BIOGRAFI TERBARU

Continue to the category
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
More
    24.7 C
    Jakarta
    Populer Hari Ini
    Populer Minggu Ini
    Populer (All Time)
    Ultah Minggu Ini
    Lama Membaca: < 1 menit
    Lama Membaca: < 1 menit
    Lama Membaca: < 1 menit
    Lama Membaca: < 1 menit
    BerandaLorong KataBalas Rasa dengan Akal

    Balas Rasa dengan Akal

    Tentang kejernihan di tengah gelombang batin.

    Tulisan ini bagian dari sistem kesadaran reflektif RielNiro 📷Sistem Sunyi
    “...”
    Lama Membaca: < 1 menit

    Orbit PsikospiritualEksistensial-Kreatif

    Ketika hati bergetar terlalu keras, jangan buru-buru menjawab dengan hati juga. Rasa yang meluap butuh keseimbangan, bukan lawan. Dan di situlah akal hadir. Bukan untuk mematikan, tapi untuk menenangkan.

    Inti Makna Tulisan
    Balas rasa dengan akal bukan bentuk penolakan, melainkan cara menjaga kemanusiaan agar tidak dikendalikan oleh gelombang emosi. Dalam keseimbangan keduanya, manusia menemukan kebijaksanaan yang tidak terburu-buru, tapi selalu tepat waktunya.

    Manusia kerap terseret oleh rasa karena percaya bahwa kejujuran selalu berarti spontan. Padahal, tidak semua yang jujur harus segera diucapkan. Ada kebenaran yang justru menjaga maknanya dengan diam.

    Rasa adalah energi, tapi tanpa arah ia bisa menabrak segalanya. Akal adalah kompas yang membuatnya menemukan jalan pulang. Di antara keduanya, ada seni yang sulit tapi mulia: menunda reaksi, agar tidak kehilangan makna.

    Kadang yang paling bijak bukan yang paling cepat merespons, tapi yang tahu kapan harus menundukkan diri di hadapan pikirannya sendiri. Dalam jeda itu, batin mendapat kesempatan untuk melihat lebih luas, melampaui luka dan kebingungan.

    Membalas rasa dengan akal bukan berarti menolak perasaan. Justru sebaliknya, itu bentuk penghormatan tertinggi terhadap rasa: mengajaknya berdialog, bukan bertarung. Rasa menunjukkan arah, akal menentukan langkah. Tanpa keduanya, manusia tersesat di antara keinginan dan ilusi.

    Di dunia yang terlalu cepat bereaksi, diam sejenak bisa menjadi tindakan yang paling sadar. Karena di balik setiap jeda, ada ruang untuk memilih: apakah akan mengikuti gema batin yang jernih, atau gema ego yang belum selesai.

    Dan ketika akhirnya keputusan diambil dengan kepala yang tenang dan hati yang lembut, seseorang akan menyadari, bahwa keseimbangan bukan keadaan, tapi laku harian. Setiap kali rasa datang mengguncang, ia belajar untuk membalasnya dengan kejernihan.

    Catatan

    Tulisan ini merupakan Esai Resonansi Sistem Sunyi: bagian dari zona reflektif yang beresonansi dengan inti Sistem Sunyi, sebuah sistem kesadaran reflektif yang dikembangkan secara mandiri oleh melalui persona batinnya, .

    Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: / Lorong Kata – TokohIndonesia.com.

    (Atur Lorielcide / TokohIndonesia.com)

     

    Kuis Kepribadian Presiden RI
    🔥 Teratas: Habibie (25.4%), Gusdur (17.6%), Jokowi (14.6%), Megawati (12.2%), Soeharto (10.2%)

    Populer (All Time)

    Terbaru