BIOGRAFI TERBARU

Continue to the category
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
More
    31.1 C
    Jakarta
    Populer Hari Ini
    Populer Minggu Ini
    Populer (All Time)
    Ultah Minggu Ini
    Lama Membaca: < 1 menit
    Lama Membaca: < 1 menit
    Lama Membaca: < 1 menit
    Lama Membaca: < 1 menit
    BerandaLorong KataCinta yang Berganti Tugas

    Cinta yang Berganti Tugas

    Tentang kasih yang tidak hilang, hanya berubah bentuk menjadi nilai.

    Tulisan ini bagian dari sistem kesadaran reflektif RielNiro 📷Sistem Sunyi
    “...”
    Lama Membaca: < 1 menit

    Orbit Eksistensial-KreatifMetafisik-Naratif

    Tidak semua cinta ditakdirkan untuk tetap menjadi rasa. Sebagian lahir untuk mengantar kita menuju sesuatu yang lebih dalam, tempat di mana kasih berhenti menjadi perasaan dan mulai menjadi kesadaran.

    Inti Makna Tulisan
    Cinta tidak selalu harus dipertahankan sebagai rasa. Kadang, ia berganti tugas menjadi nilai. Menuntun manusia untuk hidup dengan kasih, meski tanpa seseorang untuk dicintai. Dalam perubahan bentuk itu, cinta menemukan keabadiannya.

    Ada waktu ketika cinta berhenti menuntut balasan. Ia tak lagi menunggu pesan dibalas, tak lagi mengukur jarak, tak lagi takut hilang. Karena ia telah berganti tugas: dari ingin memiliki, menjadi ingin memahami.

    Cinta yang berganti tugas tidak mati; ia matang. Ia menemukan bentuk baru untuk tetap hidup. Menjadi doa, menjadi kerja, menjadi ketulusan yang melampaui hubungan. Ia berhenti memusat pada “kita,” dan mulai menegakkan “kebaikan.”

    Bagi banyak orang, ini terdengar seperti kehilangan. Tapi bagi yang pernah melewati badai batin, ini justru anugerah: kesadaran bahwa cinta sejati tidak membutuhkan peran untuk tetap berarti. Ia hanya berganti cara menyalakan cahaya.

    Cinta yang dulu hadir dalam bentuk manusia, kini tinggal sebagai nilai dalam diri. Ia tidak lagi datang lewat suara, tapi lewat keputusan-keputusan kecil yang tenang: memilih sabar, menahan diri, berbuat baik tanpa saksi. Dari sana, manusia belajar bahwa kasih sejati tidak memudar; ia berkembang menjadi moral, menjadi laku hidup.

    Dan ketika suatu hari rasa itu dikenang, yang muncul bukan perih, tapi hormat. Hormat kepada perjalanan batin yang membuat seseorang lebih sadar, lebih lembut, lebih benar. Karena cinta, bahkan yang tidak selesai, selalu meninggalkan sesuatu untuk diperjuangkan: ketulusan.

    Catatan

    Tulisan ini merupakan Esai Resonansi Sistem Sunyi: bagian dari zona reflektif yang beresonansi dengan inti Sistem Sunyi, sebuah sistem kesadaran reflektif yang dikembangkan secara mandiri oleh melalui persona batinnya, .

    Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: / Lorong Kata – TokohIndonesia.com.

    (Atur Lorielcide / TokohIndonesia.com)

     

    Kuis Kepribadian Presiden RI
    🔥 Teratas: Habibie (25.4%), Gusdur (17.6%), Jokowi (14.6%), Megawati (12.2%), Soeharto (10.2%)
    Artikulli paraprak
    Artikulli tjetër

    Populer (All Time)

    Terbaru