Page 49 - Majalah Berita Indonesia Edisi 01
P. 49
No.1/Th.I/Juli 2005 51para penegak hukum yang keblinger itudibantu oleh para cantriknya aliaspanitera.Republika menyorot peristiwa bersejarah di Bireuen, NAD, (24/6). Sebanyak 15 orang terhukum karenaberjudi dikenai hukuman cambuk enamsampai sepuluh kali di halaman depanMasjid Jami, di hadapan sekitar 2000-an orang, usai shalat Jumat.Provinsi NAD memberlakukan hukum syariat Islam bagi pemeluk Islamdi sana. Penerapan syariat Islam itumerupakan bagian dari otonomi didaerah.Namun Republika menyarankanpelaksanaan syariat Islam harus disesuaikan dengan konteks yang ada saatini. Kita harus tetap mengedepankankemanusiaan dan martabatnya. Timmedis mesti siap sedia memberikanpertolongan setelah terhukum menjalani eksekusi.Menyangkut sisi keadilan, penerapan hukuman juga diterapkan kepadapelaku kriminal di semua area dantingkatan. Tidak hanya pada pelakukriminal ‘kelas teri’. Berlakukan jugakepada pelaku ‘kelas kakap’, sepertikoruptor. Dalam kasus judi Togel, yangdihukum jangan hanya pembelinyatetapi juga penjual, dan bandar jangandibiarkan terus berkeliaran.Tulis Republika, penerapan sanksihukuman sesuai syariat Islam dimaksudkan untuk mengurangi tingkatkriminalitas di NAD, selain mengentalkan aroma religi di bumi ‘SerambiMekah’ dalam segala aspek kehidupan.Tajuk Suara Karya, mengupas pengenaan pajak progresif terhadapkendaraan pribadi. Ini bukan wacanawacana baru, tetapi sudah beberapa kalimengemuka, terutama terkait dengankemacetan lalu lintas dikota-kota besaryang kian hari kian menjadi.Harian ini mengeritik para pengambil kebijakan yang belum berniatmenerapkan pajak progresif terhadapkendaraan pribadi. NamunWapres Jusuf Kalla mengisyaratkanniat pemerintah untuk mempertimbangkan kemungkinan tersebut sebagaisalah satu strategi dalam menekankonsumsi BBM. Pengenaan pajak progresif terhadap kendaraan pribadi memang bisa sekaligus berfungsi menekantingkat komsumsi BBM.Menurut Suara Karya, kepemilikankendaraan pribadi yang tanpa kendalimemperboros konsumsi BBM. Tidakhanya cukup satu mobil, melainkanhingga lima mobil dalam satu keluarga.Kondisi Kritis. Indonesia sekarang,tulis Pelita, sedang menghadapi masakritis. Persoalan lama belum teratasi,persoalan baru datang tiada henti.Kenyataan membuktikan ekonomimasih sulit, pengangguran meningkat,dan kemiskinan bertambah, penyakitsilih berganti. Penyehatan perbankanbelum beres, malah muncul kreditmacet. Utang negara menumpuk. Utangdalam negeri malahan melampauiutang luar negeri.Pelita juga mengupas kelangkaanBBM. Di lain pihak pemadaman listrikmulai dilakukan secara bergiliran. Bisadibayangkan apabila listrik padammendadak, gangguan akan merembetke berbagai bidang kehidupan.Krisis BBM dan listrik memperlihatkan terbengkalainya fungsi pelayanan publik Pertamina dan PLN.Kondisi keuangan di kedua perusahaannegara itu menjadi salah satu penyebabkrisis.■KrisisDalam tajuknya, Kedaulatan Rakyat mengulasmasalah krisis BBM yang mendominasi mediaakhir-akhir ini. Harian ini menulis, bahwa krisisBBM sebenarnya hanya sebagian kecil darisegunung masalah yang dihadapi bangsa ini.Kelangkaan BBM bukan hanya sekali ini kitaalami. Sudah berkali-kali terjadi, jika pendistribusian BBM ke suatu kawasan terhambat,terjadi antrean panjang di SPBU.Penyediaan dan pendistribusian BBM bukansatu-satunya penyebab krisis BBM saat ini.Beberapa sumber mengatakan, produksi BBM dinegeri ini sudah melampaui titik kulminasi danmulai menurun. Selain itu, meningkatnya taraf danpola hidup bangsa kita menyebabkan konsumsiBBM terus meningkat.Meski demikian, dalam dinamikan pertumbuhan dan perkembangan pembangunanekonomi negeri kita ini, terkadang kita terpaksamelewati saat-saat memprihatinkan.Sementara itu, harian Suara Merdeka lebihmenyoroti masalah pendidikan gratis dankestabilan ekonomi. Banyak calon walikota/bupatiyang dalam kampanyenya menjanjikan sekolahgratis bagi masyarakat.Komitmen para calon pemimpin itu perludihargai. Tetapi prakteknya tidak mudah. Pengertian sekolah atau pendidikan gratis berarti bebasdari kewajiban membayar SPP, tetapi tidakmenghilangkan pungutan-pungutan lain.Di tengah terbatasnya anggaran pendidikandari pemerintah, perlu dipikirkan dari mana danauntuk sekolah gratis itu. Jangan sampai hal ituhanya menjadi pernyataan politis belaka yangsama sekali tidak menjawab persoalan secara riildi lapangan.Dari segi ekonomi, dalam tajuknya SuaraMerdeka juga mengusulkan agar kestabilanmoneter perlu dimonitor lebih cermat. Ibaratmengantisipasi keamanan, sekarang mungkinharus «Siaga 1.» Sehingga masalah psikologismasyarakat atas kasus-kasus seperti kelangkaanBBM bisa teratasi.Selain masalah BBM, ekonomi dan pendidikan,rupanya masalah lingkungan pun menjadisorotan. Investor Daily dalam tajuknya yangberjudul ≈Kehancuran Lingkungan Kian MenakutkanΔ, mengkritik Menteri Lingkungan Hidup yangsibuk mengumumkan industri-industri pencemarlingkungan. Ironisnya, sanksinya hanya sekedardiperingatkan atau pihak KLH merekomendasikanagar perbankan tidak mengucurkan kredit padaperusahaan tersebut. Padahal, pencemaranlingkungan juga merupakan kejahatan yangdampaknya tidak kalah dahsyat dibandingkankejahatan ekonomi dan politik.Investor Daily juga menulis bahwa tugaspenyelamatan lingkungan tidak hanya di tanganKLH, melainkan juga pemerintah daerah, LSM dansemua warga negara ini. Berbagai upaya penyelamatan lingkungan harus segera dilakukansebelum semuanya terlambat.■Tajuk Lain