Di koridor rumah sakit, langkah-langkah biasanya terdengar lebih pelan. Suara mesin infus, perawat yang lewat, dan keluarga yang duduk menunggu. Seorang anak kecil, mungkin jenuh, hampir berlari ketika melihat ruang yang panjang dan kosong. Orang tuanya cepat meraih tangannya, menunduk sebentar, dan berkata pelan. Anak itu kemudian berjalan perlahan, menggenggam tangan ibunya, sementara suara ruang tetap utuh.
Rumah sakit bukan tempat berisik. Ia meminjam ketenangannya dari rasa sakit yang sedang dicoba diringankan di dalam ruangan-ruangannya. Ada waktu-waktu ketika dunia luar harus disimpan sebentar agar orang lain bisa tetap bernapas lebih tenang.
Anak kecil tidak tahu itu. Ia hanya melihat ruang seperti aula bermain. Namun orang tua ini tidak memarahi, tidak membentak, tidak membuatnya malu. Ia hanya memberi isyarat yang cukup: lembut, jelas, dan menuntun.
Tidak ada edukasi panjang soal sopan santun. Tidak ada kalimat “lihat, ini rumah sakit, kamu harus…”. Hanya tangan yang menuntun dan suara pelan yang mengajak diam sebentar.
Dalam Sistem Sunyi, ini sikap yang tidak mencari pujian: menjaga ruang sensitif tanpa mengorbankan kelembutan kepada anak.
Beberapa sikap terasa dekat dengan dasar Sistem Sunyi: kedalaman lebih penting daripada sorak, proses lebih jujur daripada deklarasi.
- membaca ruang dan keadaan tanpa perlu aturan tertulis
- menjaga ketenangan tanpa menjadikan anak sebagai objek “kesopanan”
- memilih kelembutan meski bisa saja memarahi
- menghormati ruang yang penuh kesedihan dan pemulihan
- membiarkan anak tetap anak, hanya dengan ritme sedikit lebih pelan
Tidak ada yang menoleh. Tidak ada ucapan terima kasih. Tidak ada momen “orang tua teladan”. Hanya ruang yang tetap tenang karena seseorang sadar bahwa tidak semua tempat menerima tawa yang berlari.
Kadang, kebaikan untuk banyak orang hanya berarti menahan dunia kecil agar tidak terlalu keras.
Kutipan
Mengajarkan diam kadang lebih lembut daripada memaksa tenang.
Tulisan ini termasuk dalam Jejak Sunyi di Luar: ruang observasi ringan untuk mencatat karya atau fenomena yang berada di luar struktur Sistem Sunyi, namun bergerak dalam nada yang sejalan dengan disiplin diam, proses, dan ketenangan batin.
Jejak ini tidak termasuk inti sistem. Ia hanya penanda kecil bahwa kesunyian kadang muncul tanpa nama dan tanpa rencana di tempat lain.
Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: RielNiro – TokohIndonesia.com
Lorong Kata adalah ruang refleksi di TokohIndonesia.com tempat gagasan dan kesadaran saling menyeberang. Dari isu publik hingga perjalanan batin, dari hiruk opini hingga keheningan Sistem Sunyi — di sini kata mencari keseimbangannya sendiri.
Berpijak pada semangat merdeka roh, merdeka pikir, dan merdeka ilmu, setiap tulisan di Lorong Kata mengajak pembaca menatap lebih dalam, berjalan lebih pelan, dan mendengar yang tak lagi terdengar.
Atur Lorielcide berjalan di antara kata dan keheningan.
Ia menulis untuk menjaga gerak batin tetap terhubung dengan pusatnya.
Melalui Sistem Sunyi, ia mencoba memetakan cara pulang tanpa tergesa.
Lorong Kata adalah tempat ia belajar mendengar yang tak terlihat.



