BIOGRAFI TERBARU

Continue to the category
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
More
    32.2 C
    Jakarta
    Trending Hari Ini
    Populer Minggu Ini
    Populer (All Time)
    Ultah Minggu Ini
    Lama Membaca: 1 menit
    Lama Membaca: 1 menit
    Lama Membaca: 1 menit
    Lama Membaca: 1 menit
    BerandaSistem SunyiKehidupan yang Menyatu
    fraktal

    Kehidupan yang Menyatu

    Tentang manusia yang berhenti merasa terpisah dari semesta.

    Tulisan ini bagian dari sistem kesadaran reflektif RielNiro 📷Sistem Sunyi

    ✧ Orbit      

    Lama Membaca: 1 menit

    Di antara napas manusia dan napas bumi, ada kesadaran yang sama: hidup bukan untuk menguasai, melainkan untuk ikut berdenyut bersama.

    Satu Napas
    Kehidupan menjadi utuh ketika manusia berhenti melihat dirinya sebagai sesuatu yang terpisah dari alam. Yang hidup bukan hanya dirinya, tetapi seluruh semesta yang bernafas bersamanya.

    Ia pernah merasa dunia bergerak di luar dirinya, seperti panggung besar yang harus ditaklukkan. Gunung tampak sebagai tantangan, laut sebagai jarak, dan waktu sebagai sesuatu yang harus dilawan. Ia menanam, membangun, menghitung, dan menafsir, seolah hidup adalah proyek yang harus selesai. Namun di tengah semua keberhasilan itu, ada bagian batin yang justru terasa kosong. Ruang yang tidak bisa diisi oleh apa pun yang dibuat tangan manusia.

    Suatu pagi, ia berjalan tanpa tujuan, hanya mengikuti langkah. Udara lembab menyentuh kulit, aroma tanah basah naik dari rerumputan. Di momen itu, ia berhenti berpikir dan hanya memperhatikan. Semuanya terasa sederhana, tapi sangat hidup: daun yang bergetar, suara serangga, cahaya yang menembus kabut. Dan di tengah keheningan itu, ia menyadari: yang hidup bukan hanya dirinya, melainkan seluruh yang ada.

    Sejak saat itu, ia tidak lagi ingin memisahkan antara dirinya dan dunia. Ia mulai melihat alam bukan sebagai latar, tapi sebagai saudara. Sama-sama rapuh, sama-sama tumbuh. Ia tidak lagi tergesa mengubah, tapi belajar mendengarkan irama yang sudah ada. Setiap kali ia bernapas, ia tahu ada pohon yang ikut bernapas bersamanya.

    Kini ia memahami bahwa kehidupan tidak pernah dimulai dari ambisi, tapi dari kesadaran untuk ikut dalam alur yang lebih besar. Manusia bukan pusat alam, ia hanya bagian dari percakapan sunyi semesta. Ketika ia berhenti merasa terpisah, ia berhenti merasa perlu membuktikan keberadaannya. Dan di situlah kedamaian bermula: bukan dari penguasaan, tapi dari penyatuan.

    (Fraktal F-I – Relasional–Eksistensial | Seri Fraktal F – Sunyi dan Alam | Spiral Kedua Sistem Sunyi – Seri Pemurnian)

    Catatan

    Tulisan ini merupakan bagian dari Fraktal Sistem Sunyi: pecahan gagasan yang mengurai pola batin dan praktik kesunyian dalam bentuk pendek dan terfokus. Setiap fraktal memantulkan prinsip inti Sistem Sunyi dalam skala kecil, sebagai cara merawat kesadaran yang bertahap dan terus kembali ke pusat.

    Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: RielNiro – TokohIndonesia.com (Sistem Sunyi)

    (Atur Lorielcide / TokohIndonesia.com)

    Populer (All Time)

    Terbaru