Page 44 - Majalah Berita Indonesia Edisi 01
P. 44
BERITA EKONOMI46 No.1/Th.I/Juli 2005Angin segar membelaimasyarakat akar rumputmendapat angin segar.Mereka akandidayagunakan di dalamprogram RPPK yang diluncurkan Susilodi Bendungan Jatiluhur (11/6). Sebab didalam sembilan bulan terakhir, kegiatan ekonomi masyarakat akar rumput mengalami stagnasi (mandek).Satu-satunya sektor yang masih bergerak, kata fungsionaris PDIP, EmirMoeis sebagaimana dikutip koran sore,Suara Pembaruan (15/5), adalah konsumsi. Sedangkan sektor sandangmerosot ke titik terendah (70%).Perhatian media massa cetak nasional cukup besar terhadap programRPPK. Misalnya, koran ekonomi BisnisIndonesia, menurunkan tiga tajukrencana yang mengupas program tersebut. Tajuk utama BI (13/6) berjudul,Petani dan Kemandirian Bangsa, memuji pemerintah yang menjadikansektor pertanian, perkebunan dankelautan sebagai landasan pembangunan ekonomi nasional.Empat hari kemudian (17/6), BIkembali mengangkat Program RPPK,menyorot secara khusus komoditikelapa sawit, komoditi yang punya masadepan cerah. BI menanggapi RencanaAksi Departemen Pertanian yang menargetkan devisa 1 miliar dolar AS pertahun dari ekspor minyak sawit mentah(CPO). Tiga hari kemudian (20/6), BImenurunkan lagi tajuk yang menekankan Program RPPK sebagai landasankokoh bagi pembangunan industri yangmaju dan mandiri.Koran sore, Suara Pembaruan mengangkat Program RPPK dalam TajukRencana (14/6) berjudul, RevitalisasiPertanian Harus Serius. SP membericatatan penting atas tersingkirnya subsektor pertanian, perkebunan, dankelautan dalam perekonomian Indonesia. Karena perekonomian nasionalhanya hanya menekankan pada sektorindustri.Harian ini menutup tajuknya dengan pertanyaan, “Lalu siapa yang akanmemasok bahan pangan?” Pertanyaanini mengisyaratkan betapa pentingnyasektor pertanian, perkebunan dankelautan dalam perekonomian nasional,termasuk masyarakat yang bekerja dimasing-masing sub sektor tersebut.Koran beroplag terbesar, Kompasmengangkat Program RPPK dalamtajuk (11/6) yang berjudul, Apa yangDibutuhkan untuk Merevitalisasi Pertanian? Menurut Kompas, kunci utamakeberhasilan program ini terletak padakemampuan pemerintah menggerakkan semua komponen bangsa agar ikutberperan dalam membangun sektorpertanian. Sebab, sektor pertanian,tidak saja meningkatkan produskinasional, tetapi juga menaikkan pendapat petani dan menciptakan lapangankerja.Serius atau Retorika?Beberapa hari sebelum dicanangkannya Program RPPK, para ahli ataupun para pelaku sektor pertanian,perkebunan, dan kelautan sudah memberi pandangan yang beragam.Secara umum, berbagai kalanganmenyatakan, pemerintah perlu merevitalisasi sub-sub sektor tersebutuntuk membangkitkan perekonomiannasional, karena itu harus didukung.Namun tanggapan menjadi sangatberagam ketika memasuki wacanakesungguhan pemerintah meluncurkanProgram PRRK.Tidak sedikit ahli (akademisi) danpraktisi pertanian, perkebunan dankehutanan, yang meragukan itikad baikpemerintah untuk menjamin kelangsungan program tersebut. Merekamempertanyakan dampak positif dariProgram RPPK terhadap petani kecil,khususnya para petani yang tidakmemiliki lahan, dan buruh tani.Salah satu artikel yang secara gamblang menggambarkan kekhawatirantentang keseriusan pemerintah ditulisoleh Agusdin Pulungan, dimuat dikolom induk opini Kompas (11/6). Diamenganggap komunitas ekonomi pertanian masih meraba-raba komitmenpemerintah di balik peluncuran Program RPPK.Revitalisasi Pertanian, RetorikaSBY?, demikian Agusdin memberi judulbagi artikelnya. Ketua DPN HimpunanKerukunan Tani Indonesia (HKTI) inisecara tandas mempertanyakan keseriusan Susilo merevitalisasi sektorpertanian, perkebunan dan kelautan.Program RPPK,Serius atau RetorikaSatu lagi gebrakan Presiden Susilo BambangYudhoyono. Susilo mencanangkan ProgramRevitalisasi, Pertanian, Perkebunan danKelautan (RPPK) 2005-2009.BERITA EKONOMI