Page 12 - Majalah Berita Indonesia Edisi 04
P. 12


                                    BERITA UTAMA12 BERITAINDONESIA, Oktober 2005Cukup feasible alias layakuntuk dikembangkansebagai bahan bakar yangbernilai komersial. Inirekomendasi BPPT dan sejumlah perguruan tinggi yang melakukanberbagai uji coba tentang bahan bakarbioethanol (alkohol setara bensin) danbiodiesel (minyak diesel setara solar).Pengembangan kedua jenis bahanbakar ini bisa membuka peluang untukmenambah penghasilan, baik bagi parapetani maupun negara, selain membukalapangan kerja dan usaha. Para petanibisa lahan perkebunan jarak, jagung,sawit, singkong, ubi jalar atau tebuuntuk kedua jenis BBA tersebut. Di sisilain, negara memperoleh keuntungandari berkurangnya ketergantunganpada BBM untuk keperluan dalamnegeri,dan minyak mentah yang diproduksinya bisa lebih banyak diekspor. Soalnya, sekarang Indonesiamengalami defisit minyak mentah danBBM olahan,ditutup dengan impor 29juta barel dalam sebulan.Produksi minyak mentah Indonesiahanya 1,075 juta barel sehari, sedangkantingkat konsumsi sudah mencapai angka1,115 barel sehari atau defisit 40.000 barelsehari atau 1.200.000 barel sebulan atau36.000.000 barel setahun. Kalau hargarata-rata minyak mentah dunia dipatokUSD 62 per satu barel, maka diperlukanUSD 2.480.000 sehari atau USD 74.400.000sebulan atau USD 2.222.000.000 (setaraRp 22,220 triliun dengan kurs 10.000/dolar) untuk mengimpor minyak mentahdalam setahun.Angka-angka tersebut menunjukkanbetapa besarnya beban yang ditanggungPT. Pertamina untuk mengimpor minyakmentah, dan Indonesia tak layak lagimenjadi anggota Organisasi NegaraNegara Pengekspor Minyak (OPEC).Maka, untuk mempertahankan posisinyadi OPEC, Indonesia terpaksa mengimporminyak mentah dalam jumlah besaruntuk mengekspor minyak produksinya,tetapi dengan mengisi batas jatah terendah.“Pemerintah harus sudah mulai memanfaatkan enerji alternatif, khususnyabiodiesel,” kata Ketua DPR Agung Laksono yang dikutip Suara Karya (12/9).Indonesia punya sumber enerji alternatifyang cukup besar, seperti: biodiesel,bioethanol, air, panas bumi dan batubara. Enerji biodiesel bisa diperoleh daribiji jarak dan kelapa sawit. MenurutAgung jika produksi kelapa sawit seluas5 juta hektar diolah menjadi biodiesel,maka bisa menutup 60% kebutuhan solar dalam negeri yang mencapai 13 jutakiloliter setahun. Demikian juga biodieseldari buah jarak. Sedangkan bioethanoldari singkong bisa memenuhi 20-30%kebutuhan bensin.Indonesia hanya mengandalkan kebutuhan bahan bakar dari gas dan minyakbumi. Kata Agung, dulu tidak ada masalah, karena produksi minyak Indonesiamencapai 1,5 juta barel sehari, sedangkankonsumsi hanya 800.000 barel sehari.Sekarang, konsumsinya sudah lebih besardari kemampuan produksi sehinggaharus mengimpor minyak untuk menutup kebutuhan dalam negeri. Saat ini, Pertamina membuka diriuntuk membeli dan menyalurkan BBAyang diproduksi oleh industri dalamnegeri. Melihat peluang tersebut, PTRekayasa Industri siap mengembangkanBBA dari biodiesel. Paparan tentangproyek BBA dari biodiesel buah jarakdisampaikan kepada Presiden SusiloBambang Yudhoyono.Bilamana Presidenmenerima baik paparan tersebut, makapenggunaan biodiesel dari buah jarakakan dijadikan kampanye nasional.Maksudnya mempercepat penggunaanBBA untuk menggantikan BBM yangtidak bisa diperbaharui.Susilo sudah memerintahkan MenegBUMN Sugiharto untuk mencari danmengembangkan BBA dari buah jarak.Sugiharto sendiri menyambut baik rencana tersebut. Sebab, kata Sugiharto, dimasa datang Indonesia tak mungkin lagimengandalkan minyak, apalagi denganharga minyak bumi dunia yang terusmeningkat.Dia mengakui, upaya pemerintah menaikkan harga BBM 1 Oktober lalu belum bisa memberikan solusiterhadap krisis BBM dalam jangkapanjang.Kata Dirut PT Rekayasa, TriharyoIndrawan Soesilo,seperti dikutip MediaIndonesia (16/9), pengembangan BBAadalah keharusan, karena Indonesia tidakbisa terus menerus bergantung sepenuhnya pada minyak bumi.Indonesia memiliki lahan sangat luas untuk menanambahan baku BBA. Sekarang ada 13 jutahektar lahan kritis yang terlantar. Sedangkan untuk memproduksi biodiesel100.000 barel sehari hanya dibutuhkanlahan penanaman jarak seluas 3 jutahektar. Nilai investasinya menurut Triharyo, sekitar Rp 3,7 triliun untuk pengembangan lahan dan Rp 14,1 triliununtuk pembangunan fabrik berkapasitas100.000 barel sehari.Hiruk pikuk pro-kon atasnaiknya harga BBM tidak perlumenenggelamkan upayapengembangan bahan bakaralternatif. Sekarang, jalanmenuju era BBA sedang dirintis.BBAMeretas Jalan
                                
   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16