The Journalistic Biography

✧ Orbit      

BerandaSistem SunyiAnak Muda yang Menahan Pintu Lift Tanpa Kontak Mata
jejak-luar

Anak Muda yang Menahan Pintu Lift Tanpa Kontak Mata

Tentang memberi ruang tanpa harus berbicara, tanpa menuntut balasan

Tulisan ini bagian dari sistem kesadaran reflektif RielNiro 📷Sistem Sunyi

✧ Orbit      

Lama Membaca: < 1 menit

Di gedung perkantoran, lift berbunyi sebelum pintu tertutup. Seorang anak muda melihat seseorang berjalan cepat dari ujung lorong. Ia tidak berkata apa-apa. Hanya menekan tombol “tahan”, menunggu, lalu melepaskan ketika orang itu masuk. Tanpa senyum dibuat-buat. Tanpa basa-basi. Hanya gerakan kecil yang cukup.

Lift sering menjadi tempat yang canggung: ruang kecil, orang asing, waktu singkat. Banyak orang memilih diam. Dan biasanya, ketika pintu hampir tertutup, sebagian memilih membiarkannya. Bukan karena tidak peduli, hanya karena ritme harian terasa sempit.

Tapi anak muda ini membuat keputusan cepat: berhenti sejenak untuk memberi jalan. Tidak ada dramatik “silakan dulu”, tidak ada gestur besar. Hanya menahan pintu beberapa detik, lalu melanjutkan hari.

Tidak ada kontak mata. Tidak karena dingin, tapi karena tidak perlu. Yang dibantu juga tidak perlu merasa berutang budi. Ini bukan transaksi kebaikan. Ini hanya ritme sosial yang halus, memahami bahwa orang lain juga sedang berusaha sampai tujuan.

Dalam Sistem Sunyi, ini mendekati inti: melakukan yang benar tanpa merapikannya menjadi cerita. Anak muda ini tidak sedang membentuk citra peduli; ia hanya menjaga kelancaran kecil dalam hidup orang lain.

Beberapa sikap terasa dekat dengan dasar Sistem Sunyi: kedalaman lebih penting daripada sorak, proses lebih jujur daripada deklarasi.

  • memberi ruang bagi orang lain tanpa mengatur adegan sosial
  • memilih menunggu sebentar daripada terburu sendiri
  • membantu tanpa memanggil perhatian, bahkan lewat tatapan
  • membuat hal kecil terasa lebih manusiawi tanpa ucapan
  • melanjutkan langkah tanpa berharap komentar atau senyuman

Pintu lift menutup kembali. Perjalanan naik dimulai. Tidak ada yang diingat dari momen itu. Dan justru di situlah nilainya: kebaikan yang tidak menuntut untuk dikenali sebagai kebaikan.

Peta Sunyi Terkait
Memuat tulisan…
geser →
Memuat istilah…

Kadang, keramahan paling jernih adalah yang tidak membutuhkan bahasa. Hanya tombol yang ditekan sebentar, dan hidup terus berjalan.

Kutipan
Tidak semua perhatian butuh tatapan; kadang cukup satu jari di tombol “tahan”.

Tulisan ini termasuk dalam Jejak Sunyi di Luar: ruang observasi ringan untuk mencatat karya atau fenomena yang berada di luar struktur Sistem Sunyi, namun bergerak dalam nada yang sejalan dengan disiplin diam, proses, dan ketenangan batin.

Jejak ini tidak termasuk inti sistem. Ia hanya penanda kecil bahwa kesunyian kadang muncul tanpa nama dan tanpa rencana di tempat lain.

Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: RielNiro – TokohIndonesia.com

Lorong Kata adalah ruang refleksi di TokohIndonesia.com tempat gagasan dan kesadaran saling menyeberang. Dari isu publik hingga perjalanan batin, dari hiruk opini hingga keheningan Sistem Sunyi — di sini kata mencari keseimbangannya sendiri.

Berpijak pada semangat merdeka roh, merdeka pikir, dan merdeka ilmu, setiap tulisan di Lorong Kata mengajak pembaca menatap lebih dalam, berjalan lebih pelan, dan mendengar yang tak lagi terdengar.

Atur Lorielcide berjalan di antara kata dan keheningan.

Ia menulis untuk menjaga gerak batin tetap terhubung dengan pusatnya.

Melalui Sistem Sunyi, ia mencoba memetakan cara pulang tanpa tergesa.

Lorong Kata adalah tempat ia belajar mendengar yang tak terlihat.

 

 

Kuis Kepribadian Presiden RI
🔥 Teratas: Habibie (25.5%), Gusdur (17%), Jokowi (16%), Megawati (11.8%), Soeharto (10.4%)
Artikulli paraprak
Artikulli tjetër

Sering Dibaca

Terbaru