Page 47 - Majalah Berita Indonesia Edisi 94
P. 47
BERITAINDONESIA, April 2015 47YBERITA HUMANIORAAbdurrachman menyebutkan sepanjang 2014, sedikitnya ada enamlaporan yang diterima oleh Kompolnas, di mana perempuan yang melaporkan justru menjadi tersangka.Menurut dia, hal ini tidak terjadi jikapenyidik mau berempati bahwa korban adalah orang yang menderita. Iajuga menyayangkan cara pandangkepolisian yang menilai korban sebatas saksi. Padahal, kata Hamidah,semestinya kasus akan selesai jikatersangka sudah diproses.Sedangkan secara global, menurutdata yang dilansir PBB, lebih 35persen perempuan dilaporkan pernahsekali mengalami aksi kekerasan fisikatau seksual dalam hidupnya. Bahkandi sejumlah negara bisa mencapai 70persen. Data lainnya menyebutkanbahwa sekitar 140 juta anak perempuan mengalami mutilasi genital danlebih 30 juta anak perempuan terancam mengalami hal yang sama.Sedikitnya ada enam negara yangterkenal dengan kekerasan padaperempuan yakni Nigeria, Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, Pakistan, India, dan Somalia.Di Nigeria, dua dari tiga perempuanmengatakan mereka menjadi korbankekerasan dalam rumah tangga.Perempuan Nigeria banyak yangdipukuli, diperkosa, dilecehkan baiksecara mental, seksual, dan psikologisoleh laki-laki di negara ini. Sementaradi Afghanistan, awalnya perempuanbebas untuk bekerja dan mendapatkan pendidikan yang layak di negaraini. Namun ketika Taliban berkuasa,hak mereka dibatasi. Perempuantidak diperbolehkan meninggalkanrumah tanpa ditemani anggota lakilaki dari keluarga mereka. Sekitar87% dibiarkan buta huruf, dan 70-80% dipaksa menikah. Kondisi kesehatan yang buruk juga membuatkehamilan dan kelahiran anak menjadi berbahaya bagi perempuan Afghanistan. Jumlah kematian perempuan ketika hamil dan 42 hari setelahkeguguran mencapai 400 dari100.000 (bandingkan dengan Inggrishanya 8). Di samping itu, tingkatKDRT sangat tinggi.Sedangkan Republik DemokratikKongo terkenal sebagai salah satunegara dengan tingkat kekerasanbermotif seksual paling tinggi didunia. American Journal of PublicHealth memperkirakan, 1.150 perempuan diperkosa tiap hari di negara ini,yang berarti 420.000 per tahun.Kondisi kesehatan perempuan jugasangat buruk, 57% perempuan hamildinyatakan menderita anemia ataukekurangan sel darah merah.Sementara di Pakistan, perempuantidak bisa berbuat apa-apa tanpa izindari ayah, saudara, atau suaminya.Nikah paksa, disiram air keras, pemerkosaan dan pembunuhan terhadapperempuan kerap terjadi di Pakistan.Bila kasus yang menimpa perempuandibawa ke ranah pengadilan, hakimkerap memperlakukan mereka dengan tidak hormat. Menurut KomisiHAM Pakistan, per tahun lebih dari1.000 anak dan perempuan jadikorban pembunuhan demi kehormatan dan 90% perempuan mengalami kekerasan domestik.Begitu pula dengan India. Walaupun jadi negara demokrasi terbesar didunia, namun pemerkosaan massalserta pembunuhan korban bisa membuat India jadi tempat yang sangatberbahaya bagi perempuan. Penelitimemperkirakan, sekitar 50 juta kasuspembunuhan anak atau janin terjadidalam tiga dekade terakhir. Jumlahanak yang dipaksa menikah danpenjualan manusia juga sering terjadi. Sedangkan bagi perempuan diSomalia, hamil adalah ketakutanterbesar mereka. Dengan tidak adanya fasilitas medis, kelahiran seorangbayi sering mendatangkan kematian.Ketakutan lainnya adalah perkosaan,mutilasi genital dan kawin paksa.Sekitar 95% perempuan Somaliamenghadapi mutilasi genital padausia sekitar 4-11 tahun. Dalam usiamelahirkan, hanya sekitar 9% perempuan dapat melahirkan dengan fasiPROTES: Kaum perempuan meneriakkan slogan saat melakukan protes di New Delhi, India. litas medis memadai. RIEBERBAHAYA: Pemerkosaan massal serta pembunuhan korban bisa membuat India jaditempat yang sangat berbahaya bagi perempuan.