Page 16 - Majalah Berita Indonesia Edisi 04
P. 16
BERITA UTAMA16 BERITAINDONESIA, Oktober 2005nesia sebanyak 2.881 ton atau setara17.000 barel yang dicuri dari terminalpenampungan minyak mentah terapungyang disebut SBM (Single Buoy Mooring)milik Pertamina, yang berlokasi di sekitar17 kilometer dari garis pantai TerminalLawi-lawi.Terminal Lawi-lawi sendiri adalahtangki penampung minyak mentah imporyang selanjutnya diolah di Kilang UnitPengolahan V (Kilang Balikpapan).Setelah kapal pengirim milik Pertamina memasukkan minyak mentahimpor ke SBM melalui pipa bawah laut,untuk selanjutnya dipompakan ke Terminal Lawi-lawi, kapal tanker yang dipakaipara pencuri mendatangi lokasi danmenyedot.Hebatnya, usai menyedot minyakmentah, pelaku mengisi pipa kembalidengan air laut agar volume minyak yangdialirkan ke Terminal Lawi-lawi tidakberubah saat dihitung.Pencurian minyak mentah terbilangmodus baru. Sebab, modus-modus yangdipakai pada kasus-kasus ‘kebocoran’yang telah dibongkar aparat berwenangselama ini adalah pencurian, pengoplosan, dan penyelundupan luar negeriBBM atau minyak sudah jadi (solar,bensin, avtur, minyak tanah).Untuk diketahui, Kilang PertaminaBalikpapan yang memiliki luas 2,5 kilometer persegi merupakan penghasilminyak kedua terbesar setelah KilangPertamina Cilacap. Total kapasitas pengolahan mencapai 260.000 barel minyakmentah perhari.“Berdasarkan pengakuan sejumlahtersangka, untuk sekali menyedot minyakdari SBM itu para pencuri berani membayar uang muka hingga Rp 700 juta,”ujar juru bicara Pertamina, MochammadHarun.Jumlah”cost yang harus dikeluarkanitu tidak seberapa dibandingkan hasilyang diperoleh dari penjualan minyakmentah hasil impor curian tersebutkepada penadah asing.Katakanlah, harga sebarel minyakmentah di pasar dunia 58 dolar AS. Bilahasil curian mencapai 17.000 barel, makapara pencuri tersebut akan mendapatkankeuntungan senilai 986.000 dolar (setaraRp 9,86 miliar dengan kurs US$1 = Rp10.000). Itu untuk sekali operasi aksi.Sedangkan, menurut pengakuan parapelaku, aksi serupa sudah dilakukannyadelapan kali. Bayangkan, betapa besarnyapotensi kerugian negara akibat ulah parapencoleng minyak ini.Yang menjadi tanda tanya, bagaimanatanker yang berukuran besar bisa lolosdari pantauan petugas jawa di TerminalLawi-lawi? Jelas bahwa ada keterlibatan‘orang dalam’ Pertamina. Belakangan,ekses dari terbongkarnya kasus itu adalahdipecatnya tujuh orang karyawan Pertamina di Terminal Lawi-lawi.Menyusul terungkapnya jaringanpencurian dan penyelundupan minyakmentah di Balikpapan tersebut, danmengantisipasi terulang lagi kejadianserupa, pemerintah menerapkan aturanbaru.Mulai kini, Pertamina diwajibkanmemberi laporan rencana distribusi BBMke Mabes Polri dan Mabes TNI AL, yangditugaskan khusus mengawasi secaraberkala seluruh wilayah distribusi, terutama di kawasan-kawasan yang rawanaksi penyelundupan BBM.Sulit diterima logika, kebesaran dankewibawaan Pertamina sebagai BUMNpenjaga terdepan distribusi BBM untukdalam negeri ternyata keropos digerogoti orang-orangnya sendiri, yangterlibat dalam kejahatan tergolong luarbiasa: mencuri minyak (hasil imporlagi) yang sejatinya diperuntukkan bagikepentingan rakyat, justru tatkalarakyat harus antri mendapatkan bensin,solar, dan minyak tanah serta di bawahbayang-bayang melambungnya hargaBBM.Seandainya diperoleh bukti-buktilebih jauh bahwa kejahatan terhadapkemanusian pencurian dan penyelundupan BBM melibatkan begitu banyakorang Pertamina, lantaran berkonspirasiatau malah menjadi bagian dari jaringansindikat tersebut, maka itu telah menjadipotret yang sangat memalukan bagi citraBUMN ini.Singkatnya, sebuah pukulan telakmenerpa muka Pertamina.Kasus-kasus Orang DalamDalam catatan Berita Indonesia(lihat: Daftar Kasus Penyelundupan BBMSepanjang 2005), banyak kasus penyelundupan BBM yang berhasil dibongkaraparat sepanjang periode Oktober 2004sampai Agustus 2005 ini. Menarik untukdicermati secara kritis, pada hampirsetiap kasus yang terbongkar tadi terlibat‘orang dalam’ di lingkungan Pertamina,mulai dari pejabat sampai petugas operasional, selain oknum-oknum aparatkeamanan.Pada awal September lalu, KapolriJenderal Sutanto telah mengintrodusirketerlibatan sejumlah karyawan Pertamina dalam aksi penyelundupan BBMdi sejumlah daerah, seperti di Riau,Cilacap, dan Surabaya.Pada 14 September 2005, Mabes Polrimengumumkan 16 orang ditetapkanstatusnya sebagai tersangka baru, terdiridari 5 karyawan Pertamina, 5 karyawankontrak, 1 tenaga bantuan, dan 5 anakbuah kapal (ABK) hasil pengembanganpenangkapan tanker MV Tioman yangmembawa minyak mentah curian.Pada 16 September 2005, Kapolrikembali melaporkan pihaknya tengahmenyelidiki secara intensif keterlibatanpejabat Pertamina atas dugaan pencurianBBM di wilayah Kalimantan Selatan.Modus yang dilakukan, menurutKepala Polri Jenderal Sutanto, adalahdengan melebihkan pasokan BBM kesejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakaruntuk Umum (SPBU). Kelebihan inidipasok ke sejumlah industri tambangMT. Tioman: MT. Tioman: Dijaga petugas. MT. Tioman: