Di halaman kecil yang mulai sepi sore hari, seorang ayah jongkok di samping sepeda anaknya. Tidak ada yang meminta. Tidak ada yang menonton. Hanya mur, rantai, sedikit oli, dan tangan yang tahu apa yang perlu dibereskan sebelum esok datang lagi.
Sepeda itu mungkin tergelincir pagi tadi, atau rantainya lepas waktu dimainkan. Anak sudah lupa. Permainannya berganti cepat. Tapi ayah tidak lupa. Ia mendengar roda bunyi aneh ketika anak pulang. Ia melihat sadel sedikit longgar. Dan ketika rumah mulai tenang, ia turun tangan.
Bukan proyek besar. Bukan momen pengorbanan. Hanya tindakan kecil yang datang dari kebiasaan memperhatikan. Tidak ada kalimat “Papa yang perbaiki ya nanti bilang terima kasih.” Tidak ada kebutuhan untuk dikenali sebagai pahlawan rumah. Ia hanya bekerja sebentar, memastikan sepeda itu kembali layak dipakai.
Dalam Sistem Sunyi, ada sikap yang menjadi fondasi: menolong tanpa mengikat orang lain dengan rasa hutang. Ayah ini bergerak di jalur itu. Ia merawat tanpa mengingatkan bahwa ia merawat. Ia hadir tanpa mengumumkan bahwa ia hadir.
Beberapa sikap terasa selaras dengan dasar Sistem Sunyi: kedalaman lebih penting daripada sorak, proses lebih jujur daripada deklarasi.
- memperbaiki diam-diam tanpa menuntut pujian
- memahami kebutuhan sebelum diminta
- tidak menjadikan kebaikan sebagai pelajaran moral yang diumumkan
- memberi kenyamanan untuk masa depan kecil tanpa panggung
- membiarkan anak merasa sepeda itu “selalu baik-baik saja”
Pagi nanti, ketika anak keluar lagi, ia hanya akan menemukan sepedanya kembali normal. Kadang bahkan lebih ringan pedalnya. Ia akan mengayuh tanpa sadar ada tangan yang sudah bekerja sebelumnya.
Dan ayah tidak akan menunggu ucapan. Tidak akan bertanya “kamu tahu siapa yang memperbaiki?” Ia hanya akan melihat dari jauh bahwa anak bisa bermain lagi tanpa masalah. Itu cukup.
Kesunyian seperti ini sederhana, tapi kuat: memberi tanpa menagih kesadaran. Bukan karena ingin dilupakan, tapi karena kehadiran sejati tidak perlu deklarasi.
Kutipan
Ada bentuk perhatian yang memilih tetap diam, karena hasilnya sudah cukup menjadi bukti.
Tulisan ini termasuk dalam Jejak Sunyi di Luar: ruang observasi ringan untuk mencatat karya atau fenomena yang berada di luar struktur Sistem Sunyi, namun bergerak dalam nada yang sejalan dengan disiplin diam, proses, dan ketenangan batin.
Jejak ini tidak termasuk inti sistem. Ia hanya penanda kecil bahwa kesunyian kadang muncul tanpa nama dan tanpa rencana di tempat lain.
Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: RielNiro – TokohIndonesia.com
Lorong Kata adalah ruang refleksi di TokohIndonesia.com tempat gagasan dan kesadaran saling menyeberang. Dari isu publik hingga perjalanan batin, dari hiruk opini hingga keheningan Sistem Sunyi — di sini kata mencari keseimbangannya sendiri.
Berpijak pada semangat merdeka roh, merdeka pikir, dan merdeka ilmu, setiap tulisan di Lorong Kata mengajak pembaca menatap lebih dalam, berjalan lebih pelan, dan mendengar yang tak lagi terdengar.
Atur Lorielcide berjalan di antara kata dan keheningan.
Ia menulis untuk menjaga gerak batin tetap terhubung dengan pusatnya.
Melalui Sistem Sunyi, ia mencoba memetakan cara pulang tanpa tergesa.
Lorong Kata adalah tempat ia belajar mendengar yang tak terlihat.



