Ada saatnya manusia berhenti berusaha menjadi tenang, karena ia menyadari bahwa ketenangan tidak pernah pergi. Yang perlu dilakukan hanyalah hidup, sebagaimana hidup itu sendiri.
Kehadiran sejati tidak dihasilkan oleh upaya, melainkan lahir ketika manusia berhenti memisahkan diri dari kehidupan. Dalam setiap napas yang tidak direncanakan, hidup sedang berdoa dalam diam.
Ia tidak lagi mencari momen sunyi. Sunyi kini berjalan bersamanya, di antara tawa anak-anak, di tengah rapat, di jalan yang macet, di udara yang berat oleh waktu. Segalanya masih sama, tetapi cara ia hadir telah berubah: tidak dengan usaha, melainkan dengan penerimaan yang utuh.
Setiap hal kini terjadi tanpa penolakan. Hujan turun, ia basah; matahari terik, ia hangat. Bukan karena ia harus sabar, tetapi karena tidak ada lagi “ia” yang terpisah dari peristiwa itu. Hidup dan dirinya kini satu napas yang sama.
Ia mengerti bahwa upaya untuk selalu “hadir” justru menjauhkan dari kehadiran itu sendiri. Semakin dicari, semakin hilang. Kehadiran hanya muncul ketika keinginan untuk memilikinya mengendur sepenuhnya. Ketika manusia berhenti menata kesadarannya, kesadaran itu menata dirinya.
Dalam keadaan itu, diam tidak berarti berhenti; ia menjadi latar segala sesuatu, seperti langit yang tetap ada di balik awan. Apa pun yang terjadi — senyum, luka, kehilangan — semuanya berlangsung di dalam ruang yang sama: ruang yang tak lagi membutuhkan nama.
Dan di situlah ia menemukan makna tertinggi dari hidup: bahwa kehadiran sejati bukan tentang menjadi baik atau menjadi sadar, melainkan tentang membiarkan hidup bekerja sebagaimana mestinya, tanpa campur tangan yang berlebihan dari rasa ingin mengatur.
Ia akhirnya pulang ke kesadaran paling sunyi: kehidupan sedang berlangsung, dan itu sudah cukup.
Tulisan ini merupakan bagian dari Fraktal Sistem Sunyi: pecahan gagasan yang mengurai pola batin dan praktik kesunyian dalam bentuk pendek dan terfokus. Setiap fraktal memantulkan prinsip inti Sistem Sunyi dalam skala kecil, sebagai cara merawat kesadaran yang bertahap dan terus kembali ke pusat.
Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: RielNiro – TokohIndonesia.com (Sistem Sunyi)
Lorong Kata adalah ruang refleksi di TokohIndonesia.com tempat gagasan dan kesadaran saling menyeberang. Dari isu publik hingga perjalanan batin, dari hiruk opini hingga keheningan Sistem Sunyi — di sini kata mencari keseimbangannya sendiri.
Berpijak pada semangat merdeka roh, merdeka pikir, dan merdeka ilmu, setiap tulisan di Lorong Kata mengajak pembaca menatap lebih dalam, berjalan lebih pelan, dan mendengar yang tak lagi terdengar.
Atur Lorielcide berjalan di antara kata dan keheningan.
Ia menulis untuk menjaga gerak batin tetap terhubung dengan pusatnya.
Melalui Sistem Sunyi, ia mencoba memetakan cara pulang tanpa tergesa.
Lorong Kata adalah tempat ia belajar mendengar yang tak terlihat.



