Warga yang Menyingkirkan Batu Kecil dari Jalur Sepeda
Tentang mencegah masalah sebelum ada yang kesakitan
✧ Orbit
Di jalur sepeda, sebuah batu kecil tergeletak di tengah lintasan. Tidak begitu besar, tapi cukup untuk membuat ban tergelincir atau seorang anak terjatuh. Kebanyakan orang terus mengayuh. Wajar, ritme pagi jarang ingin terganggu. Tapi ada satu orang yang berhenti, turun sebentar, menyingkirkannya ke pinggir, lalu melanjutkan jalan.
Jalur sepeda biasanya dilalui cepat: orang mengejar waktu, mengatur napas, menikmati udara pagi. Pengguna jalan bergerak dalam fokusnya masing-masing. Batu kecil itu bisa saja dibiarkan, toh tidak setiap hari ada orang yang melintas dengan ban tipis atau kecepatan tinggi.
Namun seseorang memilih berhenti.
Gerakannya santai. Tidak ada gerutu, tidak ada rasa menjadi pahlawan lingkungan. Hanya melihat masalah kecil, menyelesaikannya sebentar, dan kembali mengayuh.
Tidak ada tepuk tangan, tidak ada orang yang melihat, dan tidak perlu. Bagi orang itu, mencegah gangguan untuk orang berikutnya lebih penting daripada menjaga ritme kayuhan sendiri.
Dalam Sistem Sunyi, tindakan seperti ini mendekati inti gerak diam: memperhatikan dunia bukan untuk dikagumi, tetapi karena ikut tanggung jawab pada alur hidup bersama.
Beberapa sikap terasa dekat dengan dasar Sistem Sunyi: kedalaman lebih penting daripada sorak, proses lebih jujur daripada deklarasi.
- mencegah masalah ringan tanpa diberi tugas
- memilih memperlambat diri untuk keamanan orang lain
- menjaga ruang bersama seperti milik sendiri
- melakukan hal benar meski tidak ada yang menyaksikan
- menyelesaikan gangguan sebelum berubah menjadi kecelakaan
Tidak ada cerita besar di sini. Hanya satu detik jeda, satu batu kecil yang hilang dari jalur, dan kemungkinan luka yang ikut hilang bersamanya. Lalu roda bergerak lagi. Jalan tetap jalan.
Dalam hidup, kadang kebaikan paling nyata adalah yang tidak disadari siapa pun, kecuali orang yang melakukannya.
Kutipan
Ada hari ketika mencegah jatuh lebih penting daripada menjadi cepat.
Catatan
Tulisan ini termasuk dalam Jejak Sunyi di Luar: ruang observasi ringan untuk mencatat karya atau fenomena yang berada di luar struktur Sistem Sunyi, namun bergerak dalam nada yang sejalan dengan disiplin diam, proses, dan ketenangan batin.
Jejak ini tidak termasuk inti sistem. Ia hanya penanda kecil bahwa kesunyian kadang muncul tanpa nama dan tanpa rencana di tempat lain.
Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber:
RielNiro – TokohIndonesia.com
(Atur Lorielcide / TokohIndonesia.com)



