Page 37 - Majalah Berita Indonesia Edisi 03
P. 37
BERITAINDONESIA, September 2005 39(LENTERA)Tidak sedikit kelompokdalam masyarakat kitayang mulai raguterhadap ajaran dannilai-nilai yang selamaini kita yakini.miliki luas 99 meter x 99 meter itu,sebagai bentuk penyambutan atas kedatangan Jenderal Besar H.M. Soeharto.Di barisan belakang, berjalan seiringmengikuti langkah perlahan Pak Hartodan Syaykh MAZ, selain rombongankeluarga, tim medis, para pengawal, danpara eksponen MAZ tampak antara lain dua putribeliau, Hajjah Siti Hardiyanti Rukmana (akrabdisapa Mbak Tutut) danHajjah Siti Hediati (akrabdisapa Mbak Titik), mantan Menteri KoordinatorKesejahteraan Rakyat/mantan Kepala BKKBN/Ketua Yayasan Damandiri Haryono Suyono,mantan Menteri Koperasi SoebijaktoCakrawardoyo, Ketua Yayasan SuperSemar Subagio.Iptek Harus Selaras dengan Ilmu AgamaMengawali acara, pembacaan kitabsuci Al Quran dan pembacaan sari tilawahnya oleh dua santriwan/santriwatiMAZ. Selanjutnya, Syaykh AS PanjiGumilang langsung tampil ke atasmimbar, menyampaikan pidato sambutan selaku pimpinan MAZ.“Anak-anakku pelajar putri dan pelajar putra yang saya dicintai, para guru,dosen, karyawan yang disanjung tinggi,pada hari ini Ma‘had Al-Zaytun dalammemasuki umur yang keenam tahunmendapatkan satu karunia besar dariTuhan Yang Mahaesa. Perintis, pelakudan Bapak Pembangunan Indonesiamenghadiri, mengunjungi, dan bermalamdi kampus Ma‘had Al-Zaytun. Ini merupakan suatu pendorong yang sangatbermakna bagi kader-kader bangsa Indonesia yang sedang belajar di Ma’had AlZaytun ini,” ucap Syaykh AS Panji Gumilang mengawali sambutannya.“Pada Bapak kita Bapak Haji Muhammad Soeharto, Jenderal Besar TNI,kita sampaikan terima kasih sebesarbesarnya atas kepedulian Bapak terhadapanak bangsa yang sedang membangun,yang sedang meneruskan cita-cita pembangunan yang selama ini Bapak rintis.Doakan kami semua Bapak, sebagaigenerasi penerus perjuangan bangsa inimampu meneruskan apa yang menjadicita-cita dan visi Bapak selama meritispembangunan Indonesia dari sejak diamanatkan menjadi pemimpin bangsa inisampai detik ini, dan sampai kapan pun.”Seusai pidato Syaykh MAZ, acaradilanjutkan pembacaan pidato Pak Hartoyang dibacakan oleh putrinya MbakTutut. Sebelum menyampaikan pidatodari Pak Harto, Mbak Tutut menyampaikan permohonan maaf Pak Harto yangtulus karena tidak bisa berkomunikasisecara langsung, dan membacakan langsung pidatonya.Mbak Tutut juga mengisahkan sedikitlatar belakang sejarahpembangunan gedungperkuliahan tersebut.Pembangunan GedungPerkuliahan Jenderal Besar H.M. Soeharto Universitas Al-Zaytun diprakarsai Syaykh AS PanjiGumilang, selaku pimpinan MAZ. Di satu kesempatan, Syaykh MAZmeminta ijin langsungkepada Pak Harto agar nama beliau dapatdicantumkan sebagai nama gedung tersebut, yang akan dibangun oleh MAZ,Pak Harto memberi izin dan menunjuk Yayasan Purnabakti Pertiwi untukmembantu proses pembangunan. Masihkata Mbak Tutut, Yayasan PurnabaktiPertiwi didirikan oleh almarhumah IbuHajjah Siti Fatimah Hartinah (Ibu TienSoeharto), pada 23 Agustus 1983.Yayasan yang bertujuan menyelenggarakan kegiatan yang bersifat pendidikan sosial maupun agama itu diketuaioleh Ibu Tien Soeharto sampai akhirhayatnya.Tanggal 23 Agustus kiranya punyamakna khusus bagi MAZ. Alasannya,tanggal dan bulan peresmian GedungPerkuliahan Jenderal Besar H.M. Soe-“Perasmian Gedung Perkuliahan Jenderal Besar H.M. Soeharto Universitas AlZaytun oleh Bapak Jenderal Besar H.M.Soeharto” terbentang di atas MihrabMasjid Rahmatan Lil ‘Aalamin, MAZ.Sekitar lima ribu orang santri MAZmemenuhi lantai dasar masjid terbesar didunia, yang pembangunannya menelanbiaya sebesar kurang lebih 14 juta dolarAS atau Rp 135 miliar itu. Sementara itu,di bagian luar masjid, sebanyak dua ribusantri berseragam kepanduan berbarismemanjang dua lajur saling berhadapan,dari gerbang luar sampai pintu masukmasjid. Di hadapan mereka terbentangkarpet merah yang berakhir di depanpanggung kecil, persis di depan mihrab.Waktu menunjuk tepat pukul 9.30pagi. Suasana seketika khidmat. Yangdinanti-nantikan rupanya datang jua.Iring-iringan kendaraan yang membawaPak Harto beserta rombongan memasukihalaman Masjid Rahmatan Lil ‘Alamain.Pak Harto dengan perlahan-lahansekali menuruni tangga bis milik MAZyang ditumpanginya. Bertopangan padatongkat di tangan kanannya, dan tangankiri dipegang oleh Syaykh Ma’had ASPanji Gumilang, Pak Harto berjalandengan langkah tertatih-tatih memasukimasjid.Senyum karismatis Pak Harto menebar ke seluruh hadirin yang menyesakiruang dalam masjid. Ribuan benderamerah-putih dilambai-lambaikan olehseluruh santriwan dan santriwati MAZyang hampir dua jam menanti denganpenuh sabar di dalam masjid yang me-