Page 64 - Majalah Tokoh Indonesia Edisi 24
P. 64
64 Q TokohINDONESIA 24 THE EXCELLENT BIOGRAPHYETITokohINDONESIAdiajak berperan serta dengan mendirikan Yayasan Dana SejahteraMandiri disingkat YDSM dan populer dengan sebutan YayasanDamandiri pada 15 Januari 1995. Akte pendiriannya ditandatanganiHM Soeharto, Prof.DR.Haryono Suyono, Sudwikatmono dan SudonoSalim. Sementara Badan Pengurus, antara lain HM Soeharto (Ketua),Prof. Dr. Haryono Suyono (Wakil Ketua I), Soedono Salim (WakilKetua II), Sudwikatmono (Wakil Ketua III) dan Drs. SubiaktoTjakrawerdaja (Sekretaris).Dana awal Yayasan disumbang oleh para pendiri. Kemudian parapengusaha dan mereka yang mempunyai keuntungan di atas Rp 100juta per tahun diajak untuk rela memberi sumbangan bagi usahausaha pengentasan kemiskinan untuk keluarga-keluarga kurangmampu di luar desa tertinggal.Dana sumbangan itu dikumpulkan oleh Yayasan Damandiri dandisimpan pada PT BNI, kemudian disalurkanpada kelompok-kelompok UsahaPeningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera(UPPKS) dalam bentuk Kredit Usaha KeluargaSejahtera (KUKESRA). Pinjaman dantabungan yang dilakukan kelompokkelompok UPPKS, dilayani oleh PT PosIndonesia.Visi yayasan ini adalah menggerakkankepedulian dan kebersamaan masyarakatuntuk membantu pemerintah dalampenanggulangan dan pengentasankemiskinan di Indonesia. Jadi,Yayasan DanaSejahtera Mandiri menjadi wadah bagimasyarakat untuk bergotong royong danbermitra usaha guna mewujudkan tingkatkesejahteraan sejati dan taraf hidup mandiridari keluarga keluarga Prasejahtera,Sejahtera I atau keluarga kurang mampu.Sedangkan misinya antara lain turutberperan serta bersama pemerintah danmasyarakat dalam membangun keluargakeluarga Indonesia agar dapat berperansebagai subyek pembangunan yang handal.Museum dan YDGRKYayasan ini didirikan untuk membangun museum souvenir yangberasal dari luar negeri di areal TMII, Jakarta. Museum itu tidak menjadimilik pribadi, tapi menjadi milik masyarakat, untuk dinikmatimasyarakat. Pengeluaran untuk ini ‘kan berat, tidak mungkin ditutupioleh pendapatan. Jadi dewan penyantun memberikan dukungan kepadamereka dalam jumlah yang tidak sedikit.Yayasan Dana Gotong Royong Kemanusiaan (YDGRK) membantudalam kejadian musibah-musibah banjir, kebakaran dan sebagainya,yang memerlukan bantuan segera. Yayasan selalu mendahulukan agarbantuan segera dapat diberikan sambil menunggu bantuan-bantuanlain.Karena Ibu Tien sudah tidak ada, kepemimpinan YDGRK dilanjutkanoleh Ibu Umar Wirahadikusumah, sementara saya diminta ikut. DariPelindung, saya menjadi Ketua II (tertawa).Yayasan Ibu Tien dan MangadegYayasan Ibu Tien Soeharto didirikan oleh anak-anak untukmenghormati jasa-jasa Ibu. Anak-anak itu berpendirian untukmelakukan kegiatan-kegiatan sosial. Antara lain bercita-cita untukmembangun masjid di TMII. Sementara Yayasan Mangadegdimaksudkan untuk membangun dan memperbaiki makam-makamleluhur, seperti makam Pangeran Samber Nyowo dan lain-lain. Ketuasehari-harinya adalah Sukamdani Sahid Gitosardjono.Bukan Milik SayaSemua yayasan itu, tidak ada yang milik saya, milik keluarga jugatidak, milik pengurus juga tidak, melainkan semuanya milik yayasan,yang tujuannya sudah jelas, sosial. Terhadap yayasan-yayasan yangsaya ketuai, atau saya jadi pelindungnya, silahkan dilakukan penelitianoleh kejaksaan. Silahkan.Seperti Rumah Sakit Harapan Kita, walaupun sudah diberi penjelasanoleh Sdr.dr.Roesmono, tapi tidak mau mengerti. Padahal dr.Roesmonoitu sekaligus Sekretaris Dewan Penyantun RS itu, tapi memang ada sajayang nggak mau mengerti.T: Bagaimana mengenai Kebun Buah Mekarsari?Kebun Buah Mekarsari di Cileungsi itu adalah milik perseroan yangdidirikan oleh yayasan-yayasan. Jadi, perseroan itu juga bukan milikkeluarga. Kebun itu dibangun untuk melestarikansemua sumber-sumber hortikultura, buah-buahanyang menjadi kekayaan negen kita yang perludiperhatikan. Buah-buahan itu perlu untukkebutuhan dalam negeri dan ekspor.T: Bagaimana mengenai Keppres terakhir yangtidak membolehkan lagi yayasan-yayasanmemperoleh sumber dana berdasarkan keputusanpemerintah?Ya, itu, terserah mereka. Sumber-sumber yangdisangka memberatkan lalu distop, ya silahkan.Tidak menjadi apa (tertawa).T: Jadi tidak bisa bersedekah lagi?Ya, itu! Kalau mau bersedekah mau lewat mana?Maksudnya, sebagian mereka ingin bersedekahkemudian distop, bagaimana? Kembali ditanyakepada masjid, bagaimana itu? Terserah.T: Tidak terganggu Pak ?Tidak akan terganggu, karena memang adadepositonya dan sumber-sumber yang baru,sedekah dari masyarakat. Dana yayasan-yayasanitu bergulir. Bila perlu, silahkan mengawasi danmengarahkan penggunaannya, karena maksudnyakan untuk sosial. Jadi tanggungan saya. Kalau pemerintah sekarangbelum ada anggarannya untuk itu, ya dibantu oleh masyarakat.T: Jadi tidak ada keinginan untuk menghentikannya Pak?Terus! Terus! Malah bantuan dinaikkan. Kecuali kalau kekayaanyayasan itu dirampas.T: Apa saja pengalaman Bapak dalam memimpm yayasan yangbergerak di bidang sosial yang paling berkesan dan mungkin menyentuhsecara pribadi?Begini, ya, kalau menolong orang supaya dituliskan di atas pasir,sehingga cepat hilang. Tapi kalau ditolong orang, tulislah di batu,supaya jangan hilang. Jadi tulis di batu supaya merasakan telah ditolongdan akan mendorong diri sendiri ingin membantu orang lain. Itufalsafahnya.Pak Harto mengakui untuk menambah penghasilannya, sewaktumenjadi komandan di Solo, dia sempat beternak burung parkit untukdijual. Dalam menernakkan parkit itu, Pak Harto selalu melakukaninovasi. “Karena jawawut mahal, makannya saya ganti beras merah,hasilnya cukup bagus,” ungkapnya sambil senyum mengingat masalalu itu.Namun masalah keuangan (penjualan) Pak Harto tak pernahmengurusinya. Masalah ini ditangani Ibu Tien bersama Hedijanto, yangkemudian menjadi bendahara di yayasan Dharmais.Ditambahkannya bahwa kehidupan keluarga prajurit waktu lalu itususah. “Ibu Almarhumah (Ibu Tien) malah sempat ngempit batik,”ujarnya mengungkap-kan masa lalu penuh dengan kesulitan. U mti/soehartocenter.com/ch robin SimanullangHM SOEHARTO:“Kalau menolongorang tulislah diatas pasir,sehingga cepathilang. Tapi kalauditolong orang,tulislah di atasbatu, supayajangan hilang.”64 Q TokohINDONESIA 24 THE EXCELLENT BIOGRAPHYETITokohINDONESIA SOEHARTO