Tidak semua yang dilepaskan berarti pergi. Kadang, justru dengan memberi jarak, kita bisa kembali melihat diri dengan lebih utuh.
Melepaskan bukan kehilangan, tapi memberi ruang bagi diri untuk menemukan bentuk hadir yang baru.
Ia dulu sulit berpisah dari apa pun: pekerjaan yang sudah lewat, percakapan yang belum selesai, kabar yang belum sempat dibalas. Segalanya terasa penting. Seolah jika satu saja terlewat, ada bagian dari dirinya yang hilang.
Tapi hidup tidak bisa terus ditahan. Satu per satu hal berjalan ke arah yang tak bisa dikontrol: orang berpindah, rencana berubah, dunia bergerak tanpa menunggu. Dan di tengah semua itu, ia merasa kecil, tertinggal, tidak siap.
Suatu akhir pekan, ia sengaja menonaktifkan ponsel. Tidak karena ingin menenangkan diri, tapi karena benar-benar lelah. Awalnya gelisah, seperti kehilangan arah. Namun setelah beberapa jam, muncul perasaan yang tak ia duga, tenang. Tidak karena semuanya baik-baik saja, tapi karena ia berhenti mencoba mengendalikannya.
Ia belajar, bahwa tidak semua keterhubungan berarti kedekatan, dan tidak semua diam berarti kehilangan. Ada bentuk hadir yang lebih dalam: hadir tanpa bergantung, peduli tanpa melekat.
Kini, ia tetap menjalani hari yang sama, bertemu orang yang sama, tapi dengan batin yang berbeda. Ia tidak lagi takut tertinggal, karena ia tahu: yang sejati tidak bisa benar-benar hilang. Hanya berubah cara hadirnya.
Tulisan ini merupakan bagian dari Fraktal Sistem Sunyi: pecahan gagasan yang mengurai pola batin dan praktik kesunyian dalam bentuk pendek dan terfokus. Setiap fraktal memantulkan prinsip inti Sistem Sunyi dalam skala kecil, sebagai cara merawat kesadaran yang bertahap dan terus kembali ke pusat.
Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: RielNiro – TokohIndonesia.com (Sistem Sunyi)
Lorong Kata adalah ruang refleksi di TokohIndonesia.com tempat gagasan dan kesadaran saling menyeberang. Dari isu publik hingga perjalanan batin, dari hiruk opini hingga keheningan Sistem Sunyi — di sini kata mencari keseimbangannya sendiri.
Berpijak pada semangat merdeka roh, merdeka pikir, dan merdeka ilmu, setiap tulisan di Lorong Kata mengajak pembaca menatap lebih dalam, berjalan lebih pelan, dan mendengar yang tak lagi terdengar.
Atur Lorielcide berjalan di antara kata dan keheningan.
Ia menulis untuk menjaga gerak batin tetap terhubung dengan pusatnya.
Melalui Sistem Sunyi, ia mencoba memetakan cara pulang tanpa tergesa.
Lorong Kata adalah tempat ia belajar mendengar yang tak terlihat.



