BIOGRAFI TERBARU

Continue to the category
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
More
    26.2 C
    Jakarta
    Populer Hari Ini
    Populer Minggu Ini
    Populer (All Time)
    Ultah Minggu Ini
    Lama Membaca: 2 menit
    Lama Membaca: 2 menit
    Lama Membaca: 2 menit
    Lama Membaca: 2 menit
    BerandaLorong KataYang Tenang Menangkap Cahaya

    Yang Tenang Menangkap Cahaya

    Tentang penerimaan sebagai wujud iman.

    Tulisan ini bagian dari sistem kesadaran reflektif RielNiro 📷Sistem Sunyi
    “...”
    Lama Membaca: 2 menit

    Orbit PsikospiritualMetafisik-Naratif

    Cahaya tidak datang kepada yang tergesa. Ia mendatangi yang tenang, yang cukup sabar untuk tidak menuntut penjelasan. Sebab iman bukan soal melihat lebih terang, melainkan berani tinggal di ruang remang tanpa kehilangan arah.

    Inti Makna Tulisan
    Yang tenang menangkap cahaya karena tidak lagi menolak gelap. Penerimaan adalah wujud iman yang paling sunyi. Keyakinan bahwa setiap hal punya waktunya, dan bahwa cahaya tak pernah absen bagi hati yang siap menunggu dalam diam.

    Ketenangan bukan berarti bebas dari gelisah. Ia lahir justru setelah seseorang berhenti melawan gelisahnya. Dalam keheningan yang diterima apa adanya, hati menemukan bentuk baru dari doa. Bukan memohon, hanya membuka.

    Ada waktu ketika segala upaya tak lagi membawa hasil. Di situ, penerimaan menjadi satu-satunya jalan yang masih utuh. Bukan menyerah, tapi berhenti menambah perlawanan. Karena pada akhirnya, yang diterima tidak lagi menyakitkan; yang ditolak justru menambah luka.

    Yang tenang mampu menangkap cahaya bukan karena lebih suci, tapi karena ia tidak lagi menutupi dirinya dengan keributan. Ia tidak mengubah arah angin, hanya menenangkan lautnya sendiri agar pantulan cahaya bisa terlihat.

    Iman tumbuh dari kesediaan tinggal dalam pertanyaan yang belum terjawab. Seseorang belajar percaya bukan karena tahu hasilnya, tapi karena merasa cukup dengan ketidaktahuan itu. Dalam ketenangan, makna tak perlu dipaksa datang; ia muncul sendiri seperti fajar di balik kabut.

    Ketenangan yang sejati tidak menolak gelap, ia merangkulnya sebagai bagian dari terang. Sebab cahaya tidak akan pernah dipahami tanpa bayangan yang menegaskannya. Maka yang beriman bukan hanya yang percaya pada terang, tapi juga yang tidak lari saat cahaya redup.

    Kadang, dunia tidak berubah setelah seseorang menjadi tenang, tapi cara memandangnya berubah total. Yang dulu tampak berat menjadi bagian dari keteraturan. Yang dulu terasa hilang ternyata hanya bersembunyi menunggu kesabaran.

    Dan di tengah diam itu, cahaya datang bukan sebagai kilau, melainkan sebagai rasa hangat di dada. Ia tidak menyilaukan, hanya menenangkan. Karena yang tenang tidak lagi mencari tanda; ia sudah menjadi ruang bagi cahaya itu sendiri.

    Catatan

    Tulisan ini merupakan Esai Resonansi Sistem Sunyi: bagian dari zona reflektif yang beresonansi dengan inti Sistem Sunyi, sebuah sistem kesadaran reflektif yang dikembangkan secara mandiri oleh melalui persona batinnya, .

    Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: / Lorong Kata – TokohIndonesia.com.

    (Atur Lorielcide / TokohIndonesia.com)

     

    Kuis Kepribadian Presiden RI
    🔥 Teratas: Habibie (25.4%), Gusdur (17.6%), Jokowi (14.6%), Megawati (12.2%), Soeharto (10.2%)
    Artikulli paraprak
    Artikulli tjetër

    Populer (All Time)

    Terbaru