Page 20 - Majalah Berita Indonesia Edisi 98
P. 20
20 BERITAINDONESIA, Edisi 98 BERITA SEJARAHSyaykh Al-Zaytun AS Panji GumilangSyaykh Al-Zaytun dalam Khutbah Idul Adha 1439 H di Masjid Al-Hayat, Rabu, 22/8/2018, mengajak semua jamaah untuk merenungi makna dari kemerdekaan, yang kita telah memperingati ke-73 kalinya, yang maknanya Indonesia Raya ini telah mencapai umur 73 tahun sebagai bangsa yang merdeka, negara yang merdeka, berdaulat defacto dan dejure, negara yang punya kebebasan bergerak, mengikuti musyawarah-musyawarah nasional, program-program dasar yang telah dimiliki oleh negara kita Republik Indonesia ini.Khotib membagi riwayat menempuh kemerdekaan tersebut menjadi beberapa bagian: Satu bagian pada zaman kolonialis Belanda dan kawan-kawannya; Satu bagian lagi hengkangnya kekuasaan Belanda dari negara yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia sejak 28 Oktober 1926 M, kemudian datangnya imperialis baru yang lebih tepat disebut agresor Jepang; Kemudian masuk kembali satu fase (ketiga) adalah fase agresi Belanda terhadap negara merdeka defacto dan dejure RI; Lalu fase perpindah an kekuasaan dari agresor Belanda kepada pemerintahan RIS yang hakekatnya adalah kepanjangan tangan dari negara Belanda; Kemudian fase bubarnya negara RIS dan beban-beban dari pemindahan kekuasaan setelah bubarnya RIS ditanggung oleh RI yang baru merdeka dengan beban yang sangat besar baik dihitung hari ini apalagi kalau dihitung mundur; Kemudian selanjutnya hari ini kita bisa menafsirkan masing-masing.Belanda datang ke Indonesia, yang ketika itu belum bernama Indonesia, yang ke tika itu masih bernama raja-raja (keraja an) maupun sultan-sultan (kesultanan). Belanda dengan VOC-nya mendirikan sebuah kota modern ketika itu bernama Batavia.RI Merdeka dengan KecerdasanRepublik Indonesia merdeka dengan otak, kecerdasan dan diplomasi, bukan dengan fi sik atau otot. Hebatnya lagi, Belanda dikalahkan pemuda dengan diplomasi, sekali pun punya hutang besar. Hebat Indonesia. Siapa bilang Indonesia lemah? Pemuda Indonesia menghancurkan ABDACOM (American–British–Dutch–Australian Command), menghancurkan imperialis. Namun Bung Karno mengingatkan melawan musuh itu mudah, yang susah itu jika musuh dari dalam. Maka, hati-hati mempertahankan kemerdekaan.KHUTBAH ID-ADHA:Khutbah Idul Adha Syaykh AlZaytun AS Panji Gumilang:Sejarah Kemerdekaan Republik Indonesia