Di gerbong kereta jarak jauh, kursi-kursi menghadap jendela panjang yang dipenuhi sinar sore. Seorang penumpang tertidur bersandar ke dinding, matanya terlindungi oleh lengan. Cahaya mulai bergeser, menyorot wajahnya. Dua kursi ke belakang, seseorang bangkit perlahan dan menarik sedikit tirai. Cukup untuk memecah cahaya, tidak sampai menggelapkan ruangan. Gerakannya pelan, sunyi, lalu ia kembali duduk tanpa memperhatikan apakah ada yang menyadarinya.
Tidur di perjalanan sering kali bukan kemewahan, tapi kebutuhan. Tubuh mencari jeda, mata ingin istirahat. Namun ruang publik tidak selalu mengikuti kenyamanan pribadi. Cahaya bisa datang dari arah mana pun, dan kebanyakan orang akan menganggap itu hal biasa.
Penumpang ini tidak menganggapnya biasa. Ia tidak membangunkan, tidak bertanya, tidak bertindak berlebihan. Ia hanya membaca situasi kecil dan menyesuaikannya dalam satu gestur ringan.
Ia tidak sedang menjadi “baik”. Ia hanya tahu kapan harus memberi ruang pada orang lain untuk tetap tenang.
Dalam Sistem Sunyi, ini contoh perhatian yang tidak membangun cerita tentang dirinya. Hanya intervensi kecil, cukup untuk membuat dunia tidak mengganggu seseorang yang sedang lelah.
Beberapa sikap terasa dekat dengan dasar Sistem Sunyi: kedalaman lebih penting daripada sorak, proses lebih jujur daripada deklarasi.
- mendahulukan kenyamanan kecil orang lain
- menyesuaikan keadaan tanpa menimbulkan ekspektasi
- bergerak halus agar niat tidak berubah menjadi pamer bantuan
- melihat kebutuhan orang lain meski tidak diminta
- pergi tanpa meninggalkan kesan “aku yang membantu”
Gerbong tetap tenang. Cahaya tetap ada, hanya bergeser sedikit. Penumpang yang tertidur tetap bisa melanjutkan istirahatnya tanpa tahu ada seseorang yang memikirkan kenyamanannya sebentar.
Ada bentuk kepedulian yang tidak mengantar, tidak menegur, tidak mengajar. Hanya menjaga keadaan agar tetap lembut.
Kutipan
Ada kebaikan yang tidak terlihat karena memang tidak dimaksudkan untuk dilihat.
Tulisan ini termasuk dalam Jejak Sunyi di Luar: ruang observasi ringan untuk mencatat karya atau fenomena yang berada di luar struktur Sistem Sunyi, namun bergerak dalam nada yang sejalan dengan disiplin diam, proses, dan ketenangan batin.
Jejak ini tidak termasuk inti sistem. Ia hanya penanda kecil bahwa kesunyian kadang muncul tanpa nama dan tanpa rencana di tempat lain.
Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: RielNiro – TokohIndonesia.com
Lorong Kata adalah ruang refleksi di TokohIndonesia.com tempat gagasan dan kesadaran saling menyeberang. Dari isu publik hingga perjalanan batin, dari hiruk opini hingga keheningan Sistem Sunyi — di sini kata mencari keseimbangannya sendiri.
Berpijak pada semangat merdeka roh, merdeka pikir, dan merdeka ilmu, setiap tulisan di Lorong Kata mengajak pembaca menatap lebih dalam, berjalan lebih pelan, dan mendengar yang tak lagi terdengar.
Atur Lorielcide berjalan di antara kata dan keheningan.
Ia menulis untuk menjaga gerak batin tetap terhubung dengan pusatnya.
Melalui Sistem Sunyi, ia mencoba memetakan cara pulang tanpa tergesa.
Lorong Kata adalah tempat ia belajar mendengar yang tak terlihat.



