Page 16 - Majalah Berita Indonesia Edisi 08
P. 16


                                    16 BERITAINDONESIA, 10 - 23 Februari 2006BERITA UTAMAIngat mayat ingat formalin.Akh…betapa jijik dan mualnyaseseorang jika dia tahu bahwamakanan yang baru sajadisantapnya mengandung formalin. Tetapi bagaimana kisahnya sehinggaformalin bisa menyusup ke dalammakanan?Rupanya sudah bertahun-tahun paranelayan mengenal formalin sebagaibahan pengawet agar ikan yang merekatangkap tidak cepat membusuk. Merekajuga menggunakan formalin untuk mengawetkan ikan asing. Formalin juga dikenal oleh para penjual daging segar.Hanya dengan rendaman yang mengandung formalin, daging bisa segar berharihari.Sebenarnya formalin lebih dulu populer di kalangan produsen mie basah,tahu dan bakso. Produk makanan memang bisa tahan lama, tetapi berbahayabagi kesehatan konsumen yang menyantapnya terus menerus bertahuntahun. Tetapi kenapa hal ini dilakukanjuga? Motif utamanya tentu untuk mendapatkan untung besar dengan caramudah.Sudah ada desakan dari Komisi IX DPRyang membidangi kesejahteraan rakyatdan kesehatan untuk pengaturan kembalitata niaga formalin. Pimpinan Komisi IXdr Ribka Tjiptaning juga ikut resah karenameluasnya penyalahgunaan formalin.Padahal formalin, kata Ribka sebagaimana dikutip Suara Karya (6/1), bahankimia berbahaya yang bisa merusakkesehatan konsumennya. Kabarnya Departemen Perdagangan akan segeramengatur tata niaga formalin impor danbikinan dalam negeri.Pemerintah sepakat untuk menertibkan penjualan formalin. Aturannya akandikeluarkan untuk mengawasi peredarandan memutus mata rantai distribusi formalin. “Formalin tidak lagi dijual bebas,”kata Meneg Koperasi dan UKM, Suryadharma Ali.Setelah kabar penyalahgunaan formalin merebak, Sampurno, Kepala BPOM,buru-buru mengeluarkan pernyataanpers (3/1) bahwa lembaganya akan mengeluarkan sertifikat bagi para produsenmakanan yang bebas formalin. Maksudnya meredam penyalahgunaan zatberbahaya tersebut.Di tengah semaraknya penyalahgunaanformalin, Dirjen Industri Agro dan Kimia,Departemen Perindustrian, Benny Wahyudi, menegaskan pemerintah tidak akanmenutup pabrik-pabrik formalin di dalamnegeri.Saat ini ada 20 pabrik formalin, memproduksi 322.560 ton formalin setahun.Namun anggota Komisi Hukum DPRdari F-PG, M. Aziz Syamsuddin, dikutipRakyat Merdeka (16/1), pesimis penyalahgunaan formalin bisa dihentikanselama tugas dan wewenang DepartemenKesehatan dan BPOM masih tumpangtindih. Ada keinginan mengembalikanBPOM ke Depkes.Aziz melihat adanya konflik kepentingan di BPOM, karena wewenangKONSUMEN BEBAS FORMALINKeresahan masyarakat konsumen soal penyalahgunaanformalin untuk pengawet makanan sudah merebak kemarkas parlemen di Senayan. Muncul desakan menataulang tata niaga formalin.Setelah kasus penggunaan formalin dalammakanan mencuat ke permukaan, takgampang lagi menemukan penjualan formalin eceran di toko-toko bahan kimia sepertibiasanya. Badan POM sendiri menyatakan,mereka telah berhasil memotong mata rantaiperedaran formalin. Meski demikian, kitaharus tetap mewaspadai makanan yang kitakonsumsi.Saat ini, konsumen bisa melakukan pengujian sendiri dengan tes kit formalin yangsederhana. Berwujud kertas indikator yangakan berubah warna ketika dicelupkan kedalam air bilasan makanan yang mengandung formalin.Jika bagian kertas berubah ungu, berartiproduk tersebut mengandung formalin. Teskit ini dianggap memiliki kepekaan tinggi.Semakin besar kandungan formalinnya,perubahan warnanya semakin jelas.Badan POM sudah menggunakan tes kit inisebagai perangkat penyaringan. Selanjutnya, mereka melakukan tes di lab. Penggunaan tes kit ini cukup membantu karenajumlah makanan yang akan dites ribuanbuah.Tes kit tersebut dijual untuk umum dan dapatdiperoleh dengan mudah di toko-toko kimiaatau sebagian apotek. Harganya berkisar Rp10 ribu per lembar. Umumnya, satu pakettes kit berisi 100 lembar dijual antara Rp 800ribu sampai Rp 1 juta. ■ RHTes Formalin di Rumah
                                
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20