Page 20 - Majalah Berita Indonesia Edisi 04
P. 20


                                    BERITA UTAMA20 BERITAINDONESIA, Oktober 2005Dini hari berembun yangmestinya masih heningdipecahkan suara ramai disebuah depot kecil dekatperempatan jalan, di kawasan Baturraden, Purwokerto, Jawa Tengah. Puluhan perempuan tengah mengantri, sebagian besar berdaster ataukain kebaya lusuh dengan wajah yangdihiasi sisa-sisa kantuk.Antrian itu begitu panjang dan berdesak-desakan. Di tangan merekamasing-masing ada sebuah jerigen plastikberukuran lima liter dan selembar kupon.Yang terjadi pagi itu adalah sebuahperjuangan membeli minyak tanah agarhari itu dan setidaknya seminggu kedepan, mereka masih bisa menyalakankompor dan memasak untuk keluarga.Melihat situasi antri minyak tanah itusungguh mengenaskan siapapun yangmelihat. Indonesia seolah surut kembalike masa-masa ekonomi sulit puluhantahun ke belakang. Apalagi yang mengantri biasanya warga dari ekonomikelas menengah ke bawah. Pakaianmereka lusuh, sebagian dari merekabelum sempat mandi dan sarapan karenaharus terburu-buru pergi ke depot agen,agar tidak kehabisan minyak tanah.Dalam sebuah angkutan umum puntertangkap keluh kesah beberapa iburumah tangga yang hendak pergi kepasar. Ternyata, tidak semua wargakebagian kupon untuk ditukarkan denganminyak tanah. Warga yang tidak memilikikupon, meski sudah antri lama, ketikasampai di depan drum minyak tanahsudah habis. Sebab, yang diprioritaskanadalah pemegang kupon.Dengan kupon pun, masing-masingorang hanya mendapat jatah maksimal 4-5 liter minyak tanah, seperti yang tertulisdi setiap lembar kupon. Frekuensi suplaikepada agen antara satu sampai dua kaliseminggu, namun tak jarang wargakeburu kehabisan sebelum ada suplaiberikutnya.Warga yang ingin membeli minyaktanah sebelumnya harus membeli kupondi agen. Mereka saling dahulu mendahului. Aturannya, satu keluarga mendapat satu kupon. Namun seringkali wargamencari akal dengan menyuruh salah seorang anggota keluarganya untuk membeli kupon lagi dan membawa satu jerigenlagi untuk diantri. Di beberapa kelurahanada yang mendata warga RT-RW-nyauntuk diprioritaskan mendapat kupon,agar tidak diserobot warga lainnya.Mafulah (37), yang sehari-hari membuka warung makan di dekat kampusUniversitas Jenderal Soedirman, Puwokerto, mengaku kesulitan mendapatkanminyak tanah di daerah Banyumas,khususnya Purwokerto, cukup mencemaskan warga. Agar bisa mencukupikebutuhan minyak tanah untuk memasakberbagai makanan jualannya, ia sampaiharus pergi ke desa lain. “Saya diantarsuami naik motor mencari minyak tanahke desa lain yang kira-kira penduduknyatidak terlalu ramai,” ujarnya kepadaBerita Indonesia.Menurutnya, di daerah bisnis dankawasan sekitar kampus-kampus diPurwokerto, biasanya persediaan minyaktanah di agen dalam sehari cepat sekalihabis padahal antrian masih panjang.Karena itu, ia mengakalinya denganmencari minyak tanah di kawasan yangjauh dari daerah bisnis dan kampus.Sehingga antrian tidak terlalu panjangdan kemungkinan mendapat minyaktanah lebih besar.Di kawasan Banyumas, khususnyaPurwokerto, kini bukan hal yang aneh lagijika melihat jerigen-jerigen kosong bergeletakan di depan beberapa depotminyak tanah yang sepi. Masing-masingjerigen sudah diberi nama atau tanda.Menurut seorang warga, pemilik jerigensudah memegang kupon dan berpesankepada si agen untuk mengisi jerigennyajika suplai minyak tanah datang.Diperoleh keterangan, bahwa suplaiminyak tanah kepada agen di Purwokertodan sekitarnya dikurangi dari jumlahbiasanya. Jika agen tersebut ingin menambah suplainya, sopir truk yang mengirim minyak tanah akan meminta uangRp 10.000 per drum tambahan.Namun demikian, meski minyaktanah menjadi barang langka, di Purwokerto harga di agen tetap Rp 1.000.Kalaupun naik, itupun biasanya dilakukan para pengecer di warung-warungkecil, menjadi Rp 1.500. Sedangkan,pengawasan terhadap agen terhitungcukup ketat. Beberapa kali aparat melakukan penangkapan terhadap agenSepotong Kupon,Segudang PrihatinMelihat situasi antri minyak tanah itu sungguhmengenaskan siapapun yang melihat. Indonesiaseolah mundur jauh ke belakang.PERMAINAN KADANG TERJADI DI AGEN BBM.
                                
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24