sebagaiCapres. Terlihat dari iklan-iklan yangmenggambarkan ’kenegarawanannya’ yang secara berkala ditayangkan sejak beberapa tahun terakhirini. Dan, tampaknya publik jugabanyak yang tidak mau tahu (ataugampang lupa) atas pemberitaan jejak rekamnya yang terkait penculikan aktivis dan ‘pembiaran’ kerusuhan (tragedi) Mei 1998. Setidaknya hal ini terlihat dari hasil surveiberbagai lembaga survei yang konsisten menempatkannya di posisidua dan tiga teratas. Bahkan jikaJoko Widodo (Jokowi) tidak diikutkan dalam survei, Prabowo menempati posisi teratas.Beberapa nama juga telah diliriklirik bakal jadi Cawapresnya. Semula, Gerindra tampak berharap bisamenggaet Puan Maharani atau Jokowi (PDIP). Tapi kemungkinan initampaknya semakin jauh, akibat’traumatis’ PDIP pada proses pengusungan pasangan Capres-Cawapres pada Pilpres 2009 lalu, halmana PDIP merasa terlalu didiktepartai yang lebih kecil. Kecuali Gerindra bisa mengungguli PDIP dalam Pileg. Suatu hal yang tampaknya sangat sulit. Maka, pantas mulaiterlihat kecenderungan Gerindraakan berkoalisi dengan PAN dan PD,mengusung pasangan PrabowoHatta Rajasa atau Pramono. Ataukoalisi Gerindra-PKS, dimana Prabowo akan disandingkan dengansalah satu bakal Capres PKS yangtelah ditetapkan Dewan Surya PKSyakni Hidayat Nur Wahid, AnisMatta dan Ahmad Heryawan, menjadi Cawapres.Begitu pula Partai Hanura yangbelakangan seperti bangkit kembalidari kelesuan setelah adanya tambahan darah baru dengan masuknya pemilik Grup Media MNC HaryTanoesoedibyo. Bahkan Hanura telah dengan percaya diri mendeklarasikan pasangan Capres/Cawapressendiri Wiranto-Hary Tanoe. Suatu‘keberanian’ yang sempat dianggapbeberapa pihak sebagai tindakanbunuh diri. Namun, tampaknya Hanura justru amat percaya diri, akandapat meraih 20% kursi DPR, sebagai syarat untuk bisa mengusungpasangan Capres-Cawapres sendiri.Kepercayaan diri Hanura mengusung Wiranto-Hary Tanoe (Win-HT)tersebut terlihat juga dari iklan-iklanpasangan ini di beberapa media yangdimiliki Hary Tanoe, MNC Grup, diantaranya RCTI, Global, MNC (TPI),Indovision, Okezone dan Koran/Majalah Sindo. Hampir sama sepertiAburizal (TvOne) dan Surya Paloh(MetroTv), Win-HT juga tak sungkanmengiklankan diri dengan memosisikan diri sebagai tokoh partai yangamat peduli pada rakyat dan berjiwanegarawan. Masa lalu Wiranto yangterkesan ‘membiarkan’ terjadinyaTragedi Mei 1998 dan menggerakkanPamswakarsa yang kemudian bermetamorfosa menjadi ormas keagamaan radikal, tampaknya tidak jadipenghalang bagi duet Win-HT untukmemosisikan diri dalam iklan-iklannya sebagai negarawan. Dan ternyata, elektabilitas Hanura dan Wiranto memang cenderung naik. Kendati berbagai survei masih menempatkan elektabilitas Hanura denganperolehan suara di kisaran 7-12%.Jika melihat beberapa hasil surveitersebut, kemungkinan Hanura tidak bisa mengusung Capres-Cawapres dari internal partai sendiri.Harus berkoalisi dengan partai lain.Jika perolehan suara Hanura mendekati satu digit, kemungkinan akanmampu menggalang koalisi denganbeberapa partai menengah dan kecilyang perolehan suaranya di bawah7%. Wiranto sendiri memiliki kedekatan dengan beberapa petinggiPKS, sehingga sangat membukakemungkinan akan mengajak PKSberkoalisi. Juga partai-partai berbasis massa Islam lainnya kemungkinan akan diajak bergabung, sepertiPAN, PPP dan PBB. Tapi, hal inimasih menyimpan pertanyaan pelik: Apakah HT juga akan mengerahkan kekuatan materinya jika diatidak jadi diusung sebagai Cawapres? Rasanya, amat muskil! Seorang pengusaha (yang belum negarawan) sudah terbiasa melihatsesuatu dari sudut untung-rugi.Di sisi lain, partai-partai berbasismassa Islam, PPP, PAN, PKB, PKSdan PBB, juga telah ‘mendeklarasikan’ Capresnya masing-masing. PPPtelah secara bulat dalam Mukernasdi Bandung (9/2/2014) lalu meminta kesediaan kader terbaiknya (ketua umumnya) Suryadharma Alimenjadi Capres atau Cawapres.Jauh sebelumnya, PAN telah menetapkan ketua umumnya Hatta RaSutiyoso Hidayat Nur Wahid Yusril Ihza Mahendra