Page 37 - Majalah Berita Indonesia Edisi 10
P. 37


                                    (LENTERA)BERITAINDONESIA, 6 April 2006 37dewasa juga, terutama dewasa berpendidikan tinggi. Dan dalammasyarakat berpengetahuan, lembaga pendidikan menjadibertanggung jawab atas kinerja dan hasil-hasilnya.Karenanya, lembaga pendidikan di dalam revolusi teknologiinformasi ini, harus mampu masuk ke dalam penguasaanteknologi baru dalam pembelajaran (belajar mengajar). Sebabhal itu merupakan satu prasyarat bagi keberhasilan nasional dankultural, juga bagi daya saing ekonomi.Dalam khazanah sejarah Islam, sebelum tahun 1550, khilafahUtsmaniyah Turki telah mengejawantahkan Islam secara politis,dan menjadi negara adidaya dunia di setiap gelanggang: politik,militer ekonomi, ilmu dan budaya, sampai dengan tahun 1550berada di puncak kekuasaan dunia. Dari tahun 1550 danseterusnya, mengalami kemandekan dan menjadi introvert(ananiyah), menjadi senantiasa defensif. Dalam masa sepertiitu lembaga pendidikan menjadi semakin dilihat sebagaipenghambat kemajuan dan perlawanan terhadap lembagapendidikan merupakan pangkal surut bagi segala pembaharuankebudayaan besar Islam.Sedangkan di dunia barat, lembaga pendidikan atau sekolahjadi dipandang sebagai lembaga “progresif” dan sebagai motorkemajuan di segala bidang-bidang kebudayaan, seni, sastra danilmu, ekonomi, politik, dan militer.Selanjutnya dalam era revolusi teknologi dalam pendidikan,ada satu pelajaran yang dapat kita petik bahwa, teknologi itusendiri menjadi tidak lebih penting ketimbang perubahanperubahan yang dipicunya dalam substansi, muatan, titik beratpelajaran dan lembaga pendidikan itu sendiri. Perubahan dalamsubstansi, muatan, dan titik berat pendidikan itulah yangsesungguhnya menjadi masalah dalam teknologi pembelajaran(belajar mengajar).Bagaimana Meresponnya?Lembaga pendidikan kita harus menekankan disiplin,ditanamkan dalam berbagai macam kegiatan apapun, melaluipelatihan dan pembinaan yang tiada henti-hentinya. Dan kitatidak boleh menampik secara apriori berbagai kemajuan yangtelah dicapai oleh siapapun.Kita harus meletakkan diri bukan sebagai “kaum terpelajar”yang elit, yang terpisah dan berbeda dengan orang-orang biasa.Dan dalam muatan serta substansi, lembaga pendidikan kitaharus menarik banyak segala sesuatu yang dapat dipelajari darinegara-negara maju dan pendidikannya. Kita tidak seharusnyaapriori kepada budaya barat maupun timur, mestinya kita dapatdan mampu menyerap kebaikannya yang seterusnya kitaIndonesiakannya.Mestinya kita tidak usah takut menjadi modern, menjadi“terwesternisasi” dalam ekonomi, teknologi, institusi-institusipolitik dan kemiliterannya asalkan kita tetap menjadi muslimyang taat dan Indonesia yang utuh.Teknologi, biarpun penting dan tersedia, bukanlah segi paling penting dari transformasi pendidikan. Yang akan menjadisangat penting ialah pemikiran kembali tentang peran dan fungsipendidikan sekolah. Sekalipun teknologi tetap penting artinya,sebab teknologi akan memaksa kita untuk melakukan hal-halbaru dan bukan sebaliknya. Dengan demikian tantangansebenarnya yang harus dihadapi bukanlah teknologi itu sendiri,namun untuk apa penggunaannya.Selanjutnya kita harus mampu menetapkan atau memilikisistem pendidikan yang dibutuhkan oleh masyarakat berpengetahuan.Dalam hal ini mungkin kita dapat menetapkan sekalipundalam garis-garis besar kasar saja tentang spesifikasi pendidikansekolah dan sekolah-sekolah yang mungkin sesuai dengankenyataan-kenyataan masyarakat berpengetahuan.1. Lembaga pendidikan yang diperlukan harus menyediakanalat-alat yang menunjang kemelekhurufan universal lebih dari“kemelekhurufan” dalam pengertian yang telah ada.2.Lembaga pendidikan yang diperlukan harus mengilhami parasiswa dari segala tingkat dan segala umur dengan motivasiuntuk belajar dan dengan disiplin untuk belajar secaraberkelanjutan.3.Lembaga pendidikan yang diperlukan haruslah merupakansatu sistem terbuka, bisa dicapai oleh orang berpendidikantinggi maupun orang yang oleh sebab apapun tidak mendapatkan akses ke pendidikan lanjutan pada masa mudanya.4.Lembaga pendidikan yang diperlukan harus menanamkanpengetahuan, baik sebagai substansi maupun sebagai proses.5. Lembaga pendidikan sekolah tidak lagi bisa dimonopoli olehsekolah, melainkan menyebar ke dalam seluruh masyarakat.Segala jenis organisasi yang mempekerjakan orang-orang -perusahaan, badan pemerintahan, organisasi nirlaba - harusmenjadi lembaga pembelajaran (belajar mengajar). Lembagapendidikan semakin harus bekerja dalam kemitraan dengan paramajikan dan organisasi-organisasi yang mempekerjakan orang.Semua ini akan kita coba memulainya di Al-Zaytun, Insya Allah.■SYAYKH DR ABDUSSALAM PANJI GUMILANGLembaga pendidikan dalam revolusi teknologi informasi.
                                
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41