Page 15 - Majalah Berita Indonesia Edisi 04
P. 15


                                    BERITAINDONESIA, Oktober 2005 15(BERITA UTAMA)Pukulan Telakbagi ‘Kuda Laut’Dari berbagai sindikat pencurian dan penyelundupan BBM yang terbongkar, selain oknum aparatkeamanan, banyak orang dalam Pertamina terlibat.’selamatkan. Betapa tidak. Dalam taksiranPresiden, total kerugian mencapai Rp 8,8triliun setiap tahun.“Bahkan jumlah kerugian negara bisalebih besar lagi, mengingat masih banyaklagi kasus serupa yang belum terungkapkan,” kata pejabat Humas Pertamina,Muhammad Harun.Tak pelak, kursi Widya kembali digoyang dari berbagai penjuru dengantudingan tidak becus menjalankan fungsipengawasan internal di tubuh Pertamina.Tapi, dengan penuh percaya diri, WidyaPurnama tetap bergeming dari pelbagaitudingan atau gugatan yang menerpadirinya.”“Saya siap mundur kalau itusebagai bentuk pertanggungjawaban,”tegasnya, di hadapan wartawan yang‘mengadilinya’ selama hampir satu jamterkait keterlibatan jajarannya dalamaksi-aksi pencurian dan penyelundupanBBM di tanah air, seusai menghadapPresiden SBY, siang hari itu.Saat dipanggil ke Istana Negara,Presiden SBY meminta Widya bekerjasama dengan aparat penegak hukumuntuk menindak tegas anak buahnya yangmenjadi pencoleng minyak.Gayung sebenarnya bersambut antaraPersiden SBY dan Widya Purnama. Jikamenengok lagi ke belakang, beberapa saatsetelah dilantik sebagai Dirut Pertamina,11 Agustus 2004, Widya Purnama melontarkan targetnya untuk memberantasjaringan penyelundupan, penimbunan,atau pengoplosan BBM, sekaligus menindak tegas para pelaku, termasukoknum-oknum aparat keamanan yangterlibat serta ‘orang-orang dalam’ Pertamina sendiri.Selama ini, kasus-kasus penyelundupan, Widya menjelaskan, sulit diberantas karena melibatkan oknum aparatkeamanan, sehingga penyelundupan bisaberjalan mulus.’Itu juga tak lepas dariketerlibatan orang dalam di Pertamina,akunya.Atas dasar itu, pihaknya akan melakukan pembicaraan dengan PanglimaTNI dan Kapolri. “Saya yakin melaluipendekatan dengan aparat keamanantersebut, penyelundupan bisa diatasi,”cetus Widya Purnama dalam sebuahwawancara dengan radio”Trijaya FM,sehari setelah dirinya dilantik.Jika demikian, apakah berhasil dibongkarnya berbagai jaringan pencuriandan penyelundupan BBM di tanah airsepanjang tahun 2005 ini, oleh aparatTNI-AL, Polri, Bea Cukai, dan instansiterkait, merupakan bagian dari pencapaian target dari seorang Widya Purnama? ■ AFDi antara berbagai kasus yangada, terbongkarnya jaringanpencurian danpenyelundupan minyakmentah (light crude oil) diTerminal Penyimpanan Lawi-lawi, Balikpapan, Kalimantan Timur, 27 Agustussilam, agaknya menyedot perhatianterbesar dari banyak pihak, tak terkecualidari media massa nasional.Dikisahkan, kapal tanker MV. Tiomanberhasil ditangkap oleh jajaran TNIAngkatan Laut Armada Barat (Armabar)di sekitar perairan Pulau Bintan, Kepulauan Riau, pada 27 Agustus 2005.“Tangkapan ini yang terbesar dalamsetahun terakhir,” tandas PanglimaArmabar, Laksamana Muda Tedjo EdhiePurdijatno.Awalnya, KRI Multatuli —kapal patroli AL yang biasa menyisir di sekitarperairan Kepulauan Riau— di bawahkomando Letnan Kolonel Laut (P) Bambang Suyono memergoki pergerakan yangmencurigakan dari tanker berbenderaKorea Utara itu.Meski sudah diberi peringatan, kapalitu terus melaju dengan kecepatan penuhmalah menabrak KRI Multatuli.—Akibatnya, badan Multatuli rusak ringan.Akhirnya, tanker Tioman berhasil ditangkap saat hendak memasuki wilayahperairan Singapura, mendekati duatanker berbendera Cina, Hai Yang danHai Gong, yang diduga akan menampungbawaan Tioman.Rupanya, yang dibawa tanker ituadalah minyak mentah impor milik Indo-
                                
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19