Page 41 - Majalah Berita Indonesia Edisi 01
P. 41


                                    No.1/Th.I/Juli 2005 43Dalam sistem manajemen demikianitu, Yayasan Pesantren Indonesia (YPI)sebagai induk organisasi Ma’had AlZaytun, pertama kali membentuk timpelaksana pembangunan pada pertengahan Mei 1995. Tim inilah sebagaipenerima amanah yang bertugas danbertanggung jawab mewujudkanbangunan-bangunan yang direncanakan dalam master plan Ma’had AlZaytun yang telah ditetapkan bersamadi bawah pimpinan Syaykh al-Ma’had.Kemudian dibentuk Tim PelaksanaPembangunan yang disebut sebagaiTim Tanmiyah. Tim Tanmiyah inidipimpin oleh seorang ahli beranggotakan delapan tim pembangunan, terdiridari arsitek, teknik sipil, mekanik dankelistrikan serta dilengkapi beberapapenanggung jawab kepersonaliaan.Sementara untuk pelaksana di lapanganditunjuk beberapa insinyur muda,mendukung tim inti yang juga turun kelapangan sesuai keperluannya.Tim Tanmiyah ini bekerja secaraterpadu dan terkendali selama 24 jamsetiap hari, mulai dari perencanaan,pelaksanaan hingga pemeliharaan.Dengan sistem manajemen terpadu 24jam, maka setiap instruksi tertanganisecara cepat dan tepat. Selama 24 jampara karyawan mencurahkan tenagamereka untuk menyempurnakan azamumat: sesuai maklumat Ma’had AlZaytun membangun monumen umatIslam yang akan dihadiahkan untukumat Islam sedunia.Pertama kali, Ir Djamal M Abdat,ditetapkan sebagai Rois ‘am Tim Tanmiyah, Ir Djamal M Abdat sebagaipemimpin tim dan dianggotai oleh IrAsrur Rifa, Ir Bambang A.Syukur, IrAbdurrahman, Ir A Hanif dan Ir Armand AR dilengkapi personalia terdiridari Abbas Ali Nasution selaku koordinator bersama Usman Azhari danRahmat Ramadhan.Tenaga-tenaga profesional yangtergabung dalam tim pembangunan inimengerjakan sendiri semua pekerjaan.Sejak awal antara konsultan dan kontraktor dibuat menyatu. Tidak dikenalmain contractor dan sub contractor.Dengan sistem manajemen pembangunan seperti itu, banyak mata rantaiyang diputus, sehingga tidak perlumengeluarkan uang yang tidak seharusnya dibelanjakan. Semuanya dikerjakansendiri. Keperluan besi, misalnya, yangdibeli bahan baku, lalu dipabrikasisendiri, di-erection sendiri.Sistem seperti ini terbukti mempunyai banyak keunggulan dan keuntungan dibandingkan dengan sistemproyek pembangunan yang lazim di luarMAZ. Selain untuk menghemat biayajuga menjaga mutu. Untuk setiap bangunan, biayanya hanya sepertiga daribiaya bangunan jika itu dikerjakan olehkontraktor luar.Juga unggul dari segi efisiensi waktu. Contohnya, ketika merencanakanMasjid Al-Hayat hanya membutuhkanwaktu satu pekan, pelaksanaan pembangunannya pun hanya 100 hari.Bandingkan dengan kebiasaan di tempat lain, untuk perencanaan bangunansaja paling tidak membutuhkan waktudua kali dari lama pelaksanaan pembangunan bangunan itu sendiri.Dengan penghematan itu, dana bisadipergunakan untuk membeli bahanbahan material yang berkualitas. Dalamhal ini, tanmiyah sangat selektif memilih bahan material. Sebagaimanadijelaskan oleh Djamal M Abdat, Rois‘am Tanmiyah, yang bertanggung jawabterhadap pembangunan fisik secarakeseluruhan, bahwa pihaknya tidakmau menggunakan bahan yang tidakberkualitas.Dalam hal pengadaan material punselalu dibeli dalam partai besar, sehingga biaya yang harus dikeluarkanmenjadi lebih murah. Biasanya, pembelian tidak hanya untuk kebutuhansatu proyek bangunan. Sebab pembangunan di ma’had ini terus berlanjutsampai kebutuhannya tercakup. Maka,tatkala membeli besi atau baja, ataumaterial jenis lain, tidak pernah khawatir akan terbuang, pasti dimanfaatkan.Selain itu, yang juga membuat murah, semua bahan-bahan dibeli dalambentuk bahan baku. Bahan baku ataubahan mentah itu kemudian diolahkembali oleh karyawan-karyawanma’had yang memang sudah berpengalaman. Besi dan baja dipabrikasisendiri, lalu erection juga dilakukansendiri. Begitu pula untuk bahan-bahanperkayuan. Semua komponen bangunan seperti daun pintu, kusen, furnitureKERANGKA: Santri berpose di bawah kerangka kubah Masjid Rahmatan lil’ Alamin.
                                
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45