Page 39 - Majalah Berita Indonesia Edisi 03
P. 39


                                    BERITAINDONESIA, September 2005 41Pterian Lingkungan Hidup, bahwa delapan dari sepuluh perusahaan perkebunan yangdiketahui membuka lahan dengan pembakaran adalah perusahaan asal Malaysia.Menanggapi hal itu, sepertidilaporkan harian Media Indonesia, 14 Agustus 2005, PerPertengahan Agustus, PortKlang dan Kuala Selangor, Malaysia, bak kota hantu. Takbanyak penduduknya yang lalulalang di luar rumah. Bahkan,sekolah dan sebagian perkantoran diliburkan. Siang haricuaca masih gelap. Kabut tebaldi mana-mana.Kebakaran hutan di wilayahpulau Sumatera, khususnyaRiau, Indonesia, lagi-lagi membuat negeri itu kalang kabut.Tingkat polusi udara di keduakota itu bahkan sudah mencapai level di atas 500 alias“Berbahaya.”Seperti dilansir media massadi Indonesia maupun di negerijiran itu sendiri, Minggu, 14Agustus lalu, sekelompok warga Malaysia berdemonstrasi didepan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur.Bahkan sebelumnya, PerdanaMenteri Malaysia AbdullahBadawi sempat meneleponPresiden Susilo Bambang Yudhoyono.Namun, perkembangan berita tentang kabut asap yangmelanda Malaysia berujungpada hasil investigasi KemenTetangga SeberangMENUAI ASAPMalaysia pr oteskarena polusi udaraakibat pembakaranhutan. Ternyata,beberapa perusahaanperkebunan negerijiran itu ikut terlibat.dana Menteri Abdullah Badawipun langsung berjanji menghukum pengusaha perkebunanasal Malaysia yang terbuktimelakukan pembakaran lahandi Indonesia itu. Menurut Badawi, seharusnya para pengusaha itu sadar bahwa pembakaran lahan yang merekaSelain kebakaran hutan, ancaman paling serius terhadap hutan di Indonesia adalahpembalakan atau penebangan secara liar. Hutan Indonesia terancam musnah. Dari sudutekologi, kerusakan parah menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan yang harusditanggung dalam jangka panjang. Dari sisi ekonomi, dua tahun terakhir saja, negara dirugikanlebih dari Rp 90 triliun.Sayangnya, seperti dibahas harian Media Indonesia, 1 September 2005, dari ratusan tersangkapelaku illegal logging yang diserahkan ke pengadilan, belum satupun yang divonis.Pembalakan terjadi di seantero Nusantara. Bukan hanya di Sumatera, Papua, Kalimantan danSulawesi saja, namun juga terjadi di Jawa, khususnya di kawasan Nusakambangan.Banyak faktor yang menyebabkan pemberantasan illegal logging tidak pernah berhasil.Diantaranya jumlah personel Polisi Kehutanan yang tidak memadai. Misalnya, di Papua hanya ada188 orang personel yang sebagian hampir pensiun. Dana insentifnya hanya Rp 100.000 per bulan.Sementara luas wilayah kerja di Papua 3,5 kali luas pulau Jawa.Selain itu, kurangnya sarana pendukung seperti kapal-kapal patroli. Padahal jalur sungai rawanpenyelundupan kayu hasil tebangan liar. Diperparah dengan permainan para oknum pejabatkehutanan dan kepolisian yang berkolusi dengan para cukong kayu.■ RHRIMBA MAKIN MERANGGAS RIMBA MAKIN MERANGGASCATATAN: CATATAN:Tahun 2004, kasus yang sudahditangani 530 kasus. Rata-ratahukuman yang dijatuhkan sangatringan. Kerugian tercantum hasildari kasus yang tertangkap basah.Yang tidak tertangkap bisa 3-4 kalilipat.KERUGIAN ILLEGAL LOGGINGTAHUN Kerugian2002 Rp 27.771.220.0002003 Rp 195.655.570.0002004 Rp 99.839.666.000lakukan akan berdampak padanegeri mereka sendiri.Beberapa harian lainnya, diantaranya Kompas menulis,Setelah pembicaraan daruratMenteri Kehutanan RI MSKa’ban dengan Menteri Lingkungan Hidup Malaysia Adenan Satem, disusul penandatanganan kerjasama antaraKementerian Riset dan Teknologi RI Kusmayanto Kardiman dan Menteri Sains, Teknologi dan Inovasi MalaysiaDato Jamaludin Jarjis, makaantar kedua negara sepakatbekerja sama mengantisipasidan menanggulangi kejadianyang sering terulang itu.Kerjasama itu, antara lainmengirim bantuan bomba (pemadam kebakaran) Malaysia,modifikasi cuaca untuk hujanbuatan dan meningkatkanpenginderaan deteksi jarakjauh atas titik panas (hot spot)yang lebih dini dan akurat,selain dengan satelit juga dengan pesawat terbang. Sejauhini, kerjasama modifikasi hujanbuatan dilakukan Indonesiabersama Malaysia dan Singapura.Amat disayangkan, bahwaseperti ditulis majalah ForumKeadilan, 28 Agustus 2005,bahwa kebakaran hutan jugadisebabkan pembalakan haram (ilegal logging) oleh penduduk setempat. Di manakayu-kayu curian itu ditampung oleh sindikat dari Malaysia dan China. ■ RHBERITA LINGKUNGAN
                                
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43