Berjalan Tanpa Tujuan, Tapi Tidak Sia-Sia
Tentang kebebasan yang lahir dari penerimaan.
Orbit Eksistensial-Kreatif – Metafisik-Naratif
Kadang kita tidak tahu sedang menuju ke mana, tapi kaki tetap melangkah karena hati tahu: tidak semua perjalanan harus berujung pada hasil, ada yang hanya untuk menemukan diri.
Tidak semua jalan harus berujung. Kadang, yang terpenting bukan sampai di mana, tapi seberapa sadar kita berjalan sejauh ini.
Hidup modern terlalu terobsesi pada arah. Semua harus punya rencana, target, dan pencapaian. Namun di antara perhitungan itu, kita lupa bahwa tidak semua jalan harus membawa kita ke suatu tempat. Beberapa jalan hanya ingin kita berjalan, agar batin tetap hidup.
Berjalan tanpa tujuan bukan tentang kehilangan arah, melainkan tentang berani hadir di setiap langkah tanpa beban hasil. Karena justru ketika kita berhenti memaksa arah, kita mulai menyadari banyak hal yang selama ini luput dari pandangan.
Dalam Sistem Sunyi, berjalan tanpa tujuan adalah latihan kehadiran. Setiap langkah menjadi doa, setiap napas menjadi kesadaran. Dan di saat itu, hidup berhenti menjadi proyek. Ia berubah menjadi percakapan antara jiwa dan semesta.
Yang tenang dalam perjalanan tahu bahwa makna tidak selalu di ujung, kadang ia tersembunyi di setiap belokan kecil, di setiap persinggahan yang tak direncanakan.
Berjalan tanpa tujuan bukan berarti sia-sia, karena selama kita hadir sepenuhnya, setiap langkah sudah menjadi makna itu sendiri.
Catatan
Tulisan ini merupakan Esai Resonansi Sistem Sunyi: bagian dari zona reflektif yang beresonansi dengan inti
Sistem Sunyi, sebuah sistem kesadaran reflektif yang dikembangkan secara mandiri oleh Atur Lorielcide melalui persona batinnya, RielNiro.
Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber:
RielNiro / Lorong Kata – TokohIndonesia.com.
(Atur Lorielcide / TokohIndonesia.com)



