Page 39 - Majalah Berita Indonesia Edisi 11
P. 39
BERITAINDONESIA, 20 April 2006 39(BERITA KESEHATAN)Mereka Sakit Karena AirDi seantero dunia, lebih daritiga juta nyawa melayangsetiap tahun akibat penyakityang berhubungan denganketerbatasan air bersih. Airbersih nyaris tak teraksesdi Indonesia.Pembunuh anak-anak Balita diIndonesia adalah muntaberdan ISPA (infeksi SaluranPernafasan Atas), inidisebabkan oleh air kotor dankualitas udara yang buruk.Berbagai kasus diare dan muntaber akibatkurangnya sanitasi air diliput media daritahun ke tahun.Oktober tahun lalu, sebanyak 134 wargaKecamatan Leti, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku,terserang penyakit muntaber pada pertengahan Oktober tahun lalu. Di antarapenderita itu, lima orang meninggal dunia.Demikian dilaporkan Kompas.Penyakit muntaber juga mewabah diwilayah Kabupaten Indramayu, Januarilalu, seperti dilaporkan harian PikiranRakyat. Tercatat, RSUD Indramayu telahmerawat sebanyak 72 penderita muntaber.Selain muntaber, penyakit diare jugakerap menyerang Papua. Januari 2004,tercatat 38 orang meninggal akibat penyakit ini di Kecamatan Borme di KabupatenPegunungan Bintang, Papua. Selain karena makanan kadaluarsa yang merekakonsumsi, kasus itu juga diduga disebabkan air minum yang terkontaminasibakteri. Ini karena masyarakat mengonsumsi air mentah dari sungai yang membawa berbagai jenis limbah, termasukkotoran manusia dan ternak babi.Juli 2005, penyakit diare kembali mewabah di Distrik Mimika Timur Tengah,Mimika, Papua. Ada sekitar 70 penderitadiare. Lima puluh penderita adalah bocahdi bawah usia lima tahun. Adapun dataDinas Kesehatan Kabupaten Mimikamencatat, 12 penderita diare meninggal.Delapan di antaranya adalah anak-anak.Memperingati Hari Air Sedunia tanggal22 Maret lalu, kenyataan yang ada justrubertambah memprihatinkan. HarianKompas, 21 Maret 2006, menurunkanlaporannya tentang persoalan air bersihyang masih menjadi kendala terbesardalam peningkatan kesehatan masyarakat.Menurut harian ini, sedikitnya 100 jutapenduduk Indonesia sampai sekarangmasih kesulitan mengakses air bersih.Sekitar 70 persen dari total penduduk Indonesia masih mengonsumsi air yangterkontaminasi.Ada beberapa sungai yang menurutharian ini sudah sulit dijadikan sumber airbersih tanpa pengolahan yang sesuaistandar kesehatan. Diantaranya SungaiCitarum (Kali Malang/Bekasi), SungaiSiak, Riau; Sungai Belawan, Medan;Sungai Ciliwung, Jakarta dan Sungai Musi,Palembang.Perlu KeseriusanDiakui Menteri Kesehatan Siti FadilahSupari, selain akses terhadap air bersihyang masih rendah, kualitas air minum diIndonesia juga masih tergolong rendah.Lebih lanjut ia menjelaskan, menurutsurvei tentang kualitas bakteriologis airyang dilakukan WHO di 343 kabupatenpada tahun 2004, 42,5 persen air minumyang dikonsumsi oleh penduduk tidak memenuhi syarat kesehatan. Sehingga menyebabkan penyakit diare dan muntaber.Menurut data yang dihimpun Depkessendiri, diare walau selintas terkesansebagai penyakit ringan, kadang bisaterjadi secara sporadis. Ada beberapakasus diare luar biasa, yakni yang terjadisecara tiba-tiba menyerang banyak orangsekaligus. Namun telah terjadi penurunankasus semacam ini di sejumlah wilayah diIndonesia.Depkes mencatat pada 1996, kasus luarbiasa diare terjadi sebanyak 86 kali denganjumlah kasus 4.898 orang dan kematian120 orang. Pada tahun 2000, telah terjadipenurunan menjadi 30 kali yakni 920kasus dan kematian 19 orang.Sementara menurut catatan Sinar Harapan, berdasar survei yang dilakukanDepkes melalui survei kesehatan rumahtangga, ternyata penderita diare berjumlah300 per 1.000 penduduk, bahkan lebih.Fakta ini seolah mengatakan bahwa kesadaran penduduk Indonesia akan kesehatan masih teramat minim.Depkes sudah berupaya membangunsarana air minum dan sanitasi yangdimulai pada era 1970-1980 melaluiProyek Inpres Sarana Kesehatan. Proyekini meliputi juga sarana air bersih danpengadaan jamban keluarga. Namunlingkupnya sangat terbatas pada daerahpedesaan.Hasil studi dari lembaga penelitian Universitas Indonesia (UI) tahun 1977 disejumlah wilayah membuktikan, diare bisadicegah hingga 35 persen dengan menyediakan air minum bersih. Sedangkanpenyediaan jamban mampu mecegah diaresampai 28 persen. Kalau saja perbaikansanitasi dan pengadaan air bersih bisadilakukan secara berkesinambungan,maka penduduk yang menderita akibatKebanyakan korban diare dan muntaber adalah anak-anak diare bisa ditekan jumlahnya.■ RHBERITA KESEHATAN