Page 22 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 11
P. 22
22 TokohIndonesia, Volume 11Guna membangun dunia pertaniankita yang telah sangat tertinggaldibandingkan dengan negara-negaratetangga, diperlukan insentif berupaharga produk pertanian yang baik. Caraini ditempuh oleh semua negara yangsukses dalam pertanian seperti Jepang,Thailand, Eropa, Amerika Serikat, dansebagainya.Dengan harga produk pertanian yanglebih baik, petani dapat hidup lebihsejahtera dan produksi meningkat. Olehkarena jumlah petani kita mencakupsekitar 52% populasi masyarakatIndonesia, maka sejahteranya petaniadalah sejahteranya Indonesia.Dengan harga produk pertanian yangbaik, tingkat kesejahteraan pendudukdesa akan meningkat dan desa-desakita akan terbangun. Dengan demikianakan terjadi peningkatan permintaanproduk barang dan jasa yang signifikandan industri di perkotaan akanberkembang dengan lebih pesat.Dengan stimulus harga, maka petaniakan terpacu untuk lebih produktifsehingga volume produksi akanmeningkat. Di sisi lain akan terjadiproses diversifikasi pangan yang akanmengurangi ketergantungan kita padaberas.Dengan jumlah penduduk yangsangat besar, utang negara yang besar,potensi pertanian yang juga besar, danseiring dengan pertambahan populasidunia yang pada gilirannya berdampakpada peningkatan permintaan produkpangan, maka kebijakan pangan negarakita perlu diarahkan pada dua tahap;yaitu pertama mengejar swasembadadan setelah itu kita memasuki tahapmenjadi negara eksportir pangan.M-TI: Apa yang Anda maksuddengan kemandirian bangsa itu?SIS: Kemandirian adalah salah satuunsur penting berbangsa yangmemberikan kebanggaan pada warganegaranya, dan itulah hal yangsementara ini hilang dari diri kita.Dengan kemandirian itulah eksistensibangsa dan standar kesejahteraan yangtinggi dari setiap warga negara dapatdijamin pencapaiannya. MembangunKemandirian Bangsa juga memiliki artimeningkatkan integritas dan kapabilitasbangsa untuk dapat secara cerdasmenentukan pilihan dan mewujudkancita-cita membangun negara modern,yang bertumpu pada kemampuannyasendiri, seraya mewujudkan dirinyasebagai bagian dari dunia internasionalyang dihormati oleh bangsa dan negaranegara lain. Kemandirian dengansemangat globalisasi dan modernisasi.Meningkatnya utang luar negerisebagai sumber pembiayaan negara disatu sisi dan impor bahan pangan yangsemakin meningkat di sisi lainnya,menggambarkan situasi yangmembingungkan. Di satu sisi kitakekurangan devisa untuk membangunnegara tapi di sisi lain kitamenghamburkan devisa untuk bahankonsumsi yang sebenarnya dapat kitabuat sendiri.Kedua hal itu juga menunjukkanbetapa kita saat ini belum memilikiorientasi sebagai bangsa dengan etosekonomi yang hemat devisa dan etosmembangun ekonomi yang kuat danmandiri agar memiliki martabat dikalangan bangsa-bangsa di dunia.Bangsa dengan etos ekonomi mandiritidak membelanjakan devisa yangdiperoleh dengan susah payah ituuntuk membeli bahan pangan selamaproduk itu dapat diproduksi sendiri.Negara yang bersemangat membangunmasa depan, kebanyakan menggunakandevisanya untuk menambah physicalasset dan kegiatan pendidikan, dantidak menggunakannya untukkonsumsi. Bangsa yang bersemangatmandiri akan meningkatkan produksisebagai solusi kekurangankebutuhannya, dan bukan dengan caragampang mengimpornya.Salah satu hal yang merisaukan kitaadalah munculnya gejala yang kuatbahwa kita telah masuk dalam jebakanutang (debt trap) luar negeri; menjadinegara yang tergantung pada hutangluar negeri, dan karenanya kebijakannasionalnya harus mengikuti saransaran pemberi pinjaman. Setidaknyaada dua dimensi persoalan yang terkaitdi situ. Pertama adalah dari sisi politik,makna kedaulatan kita sebagai bangsaberkurang. Kedua, secara ekonomi,upaya kita untuk menjadi bangsa yangsejahtera dan mandiri di masa depanberada dalam ketidakpastian.Hidup dalam aturan-aturan duniayang semakin liberal yang kurangmemperhatikan pemberdayaan negaranegara yang lemah memang akansemakin membuat kuat negara-negaramaju dan semakin membuat negaranegara lemah menjadi semakinSISWONO MENGAMATI CARA KERJA MESIN GILING PADI Q e-ti/btQ W A W A N C A R AQ SISWONO YUDO HUSODO Q SEJAHTERA PETANI SEJAHTERA INDONESIA22 TokohIndonesia, Volume 11

