Page 41 - Majalah Berita Indonesia Edisi 10
P. 41
(BERITA NASIONAL)BERITAINDONESIA, 6 April 2006 41Lewat tengah hari Kamis (16/3), ratusan massa FrontPembebasan MasyarakatPapua Barat yang berkumpuldi jalan di depan UniversitasCendrawasih, Abepura, merangsek satuan keamanan, berubah brutal. Empat aparat negara—tiga anggotaBrimob dan seorang prajurit TNI-AU—tewas berlumur darah dihakimi massa.Awalnya, polisi meminta massa membuka jalan umum (Mil 72-74) yang diblokirdengan barikade batu dan batang kayu.Mereka menolak, polisi membuka paksa.Massa yang bringas merangsek, polisimundur tetapi dilempari batu. Titik apibentrok pun berkobar. (Kompas, 17/3).Ketika polisi bergerak mundur, tigaanggota Brimob dan seorang prajurit AU—Brika Sulaiman Daud, Briptu Arizona,Brigadir Sudirman dan Serda Agung—antara para pendulang emas dan SatpamFI yang dibantu aparat keamanan. Parapendulang tersebut diusir, berlanjut menjadi adu mulut dan adu fisik. Puluhan pendulang luka tergelincir dan empat aparatkeamanan luka kena lemparan batu.Lantas aksi demo merebak. Sekitar 500warga Kali Kabur dan Banti, distrikTembagapura, melakukan aksi menutupruas jalan di Mil 72-74. Jalur ini merupakan satu-satunya akses ke lokasi pengolahan dan penambangan di Graberg daripemukiman karyawan FI. Akibatnya,mobilitas kendaraan, alat berat dankaryawan terhenti total.Tentang Freeport, Susilo menegaskanbahwa pemerintah tidak akan menutuptambang tersebut, karena terkait banyakaspek. “Tentu saja kalau kita mengikutipemikiran sejumlah orang untuk menutupFreeport sekarang, ada permasalahansecara hukum,” kata Susilo.Juga Susilo mengingatkan para elitpolitik agar bersikap arif, tidak mengeluarkan pernyataan yang diartikan sebagaiprovokasi. Sebab, Susilo melihat indikasibahwa gerakan tersebut telah meningkatdari tuntutan penutupan tambang FI danpenolakan propinsi Irian Jaya Barat,menjadi tuntutan kemerdekaan Papua.Dan dia meminta masyarakat Papua tetaptenang, menyerahkan penyelesaian masalah kepada aparat keamanan danhukum.■ SP, SHSiang BerdarahDI ABEPURADemo anti Freeport berubah arah. Para demonstran jadi brutal.Empat aparat negara tewas berlumur darah.terperangkap massa yang mengamuk.Mereka diinjak-injak, dipukuli massademonstran sampai berlumur darah dantewas seketika. Sebanyak 19 anggota polisilainnya, luka-luka. Sorenya, satuan polisimenyisir kampus, menangkap 40 perusuh.Polisi berhasil mengendalikan situasi,membuka jalur jalan yang diblokir massa.Presiden Susilo Bambang Yudhoyonosegera mengutus empat petinggi keamanan—Menko Polkamkum Widodo AS,Kapolri Jenderal Sutanto, Panglima TNIMarsekal Djoko Suyanto dan Kepala BINSyamsir Siregar—terbang menuju Papuauntuk menangani masalah-masalah yangterkait. Susilo, usai sidang kabinet Kamissiang, berbicara kepaada pers, menyesalkan tragedi tersebut dan menyampaikanbelasungkawa kepada keluarga parakorban.Sebelum itu (20/2), terjadi bentrokanPENUTUPAN FI: PENUTUPAN FI:20 Februari 2006: 20 Februari 2006:Bentrokan antara satuan aparat gabungan, Satpam Freeport dan para penambang liar. Ruas jalan di Mil 72-74 Tembagapura diblokir massa.22 Februari 2006: 22 Februari 2006:Pihak direksi PT FI menutupsementara dan menghentikan produksi tambang untukmencegah meluasnya konflik.23 Februari 2006: 23 Februari 2006:Ratusan mahasiswa dan anggotaFront Persatuan Perjuangan Rakyat Papua Barat melancarkandemo yang rusuh dan brutal dikantor pusat FI di Plaza 89, Jakarta.27 Februari 2006: 27 Februari 2006:Tak kurang dari 700 anggota FrontPembebasan Masyarakat Papua Baratmenuntut Dewan Perwakilan RakyatPapua, dan pemerintah propinsi Papuamemproses penutupan tambang FI.28 Februari 2006: 28 Februari 2006:Majelis Rakyat Papua danDPRP secara resmi memintaFI dan pemerintah pusatmenghentikan kegiatan penambangan FI. KOMPAS-SH