Page 36 - Majalah Berita Indonesia Edisi 11
P. 36


                                    LENTERA36 BERITAINDONESIA, 20 April 2006masi, pada saat kepemimpinan negaradipegang oleh mereka yang lebih educated, namun belum memberi perhatianlebih terhadap dunia pendidikan di negeriini.Harapan akan munculnya gembongpendidikan Indonesia, sirna saat pendidikan Indonesia masih tetap sepertisedia kala (tidak bergerak maju), danberbagai kebijakan masih jauh panggangdari api, dalam kaitan dengan derasnyaarus globalisasi yang tak terelakkan.Walau saat ini bermunculan di sana-sinilembaga pendidikan tinggi, dari yangterbaik menurut ukuran Indonesia, sampai pada yang hanya dipergunakan untukmemperoleh formalitas kualifikasi.Banyak sudah tenaga-tenaga pendidikan yang dikirim ke luar negeri untukmenyelesaikan program master dan ataudoktoralnya, akan tetapi sekembalinyamereka ke negeri ini, tak banyak yang bisamereka lakukan, hal ini karena adanyaperbedaan antara yang harus merekalakukan dengan kebijakan yang ada,walau di antara mereka ada yang menduduki posisi kunci dalam kementerianpendidikan.Pesantren sebagai bagian yang takterpisahkan dari dunia pendidikan Indonesia, ternyata dalam keterbatasannya,mampu melebihi lembaga-lembaga pendidikan sekuler, dalam kaitan denganpengakuan internasionalnya, sebagaipenjajah Belanda pada tahun 1892, dimulai dengan pendidikan dasar yangkemudian dikembangkan sampai ke perguruan tinggi pada tahun 1920, denganberdirinya sekolah tinggi teknik Bandung,disusul dengan berbagai lembaga pendidikan tinggi di kawasan lain di PulauJawa, yang kesemuanya merupakan lembaga pendidikan yang amat exclusive,sehingga tidak setiap warga mempunyaihak untuk memperoleh pendidikan tinggi.Di masa itu terdapat pembagian peringkatsekolah, sehingga menyulitkan masyarakat kebanyakan untuk mengikutinya,bahkan untuk sekolah peringkat dasarsekalipun.Hampir bersamaan dengan itu, paratokoh pendidikan pesantren pun, berupaya untuk memertahankan eksistensipendidikan Islam, dengan mendirikanpesantren modern sesuai dengan jamannya, Pondok Tebuireng didirikan, begitujuga Pondok Modern Gontor Ponorogo. Dilain pihak Muhamadiyah pun melakukanhal yang sama, sekalipun orientasinyasedikit berbeda, karena lebih mendekatiupaya pendidikan yang dilakukan olehpihak penjajah Belanda, dengan muatankeislaman.Tidak seperti Malaysia dan negaranegara jajahan Inggris lainnya, yangbegitu mudah diarahkan dan mengikutijejak penjajahnya, terutama dalam kaitandengan penggunaan bahasa. Belanda tidakmampu melakukan hal yang sama, karenabenteng kokoh pendidikan bangsa Indonesia tersebut di atas. 350 tahun lebihtidak memberikan bekas budaya bahasasekecil apapun kepada bangsa Indonesia,dan sepeninggal mereka, terasa begitumudah dan cepatnya bangsa ini menemukan jati diri, begitu juga dalamkaitan dengan pendidikan.Dengan demikian sentuhan-sentuhaninternasional terhadap pola pendidikan diIndonesia, sangatlah terbatas di awalpengenalan pendidikan modern tersebut,diiringi dengan berbagai tantangan, yangtujuannya adalah kemerdekaan Indonesiadari tangan Belanda. Sangat besar manfaatpengenalan pendidikan modern bagiperkembangan pendidikan di negeri ini,tetapi juga mempunyai dampak yangcukup serius, saat tantangan yang samadengan pola yang berbeda kembali dihadapi oleh bangsa besar ini, yaituglobalisasi.Pasca kemerdekaan, Indonesia bergerakmenata dunia pendidikannya, namunmasih dengan perhatian yang amat kecildibandingkan perhatian pemerintahterhadap bidang-bidang lain. Sejak awalkemerdekaan sampai masa-masa reforKebijakanpemerintahtentangpendidikanyang bukanmenjadiprioritasutama dalampembangunanmenyebabkanduniapendidikanIndonesiatertinggal jauhsecarakualitas.
                                
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40