Page 49 - Majalah Berita Indonesia Edisi 94
P. 49


                                    BERITAINDONESIA, April 2015 49YBERITA HUMANIORAini mengarah pada kesenangan semata. Beberapa kesenangan di antaranya seperti pada kebutuhan akanbarang mahal, narkotika dan mengonsumsi alkohol. Perilaku hedonisinilah yang mungkin menyebabkanmengapa banyak pelaku begal adalahremaja bahkan anak di bawah umur.Kehidupan remaja yang terpengaruhbudaya konsumerisme dan materialisme mendorong mereka mencariuang dengan cara yang mudah.Apalagi industri gadget dan otomotif(sepeda motor) menjadi sebuah trenyang menurut mereka harus senantiasa diikuti.Menurutnya, remaja masih memiliki kepribadian yang labil dan mudahterpengaruh. Pergaulan yang burukdan kecenderungan menggunakannarkoba merupakan faktor pendorongremaja terlibat jaringan begal. Mereka yang sudah terbuai dan kecanduannarkoba akan melakukan segala carauntuk mendapatkan barang haramtersebut.Banyaknya pelaku begal dari kalangan pelajar mendapat perhatiankhusus dari Menteri Kebudayaan danPendidikan Dasar dan Menengah,Anies Baswedan. Saat menjadi pembicara pada Seminar PendidikanKarakter di Gedung KAA, Bandung(1/3/15), Anies mengatakan kekerasan yang terjadi pada kelompokanak muda bisa disebabkan olehberbagai faktor salah satunya videogame.Video game yang berisi aksi kekerasan dan banyak digandrungi anakanak diduga kuat menjadi salah satupemicu maraknya aksi begal yangdilakukan sekelompok anak muda Indonesia. Keberadaan video game berisikekerasan luar biasa massif. Akibatpengaruh video game kekerasantersebut, anak-anak seringkali tidakbisa membedakan mana kekerasanyang virtual dengan kekerasan yangnyata.Anies menjelaskan, anak-anakbelum memahami secara utuh batasan-batasan benar-salah, boleh-tidakboleh, menyakiti-tidak. Terutamadampak tindakan tersebut terhadapdirinya ataupun orang lain untukjangka waktu jauh ke depan. Selainitu, usia anak dalam masa perkembangan masih rentan untuk membedakan maya dan nyata.Sayangnya baik film, sinetron,ataupun permainan banyak yangmenampilkan adegan kekerasan secara vulgar yang seolah mengajaripenontonnya untuk bisa melakukanhal tersebut. Celakanya, sinetron danvideo game bisa dianggap sebagaifaktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan sebagian anak-anak.Oleh karena itu, orang tua, guru,lingkungan sekitar baik di rumahmaupun di sekolah harus bijak dalammemilih tontonan dan permainanyang baik serta mendidik bagi anakanaknya. Ia juga meminta agarlingkungan sekolah mulai dari kepalasekolah, guru bimbingan konselingdan wali kelas agar jeli dan tegasterkait kasus kekerasan.\ akan mendukung kepala sekolah yang berani bertindaktegas terhadap munculnya kekerasan dan bila ada masalah maka bukanhukuman tapi kedisiplinan bersamaorang tua, karena yang menanganidi rumah adalah orang tua,\Hal senada diungkapkan KepalaSekolah SMA Kolese Kanisius, EduRatu Dopo. Sekolah dinilai memilikiperan dalam mencegah remaja agartidak telibat dalam aksi begal. Sekolahjuga berperan menanamkan nilainilai yang baik dan buruk. Bila tidak,para remaja akan menghalalkansegala cara untuk mendapatkan apayang mereka inginkan. Terlebih, pararemaja memiliki kebutuhan aktualisasi diri.Sebagai contoh, Edu menjelaskanbahwa di SMA Kolose Kanisius, siswadilarang keras untuk mencontek. Bilakedapatan mencontek, siswa tersebutakan langsung dikeluarkan. Hal inidilakukan untuk mengajarkan nilainilai baik dan buruk, bukan hanyasecara teori tetapi juga secara konkret.\ berperan mengajarkanmereka menjadi orang terhormat,menjadi orang yang punya pride kalaudia berusaha dengan cara-cara yangterhormat pula,\mui Berita Indonesia (11/3/15).Kendati demikian, Edu menekankanbahwa agen pendidikan yang palingutama ialah orangtua dan lingkunganremaja itu sendiri. \tidak diperhatikan, bagaimana mengharapkan sekolah? Sementara kurikulum kita ini kan di atas kertas bagussekali, tapi dalam pelaksanaannyaada gap antara yang seharusnyadilakukan dan kenyataan,\Tindakan jangka pendek untukmenghentikan para begal ini adalahintervensi dari pihak yang berwajib.Intervensi bukan hanya dilakukansecara penegakan hukum, melainkanjuga memberikan solusi terhadapalasan utama mereka menjadi begal.Achmad menilai positif hukumantembak di tempat yang dilakukankepolisian saat melakukan penangkapan begal. Menurut dia, aksi tegasuntuk menghukum begal juga diperlukan.Kepolisian merilis ada enam kelompok begal sadis yang berkeliaran diJakarta. Keenam sindikat itu kebanyakan berasal dari luar Ibu Kotaseperti Lampung, Depok dan Bogor.Polisi telah melakukan pelbagai upayameminimalisir aksi begal di Ibu Kota.Salah satunya dengan melakukanrazia di setiap penjuru wilayah dansekitar Jakarta.Para begal yang tertangkap diancam hukuman cukup berat, yaitu 15tahun penjara. Pada kenyataannya,pelaku hanya dipenjara tak kurangdari 5 tahun. Namun, hukuman yangberat sekalipun masih memiliki celahbagi begal untuk beraksi kembali. Jadiuntuk memberikan efek jera, tidakbisa dilihat dari berat ringannyahukuman. Hukuman perlu diberikansecara berkelanjutan. Artinya selamamenjalani hukuman penjara, parabegal juga dibekali dengan pendidikanuntuk mengubah pola pikir.Selain itu, memberikan lapanganpekerjaan dan pendidikan bagi parabegal harus dilakukan jika inginmenuntaskan \mang, diakui Achmad, solusi tersebuttidak dapat memberikan hasil yanginstan.Sedangkan Gubernur DKI JakartaBasuki Tjahaja Purnama, akrabdisapa Ahok, mempunyai cara untukmengatasi aksi begal di Ibu Kota.Caranya, dengan memasang ClosedCircuit Television (CCTV) di seluruhpenjuru Jakarta. Ahok menargetkanpemasangan 2.500 CCTV sampaiakhir tahun 2015. Menurut Ahok,kamera pengintai diperlukan karenaluasnya wilayah Ibu Kota serta minimnya pengawasan yang dilakukanaparat. Pengawasan lewat CCTV inidiharapkan membantu kepolisianuntuk menekan kasus pembegalandan nantinya bisa menekan tindakkriminalitas di Ibu Kota. „ DHE
                                
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53