Page 47 - Majalah Berita Indonesia Edisi 92
P. 47
BERITAINDONESIA, Feb-Maret 2014 47Y BERITA KOTAfoto: reproGRAFITISeni di Tempat PublikJika kita melintasi beberapa sudut jalan di perkotaan,kita bisa menjumpai coret-coretan berupa tulisan ataugambar yang mengandung pesan dari pembuatnya.eperti di beton penyangga flyover di perempatan lampumerah Jalan Pancoran Jakarta Selatan atau Jalan JenderalSudirman, Jakarta Pusat. Salah satualiran dari seni jalanan (street art) inidikenal dengan nama grafiti. Grafitiberasal dari kata graffito, bahasaItalia. Dalam bahasa Inggrisnya adalah graphic dan dalam bahasa Yunanigraphein, yang artinya “menulis”.Grafiti merupakan coretan-coretanpada dinding yang menggunakankomposisi warna, garis, bentuk, danvolume untuk menuliskan kata, simbol, atau kalimat tertentu. Alat yangdigunakan pada masa kini biasanyacat semprot kaleng. Sebelum cat semprot tersedia, grafiti umumnya dibuatdengan sapuan cat menggunakan kuas atau kapur.Sebelum grafiti era modern berkembang di Amerika dan Eropa padadekade 60-an, sebenarnya seni coratcoret ini telah dimulai jauh berabadabad sebelumnya. Sejarah mencatat,grafiti telah dikenal sejak zamanmanusia purba. Di masa itu, merekamenggunakannya sebagai saranamistisme dan spiritual untuk membangkitkan semangat berburu. Perkembangan grafiti berikutnya terjadidi zaman Mesir Kuno. Hal ini diperlihatkan dengan adanya peninggalanberupa lukisan di dinding piramida.Lukisan ini mengomunikasikan alamlain yang ditemui seorang pharaoh(firaun) setelah dimumikan.Grafiti mulai digunakan sebagaiwadah untuk mengekspresikan ketidakpuasan pada zaman Romawi dengan bukti adanya lukisan di dindingbangunan yang ditemukan di reruntuhan kota Pompeii, lukisan itu berisisindiran terhadap pemerintah. Sementara di Roma sendiri, grafiti dipakai sebagai alat propaganda untukmendiskreditkan pemeluk Kristenyang pada zaman itu dilarang kaisar.Namun, dalam perkembangannyaaksi ini kemudian berubah fungsimenjadi seni.Jenisnya pun bervariasi, mulai dariGraffiti tagging yang hanya berupatanda tangan sang seniman di tempattempat di seluruh kota ; Graffiti Bombing yang sering disebut sebagai kegiatan vandalisme, karena biasanyabomber (sebutan untuk orang yangmelakukan bombing) meletakkan logoatau tandanya di tempat-tempat milik orang lain (tanpa ijin). Bentukbombing bisa bermacam-macam, namun semuanya terjadi secara ilegal,dan Graffiti berdasar tempat, biasanyadi luar negeri tempat pertama yangjadi sasaran para pembuat grafitiadalah subway, terutama di daerahNew York, AS.Dewasa ini, grafiti tidak hanyadigunakan sebagai sarana untukmengekspresikan ketidakpuasan terhadap keadaan sosial, namun jugadapat dimanfaatkan untuk kepentingan komersial. Misalnya perusahaanyang baru saja mengeluarkan sebuahproduk menggunakan jasa para seniman grafiti untuk mempopulerkanproduknya lewat lukisan grafiti dibeberapa titik kota yang strategis.Pesan moral kepada masyarakat pundapat dituangkan dalam bentukgrafiti, seperti grafiti yang berceritatentang bahaya narkoba, seks bebas,antikorupsi, dan sebagainya.Secara kualitas, dari masa ke masaseni grafiti di Indonesia mengalamipeningkatan pesat. Dari yang hanyasekadar coretan asal jadi bernuansahitam putih, kini sudah berkembangke sebuah detail yang sangat menarikdengan corak warna yang sempurna.Media yang digunakan pun tak hanyaterbatas pada tembok tapi bisa juga dibadan kendaraan, papan seluncur,boneka kayu, piringan hitam, bahkanpenggorengan.Mengenai karya seni ini, ada duapandangan yang berbeda. Grafitiuntuk sebagian orang merupakankarya seni yang mengandung nilaiestetika yang tinggi. Sementara sebagian yang lain menyebut grafiti adalah visual sampah yang hanya bersifat merusak, mengganggu keindahan, dan mengotori kota sehingga berdampak pada tingginya biaya pemeliharaan kebersihan kota.Padahal keberadaan grafiti di jalanan dinilai lebih bermanfaat karenamemiliki unsur seni juga sarat akanmakna jika dibandingkan denganpemasangan poster-poster iklan produk atau foto-foto caleg yang banyakdipasang di tembok-tembok kota, haltedan tempat-tempat umum lainnya.Di samping itu, grafiti saat ini tak lagihanya dipandang sebagai karya orang-orang jalanan. Komunitas-komunitas seniman grafiti pun sudah banyak bermunculan.Sayangnya, para seniman grafitiitu belum mendapatkan ruang yangmemadai dalam menyalurkan hobinya. Dukungan pemerintah daerah,seperti Pemda DKI Jakarta misalnya,dianggap masih minim. Mereka harusmemendam niat mereka untuk mengekspresikan kecintaannya pada karyaseni grafiti sekaligus menghibur danmenyampaikan pesan kepada orangorang di jalan karena mereka lebihsering harus berurusan dengan pihakaparat keamanan. ROYS