Kesibukan sering dianggap lawan dari keheningan. Padahal, diam sejati justru hidup di tengah pekerjaan. Bukan pada saat tangan berhenti, tetapi ketika batin berhenti berisik.
Pekerjaan yang dilakukan tanpa kehilangan diam batin menjadi bentuk tertinggi dari kehadiran manusia. Karena bekerja pun bisa menjadi cara sunyi untuk pulang.
Ia bekerja seperti biasanya. Membalas pesan, menata berkas, berbicara dengan rekan kerja. Dari luar tampak biasa saja, tapi di dalam dirinya, ada sesuatu yang tidak ikut bergegas. Sebuah ruang sunyi yang berjalan bersamaan dengan kesibukan.
Dulu, ia selalu ingin pekerjaan selesai lebih cepat, lebih sempurna. Ia lupa menikmati prosesnya, karena pikirannya sibuk mengejar hasil. Sekarang, ia menyadari: ketika terlalu ingin cepat, ia justru menjauh dari hidup yang sedang terjadi. Dan dalam jarak itu, kedamaian menguap perlahan.
Diam yang bekerja bukan berarti malas. Ia adalah kemampuan untuk tetap hadir tanpa kehilangan keseimbangan batin. Bekerja bukan lagi pertarungan dengan waktu, melainkan percakapan lembut antara kesadaran dan tindakan.
Ia mulai merasakan bahwa setiap pekerjaan — betapapun kecil — adalah bentuk pelayanan terhadap kehidupan itu sendiri. Menjawab telepon, menyusun laporan, menyapu lantai, menyusun kata, semua punya gema yang sama. Yang membedakan hanyalah tingkat kesadarannya saat melakukannya.
Dalam diam yang bekerja, tidak ada ambisi untuk dikenal, hanya ketulusan untuk melakukan yang perlu dilakukan. Ketenangan itu tidak pasif; ia aktif, tapi tidak reaktif. Ia hadir, tapi tidak menuntut pengakuan.
Dan pada akhirnya, ia menemukan keseimbangan yang dulu tidak pernah ia cari: keseimbangan antara gerak dan hening, antara hasil dan niat, antara dunia dan batin. Diam itu bekerja. Bukan karena dipaksa, tapi karena hidup memang sedang bekerja lewat dirinya.
Tulisan ini merupakan bagian dari Fraktal Sistem Sunyi: pecahan gagasan yang mengurai pola batin dan praktik kesunyian dalam bentuk pendek dan terfokus. Setiap fraktal memantulkan prinsip inti Sistem Sunyi dalam skala kecil, sebagai cara merawat kesadaran yang bertahap dan terus kembali ke pusat.
Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: RielNiro – TokohIndonesia.com (Sistem Sunyi)
Lorong Kata adalah ruang refleksi di TokohIndonesia.com tempat gagasan dan kesadaran saling menyeberang. Dari isu publik hingga perjalanan batin, dari hiruk opini hingga keheningan Sistem Sunyi — di sini kata mencari keseimbangannya sendiri.
Berpijak pada semangat merdeka roh, merdeka pikir, dan merdeka ilmu, setiap tulisan di Lorong Kata mengajak pembaca menatap lebih dalam, berjalan lebih pelan, dan mendengar yang tak lagi terdengar.
Atur Lorielcide berjalan di antara kata dan keheningan.
Ia menulis untuk menjaga gerak batin tetap terhubung dengan pusatnya.
Melalui Sistem Sunyi, ia mencoba memetakan cara pulang tanpa tergesa.
Lorong Kata adalah tempat ia belajar mendengar yang tak terlihat.



