BIOGRAFI TERBARU

Continue to the category
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
More
    25 C
    Jakarta
    Trending Hari Ini
    Populer Minggu Ini
    Populer (All Time)
    Ultah Minggu Ini
    Lama Membaca: < 1 menit
    Lama Membaca: < 1 menit
    Lama Membaca: < 1 menit
    Lama Membaca: < 1 menit
    BerandaLorong KataYang Tak Lagi Ingin Menang

    Yang Tak Lagi Ingin Menang

    Tentang kebijaksanaan yang lahir ketika ego berhenti berperang.

    Tulisan ini bagian dari sistem kesadaran reflektif RielNiro 📷Sistem Sunyi
    Lama Membaca: < 1 menit

    Orbit Eksistensial–KreatifPsikospiritual

    Ada masa di mana kita ingin benar. Lalu kita ingin menang. Dan suatu hari nanti, jika kesadaran cukup tenang, kita hanya ingin damai.

    Inti Makna Tulisan
    Menang sejati bukan soal mengalahkan siapa pun, tapi tentang menguasai diri sendiri hingga tak perlu lagi membuktikan apa-apa.

    Menang selalu tampak menggoda. Ia memberi rasa kuasa, rasa penting, rasa cukup. Tapi setelah beberapa kali menang, seseorang mulai sadar bahwa setiap kemenangan hanya memindahkan garis start, bukan menenangkan batin.

    Yang tak lagi ingin menang bukan berarti menyerah. Ia hanya tidak lagi butuh pembuktian. Ia paham bahwa hidup bukan arena adu kuat, tapi jalan panjang untuk memahami diri sendiri dan menjaga keseimbangan dengan yang lain.

    Saat seseorang berhenti mengejar kemenangan, ia mulai menemukan ruang untuk mendengar, untuk memahami, dan untuk tidak membalas. Karena dari diam itulah kebijaksanaan tumbuh. Bukan dari argumen, tapi dari keheningan yang belajar menerima.

    Dalam Sistem Sunyi, kemenangan bukan diukur dari hasil, melainkan dari sejauh mana jiwa tetap jernih setelah pertempuran selesai. Yang menang secara batin bukan yang mengalahkan orang lain, melainkan yang berhasil tidak dikuasai oleh egonya sendiri.

    Ketika seseorang sudah tidak lagi ingin menang, ia mulai mampu melihat segala sesuatu dari tempat yang lebih tinggi. Bukan untuk menghakimi, tapi untuk mengerti bahwa semua orang sedang berjuang dengan cara yang mereka tahu.

    Dan dari titik itu, damai tidak lagi bergantung pada hasil, tapi pada kedewasaan untuk berkata, “Tak apa. Aku sudah cukup.”

    Catatan

    Tulisan ini merupakan Esai Resonansi Sistem Sunyi: bagian dari zona reflektif yang beresonansi dengan inti Sistem Sunyi, sebuah sistem kesadaran reflektif yang dikembangkan secara mandiri oleh melalui persona batinnya, .

    Pengutipan sebagian atau keseluruhan isi diperkenankan dengan mencantumkan sumber: / Lorong Kata – TokohIndonesia.com.

    (Atur Lorielcide / TokohIndonesia.com)

     

    Kuis Kepribadian Presiden RI
    🔥 Teratas: Habibie (25.4%), Gusdur (17.6%), Jokowi (14.6%), Megawati (12.2%), Soeharto (10.2%)
    Artikulli paraprak

    Populer (All Time)

    Terbaru