The Journalistic Biography

✧ Orbit      

BerandaSistem SunyiAyah yang Setia Antar Jemput Anaknya Sekolah
jejak-luar

Ayah yang Setia Antar Jemput Anaknya Sekolah

Tentang hadir setiap hari tanpa menjadikan itu alasan untuk disebut hebat

Tulisan ini bagian dari sistem kesadaran reflektif RielNiro 📷Sistem Sunyi

✧ Orbit      

Litani Sunyi
Lama Membaca: 2 menit

Di depan gerbang sekolah dasar, barisan motor dan mobil menunggu. Suara bel berbunyi, anak-anak keluar dengan tas lebih besar dari tubuh mereka. Di antara kerumunan itu, seorang ayah duduk di atas motor, helm di tangan. Ia tidak sibuk dengan ponsel, tidak gelisah. Ia hanya menunggu dengan tenang. Begitu anaknya keluar, ia tersenyum sedikit, mengusap kepala, lalu membantu memasang tas dengan rapi. Tidak ada tepuk tangan, tidak ada foto momen. Setelah itu mereka pulang.

Ada rutinitas yang tidak pernah masuk media sosial. Tidak punya narasi “pengorbanan”. Tidak diikat dengan slogan “ayah hebat”. Ia hanya berjalan setiap hari: berangkat pagi, kembali lagi siang atau sore. Jalan yang sama, rutinitas yang sama, wajah yang sama.

Bukan karena semua mudah, tapi karena itu bagian dari hidup yang ia pilih jalani dengan sederhana. Ada kebahagiaan kecil yang muncul tanpa sorakan, saat anak mendekat dan tahu bahwa seseorang selalu datang untuknya.

Ayah ini tidak memikirkan “image parenting modern”. Ia tidak menunggu orang lain bilang ia ayah baik. Ia bahkan tidak butuh penghargaan. Ia hanya menjalankan tanggung jawab dengan ritme yang bersih.

Dalam Sistem Sunyi, ini bentuk hadir yang paling dasar: konsisten tanpa perlu disebut istimewa.

Beberapa sikap terasa dekat dengan dasar Sistem Sunyi: kedalaman lebih penting daripada sorak, proses lebih jujur daripada deklarasi.

  • memberi waktu tanpa mengikatnya pada pujian
  • menjalankan peran tanpa narasi pengorbanan
  • hadir bukan untuk terlihat, tapi untuk menemani
  • membesarkan dengan ritme biasa, bukan pengumuman
  • tidak meminta dunia melihat ketika ia berada di situ

Jalan pulang mungkin sama setiap hari. Tapi rasa aman yang tumbuh dari kehadiran seperti ini membentuk dunia yang lembut bagi seorang anak, tanpa harus diberi nama “heroik”.

Beberapa orang membuktikan cinta bukan dengan kata-kata, tapi dengan datang tepat waktu, setiap kali.

Kutipan
Ada cinta yang tidak berbicara. Ia hanya muncul di gerbang sekolah, setiap hari yang tidak kita hitung.

Tulisan ini termasuk dalam Jejak Sunyi di Luar: ruang observasi ringan untuk mencatat karya atau fenomena yang berada di luar struktur Sistem Sunyi, namun bergerak dalam nada yang sejalan dengan disiplin diam, proses, dan ketenangan batin.

Jejak ini tidak termasuk inti sistem. Ia hanya penanda kecil bahwa kesunyian kadang muncul tanpa nama dan tanpa rencana di tempat lain.

Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: RielNiro – TokohIndonesia.com

Lorong Kata adalah ruang refleksi di TokohIndonesia.com tempat gagasan dan kesadaran saling menyeberang. Dari isu publik hingga perjalanan batin, dari hiruk opini hingga keheningan Sistem Sunyi — di sini kata mencari keseimbangannya sendiri.

Berpijak pada semangat merdeka roh, merdeka pikir, dan merdeka ilmu, setiap tulisan di Lorong Kata mengajak pembaca menatap lebih dalam, berjalan lebih pelan, dan mendengar yang tak lagi terdengar.

Atur Lorielcide berjalan di antara kata dan keheningan.

Ia menulis untuk menjaga gerak batin tetap terhubung dengan pusatnya.

Melalui Sistem Sunyi, ia mencoba memetakan cara pulang tanpa tergesa.

Lorong Kata adalah tempat ia belajar mendengar yang tak terlihat.

 

Kuis Kepribadian Presiden RI
🔥 Teratas: Habibie (25.4%), Gusdur (16.9%), Jokowi (16%), Megawati (11.7%), Soeharto (10.3%)

Ramai Dibaca

Terbaru