The Journalistic Biography

✧ Orbit      

BerandaSistem SunyiKesabaran yang Menyembuhkan
fraktal

Kesabaran yang Menyembuhkan

Tentang keheningan yang tumbuh di antara penantian.

Tulisan ini bagian dari sistem kesadaran reflektif RielNiro 📷Sistem Sunyi

✧ Orbit      

Litani Sunyi
Lama Membaca: < 1 menit

Yang menyembuhkan bukan waktu yang lewat, tapi kesabaran yang kita rawat di dalamnya.

Satu Napas
Yang benar-benar menyembuhkan bukan berlalunya waktu, melainkan kesediaan untuk hadir di dalam luka dengan sabar. Kesabaran adalah bentuk cinta yang paling tenang kepada kehidupan.

Ia dulu berpikir waktu akan menyembuhkan segalanya. Bahwa dengan membiarkan hari berganti, luka akan tertutup dengan sendirinya. Namun tahun berganti tanpa banyak berubah. Rasa yang ia kira akan memudar justru berdiam, menunggu disapa dengan keberanian yang lebih tenang.

Sampai suatu malam ia duduk dalam gelap, tanpa ingin menyingkirkan apa pun dari pikirannya. Ia membiarkan semua datang: rasa bersalah, kecewa, rindu, kehilangan. Tidak untuk dihapus, tapi untuk dilihat apa adanya. Dan di situlah ia menemukan sesuatu yang selama ini tidak ia beri kesempatan: kesabaran.

Kesabaran tidak datang dari menunggu sesuatu berakhir, tapi dari kemampuan untuk tetap hadir di tengahnya. Ia seperti akar yang tumbuh dalam tanah gelap. Tak terlihat, tapi menegakkan kehidupan di atasnya. Ia menguatkan tanpa suara, menenangkan tanpa janji. Dan dari situlah penyembuhan perlahan dimulai: bukan karena waktu berlalu, tapi karena ia berhenti melawan.

Ia mulai memahami bahwa luka tidak selalu butuh jawaban. Beberapa hanya butuh ruang untuk bernapas, butuh hati yang tidak tergesa menutupnya. Kesabaran membuat ruang itu ada. Ruang di mana rasa sakit boleh menjadi guru, bukan musuh. Dan ketika ia berhenti menolak, rasa itu mulai melunak, berubah menjadi bagian dari kedewasaan yang tenang.

Kini ia tidak lagi bertanya kapan akan sembuh, tapi bagaimana tetap lembut sambil menunggu. Ia berjalan perlahan, membawa ketenangan yang tumbuh dari menerima. Dan di dalam diam yang sabar itu, ia menemukan sesuatu yang tidak bisa diberikan oleh waktu: kedamaian.

(Fraktal H-II – Eksistensial–Relasional | Seri Fraktal H – Sunyi dan Waktu | Spiral Kedua Sistem Sunyi – Seri Pemurnian)

Tulisan ini merupakan bagian dari Fraktal Sistem Sunyi: pecahan gagasan yang mengurai pola batin dan praktik kesunyian dalam bentuk pendek dan terfokus. Setiap fraktal memantulkan prinsip inti Sistem Sunyi dalam skala kecil, sebagai cara merawat kesadaran yang bertahap dan terus kembali ke pusat.

Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: RielNiro – TokohIndonesia.com (Sistem Sunyi)

Lorong Kata adalah ruang refleksi di TokohIndonesia.com tempat gagasan dan kesadaran saling menyeberang. Dari isu publik hingga perjalanan batin, dari hiruk opini hingga keheningan Sistem Sunyi — di sini kata mencari keseimbangannya sendiri.

Berpijak pada semangat merdeka roh, merdeka pikir, dan merdeka ilmu, setiap tulisan di Lorong Kata mengajak pembaca menatap lebih dalam, berjalan lebih pelan, dan mendengar yang tak lagi terdengar.

Atur Lorielcide berjalan di antara kata dan keheningan.

Ia menulis untuk menjaga gerak batin tetap terhubung dengan pusatnya.

Melalui Sistem Sunyi, ia mencoba memetakan cara pulang tanpa tergesa.

Lorong Kata adalah tempat ia belajar mendengar yang tak terlihat.

 

 

Kuis Kepribadian Presiden RI
🔥 Teratas: Habibie (24.9%), Gusdur (17.5%), Jokowi (16.1%), Megawati (11.5%), Soeharto (10.1%)

Ramai Dibaca

Terbaru