Page 21 - Majalah Berita Indonesia Edisi 04
P. 21
BERITAINDONESIA, Oktober 2005 21(BERITA UTAMA)yang menaikkan harga seenaknya, biasanya atas pengaduan warga.Menurut Tono (40), seorang sopirangkutan umum, banyak warga Banyumas pengguna kompor minyak dan gaskini memasak dengan menggunakantungku berbahan bakar kayu. Akibatnya,harga kayu bakar kini melonjak naik.Akhirnya, warga menjadi serba salahkarena semua bahan bakar tak ada lagiyang murah.“Orang kecil seperti kami semakinterjepit,” keluh Tono muram.Bukan cuma daerah Banyumas yangmengalami kelangkaan BBM. Kota-kotalain di Jawa Tengah seperti Tegal, Kebumen, Semarang dan lain-lain juga mengalami hal yang sama. Kepada Berita Indonesia, Kahumas Daerah Operasi(Daop) V PT Kereta Api Supriadi mengatakan, pasokan BBM yang dikirim melaluikereta api jumlah dan volumenya selalusama, tidak pernah berkurang.Untuk daerah Tegal dan sekitarnyayang termasuk wilayah Daop IV, pasokanBBM dikirim dari Maos yang termasukwilayah Daop V dengan kereta api empatkali dalam sehari. Setiap kali pengiriman,terdiri dari 14 gerbong. Dan setiapgerbong berisi 38.000 liter BBM (solar,minyak tanah, premium dan lain-lain).Supriadi mengaku cukup heran ketikakelangkaan BBM terjadi, termasuk diTegal dan sekitarnya. Sebab, sampai saatini pasokan dari Maos ke Tegal tidakberkurang.berbahan bakar arang) yang tadinya sudah dipensiunkan lama setelah ia memakai kompor minyak.Namun, alat tradisional itu kini kembali digunakan lagi setelah minyak tanahdi Semarang dan sekitarnya menjadibahan bakar yang sangat langka. Meskidiakuinya, ia merasa kembali ke zamanzaman sulit puluhan tahun yang lalu, iaharus menerima kenyataan itu. Menurutnya, seperti ditulis harian Sinar Harapan, 16 September 2005, memasakmenggunakan anglo tidak sepraktis kompor minyak atau gas. Arang harus tetapdijaga agar tetap menyala. Sesekali MbahTum menyeka wajahnya yang basah olehkeringat dan kembali mengipas-ngipasanglo untuk menjaga bara tidak padam.Di Semarang, kalaupun minyak tanahbisa diperoleh, harganya melonjak naikantara Rp 1.600 sampai Rp 2.000 per liter. Itupun harus didapat dengan mengantri di agen yang lokasinya jauh darirumah.Karena itu ia beralih menggunakananglo. Selain harga anglo murah, kalaubeli baru sekitar Rp 3.500 sampai Rp5.000 per buah, bahan bakar arangnyajuga tak mahal. Sekilo hanya Rp 1.000,bisa dipakai tiga hari.Selain menggunakan anglo, di Semarang dan sekitarnya banyak juga penduduk yang memakai tungku kayu bakar. Disejumlah kampung, antrian minyak tanahdi depot agen terus memanjang dari harike hari. Hal ini terjadi karena ternyata diSemarang, pasokan untuk agen dikurangijatahnya 50 persen dari jumlah biasa.Yang tadinya 4-5 drum seminggu, sekarang paling-paling hanya 2 drum. Sungguh mengenaskan. ■ RHMencari kayu bakar untuk memasak.Demonstrasi menolak kenaikan BBM.Menuntut pemerintah mengusut penyelundupan BBM.Alternatif lainDi sebuah dapur sederhana, seorangperempuan tua berjongkok, sibukmengorek-ngorek sisa-sisa arang yangmasih membara, memanaskan pancisayur di atasnya, yang kuahnya bergolakmemancarkan wangi sedap.Mbah Tum (75), demikian nama perempuan itu tengah memasak menggunakan anglo (sejenis tungku tanah liat