Di dalam bus kota yang padat, kursi-kursi terisi dan pegangan tangan bergoyang mengikuti jalan berlubang. Seorang penumpang naik dengan tas ransel di punggung. Ruang sempit, orang berdiri rapat. Tanpa menunggu dorongan atau teguran, ia melepas tasnya dan memindahkannya ke pangkuan. Tidak menoleh, tidak memastikan ada yang melihat, tidak menunggu ucapan apa pun. Ia hanya memilih posisi yang membuat orang lain tidak terdorong.
Di kendaraan umum, batas nyaman mudah robek: satu gerak kecil bisa membuat orang lain condong, terdesak, atau kehilangan ruang pribadi. Banyak orang bertahan dengan cara sendiri: menggeser bahu, menahan napas, memiringkan badan.
Penumpang ini memilih melakukan upaya lebih dulu. Ia sadar ruang bersama itu rapuh. Ia tidak ingin menjadi bagian dari tekanan yang tidak perlu, meski tidak ada aturan tertulis untuk melepas ransel.
Tidak ada yang memintanya. Tidak ada slogan “hormati sesama”. Hanya pilihan untuk tidak mengambil ruang lebih dari yang dibutuhkan.
Dalam Sistem Sunyi, ini jenis keputusan kecil yang menunjukkan kesadaran sosial tanpa perlu diberi nama.
Beberapa sikap terasa dekat dengan dasar Sistem Sunyi: kedalaman lebih penting daripada sorak, proses lebih jujur daripada deklarasi.
- memahami bahwa ruang publik adalah ruang bersama
- menahan ego kecil: “aku juga berhak nyaman”
- memilih adaptasi daripada menunggu konflik kecil
- menghormati batas pribadi tanpa perlu teori empati
- melakukan tindakan baik tanpa wajah kebaikan
Tas berpindah ke pangkuan. Bahu-bahu tetap punya ruang. Perjalanan bertemu sedikit lebih nyaman, bahkan bagi orang yang tidak tahu siapa yang menyebabkannya.
Kadang, menjaga kenyamanan bukan tentang menjadi baik. Hanya tentang tidak menambah beban di tempat yang sudah penuh.
Kutipan
Sebagian kenyamanan publik lahir dari orang yang memilih tidak menuntut ruang lebih dari jatahnya.
Tulisan ini termasuk dalam Jejak Sunyi di Luar: ruang observasi ringan untuk mencatat karya atau fenomena yang berada di luar struktur Sistem Sunyi, namun bergerak dalam nada yang sejalan dengan disiplin diam, proses, dan ketenangan batin.
Jejak ini tidak termasuk inti sistem. Ia hanya penanda kecil bahwa kesunyian kadang muncul tanpa nama dan tanpa rencana di tempat lain.
Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: RielNiro – TokohIndonesia.com
Lorong Kata adalah ruang refleksi di TokohIndonesia.com tempat gagasan dan kesadaran saling menyeberang. Dari isu publik hingga perjalanan batin, dari hiruk opini hingga keheningan Sistem Sunyi — di sini kata mencari keseimbangannya sendiri.
Berpijak pada semangat merdeka roh, merdeka pikir, dan merdeka ilmu, setiap tulisan di Lorong Kata mengajak pembaca menatap lebih dalam, berjalan lebih pelan, dan mendengar yang tak lagi terdengar.
Atur Lorielcide berjalan di antara kata dan keheningan.
Ia menulis untuk menjaga gerak batin tetap terhubung dengan pusatnya.
Melalui Sistem Sunyi, ia mencoba memetakan cara pulang tanpa tergesa.
Lorong Kata adalah tempat ia belajar mendengar yang tak terlihat.



