Pulang ke Pusat
Tentang berhenti mencari arah dan mulai menjadi sumbernya.
✧ Orbit
Semua perjalanan berakhir di tempat yang sama. Bukan di langit, bukan di puncak, tapi di dalam diri yang akhirnya tenang menerima keberadaannya sendiri.
Semua pencarian berakhir bukan di tempat baru, melainkan di kesadaran bahwa pusat itu selalu ada di dalam diri.
Ia dulu mengira pulang berarti menemukan tempat yang tepat: pekerjaan yang pas, hubungan yang seimbang, hidup yang tertata. Namun semakin jauh ia berjalan, semakin ia sadar. Tidak ada tempat yang benar-benar cukup jika diri di dalamnya masih berkelana.
Hingga pada satu malam yang hening, tanpa rencana, ia berhenti. Bukan karena lelah, tapi karena akhirnya mengerti: yang ia cari bukan arah, melainkan pusat. Sebuah titik diam di dalam dirinya sendiri, yang selama ini tetap menyala meski hidup berkali-kali berubah bentuk.
Di titik itu, ia tidak lagi sibuk menjadi benar, tidak lagi ingin menang, tidak lagi membedakan antara kehilangan dan keberhasilan. Ia hanya diam. Dan dalam diam itu, segalanya kembali seimbang.
Ia sadar, selama ini hidup hanyalah lingkaran: keluar untuk mencari, lalu kembali untuk mengerti. Dan setiap kali kita berhenti melawan arah, gravitasi batin itu menarik kita pulang ke pusat yang sama — tempat iman, makna, dan keberadaan menjadi satu.
Kini, ketika hidup kembali berputar, ia tidak takut lagi. Ia tahu, ke mana pun langkah bergerak, ia tidak benar-benar pergi.
Catatan
Tulisan ini merupakan bagian dari Fraktal Sistem Sunyi: pecahan gagasan yang mengurai pola batin dan praktik kesunyian dalam bentuk pendek dan terfokus. Setiap fraktal memantulkan prinsip inti Sistem Sunyi dalam skala kecil, sebagai cara merawat kesadaran yang bertahap dan terus kembali ke pusat.
Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber:
RielNiro – TokohIndonesia.com (Sistem Sunyi)
(Atur Lorielcide / TokohIndonesia.com)



