Signal yang Tak Lagi Dicari
Tentang saat di mana ketenangan menjadi jawaban.
Orbit Eksistensial-Kreatif – Metafisik-Naratif
Ada masa di mana kita terus menunggu tanda: dari orang, dari semesta, dari Tuhan. Tapi akan datang waktu ketika kita berhenti menunggu, karena akhirnya sadar: signal itu tidak pernah hilang, hanya menjadi tenang.
Signal sejati bukan tanda dari luar, melainkan keselarasan di dalam. Saat batin telah jernih, hidup berhenti memberi isyarat keras karena kita sudah berjalan di arah yang sama dengannya.
Selama ini kita sibuk membaca tanda: apakah ini waktunya? apakah ini jalannya? apakah aku sudah cukup? Kita mencari konfirmasi dari luar agar hati tidak goyah. Namun pencarian yang berlebihan sering kali menutupi jawaban yang sudah ada.
Signal yang sejati tidak berisik. Ia tidak muncul lewat kebetulan besar atau peristiwa magis. Ia hadir pelan. Dalam ketenangan hati, dalam keputusan kecil yang terasa selaras, dalam intuisi yang tak lagi menimbulkan ragu.
Ketika kita sudah cukup jernih, semesta tidak perlu berteriak. Sebab hati yang tenang tidak lagi membutuhkan tanda; ia tahu bahwa diam juga bisa menjadi arah.
Dalam Sistem Sunyi, signal bukan pesan yang datang dari luar, melainkan gema yang bergerak di dalam diri dan bertemu dengan waktu yang tepat. Semakin sadar seseorang, semakin halus cara semesta berbicara padanya.
Signal yang tak lagi dicari bukan berarti tak lagi ada, melainkan sudah menyatu dengan kesadaran. Kita berhenti menafsir setiap peristiwa, karena telah memahami: yang terjadi bukan untuk diuji, tapi untuk diseimbangkan.
Dan di titik itu, seseorang tidak lagi bertanya, “Apakah ini tandanya?” melainkan berkata, “Ini saatnya.”
Catatan
Tulisan ini merupakan Esai Resonansi Sistem Sunyi: bagian dari zona reflektif yang beresonansi dengan inti
Sistem Sunyi, sebuah sistem kesadaran reflektif yang dikembangkan secara mandiri oleh Atur Lorielcide melalui persona batinnya, RielNiro.
Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber:
RielNiro / Lorong Kata – TokohIndonesia.com.
(Atur Lorielcide / TokohIndonesia.com)







