Page 31 - Majalah Berita Indonesia Edisi 11
P. 31


                                    (BERITA NASIONAL)BERITAINDONESIA, 20 April 2006 31Dia pun tidak setuju kalau PT FI ditutup.Karena tuntutan itu pada akhirnya terkaitdengan investasi di Papua dan Indonesiasecara keseluruhan. Apalagi kalau penolakan terhadap perusahaan ini dikaitkandengan isu merdeka di Papua.Lebih BeratGubernur Lemhannas Muladi sependapat dengan Juwono. Dia bahkan menilaipermasalahan di Papua yang demikiankompleks, lebih berat ketimbang daerahlain di Indonesia (Kompas, 24/3). Dia jugaberpendapat pendekatan agama dan adatbudaya tetap menjadi faktor pentingdalam menyelesaikan persoalan di Papua.Akar masalah Papua adalah problemkesejahteraan dan ketidakadilan. Potensisumberdaya alam dan juga keterlibatanperusahaan multinasional juga menjadifaktor yang harus diperhitungkan. Munculnya gerakan separatis Papua jugamemperumit keadaan.Soal gerakan separatis yang menuntutkemerdekaan dinilai anggota DPD Muspani sebagai isu lama. “Kemerdekaanbukan isu baru, melainkan karena akumulasi kekecewaan. Ini problema sosialyang berubah menjadi problema politik.Karenanya, pendekatan keamanan sematatidak akan menyelesaikan masalah.”Di sisi lain, Sekjen Dewan KetahananNasional menengarai gerakan separatisPapua menggunakan jalur agama danorganisasi kemasyarakatan seperti DewanAdat Papua (DAP) untuk melaksanakankegiatan politik praktis. Termasuk untukmencari dukungan dari masyarakat Papuamaupun dunia internasional.Namun pendapat ini disanggah Koordinator Umum Advokasi Papua TanahDamai, Pendeta Herman Saud. Menurutnya, sinyalemen gereja digunakan sebagaimedia komunikasi gerakan separatis diPapua terlalu berlebihan. “Sejak awal kamiberjuang dengan azas kemanusiaan, takada niat gereja mau bentuk politik-politik,”tuturnya. Lebih dari itu, justru gereja dan berbagai pemuka serta kelompok agamalainnya bersama-sama menyerukan danmemperjuangkan perwujudan Papuasebagai tanah damai.Ketua Presidium Solidaritas Nasionaluntuk Papua, Bonar Tigor Naipospos,mengimbau masyarakat Papua untukmenyampaikan aspirasi apapun dengancara damai, termasuk dengan aksi unjukrasa sekalipun. Karena cara-cara seperti ituakan menambah simpati masyarakat.Apalagi para tokoh agama, tokoh adat dantokoh Papua lainnya sudah menyerukanbahwa tanah Papua adalah zona damai.■ SPPT Freeport Indonesia dilandamusibah. Tiga karyawantewas, lima luka berat danpuluhan luka ringan. Merekatertimpa longsoran di lerengGrasberg, Mimika.Longsor itu Meminta KorbanMusibah itu terjadi Kamis (23/3) dinihari. Diawali hujan lebatyang turun sejak Rabu sore.Guyuran air hujan yang meresap di lereng gunung di kawasantambang emas terbuka PT Freeport Indonesia (PT FI) di Grasberg, KabupatenMimika, Papua itu pun berbuah bencanalongsor.Tak ayal tanah dan bebatuan darilereng gunung di ketinggian sekitar 2.500m dari permukaaan laut itu menerjang“Mess Edelweis”, mess karyawan perusahaan tambang emas yang berada dibawahnya. Sejumlah karyawan yang barupulang tugas, saat itu tengah istirahat danberada di ruang makan. Mereka punmenjadi korban. Tiga orang tewas, limaorang luka berat dan 26 lainnya mengalami luka ringan.Kepala Humas PT FI, Sidarta Moersyidmenjelaskan, tanah yang longsor ituberada di wilayah fasilitas penunjang,bukan di areal produksi (Kompas, 24/3).Kejadian ini menunjukan betapa masalah lingkungan kurang mendapatperhatian dari perusahaan yang mengelola kawasan pegunungan emas tersebut.Setidaknya, kondisi ini seharusnya sudahdiantisipasi. Dengan cara tidak mendirikan bangunan di lereng tebing.Apalagi jika bangunan itu merupakanmess atau tempat tinggal bagi parakaryawan.Hasil Tim KLHAbainya perusahaan ini terhadapmasalah lingkungan juga diungkapkanpihak Kementerian Lingkungan Hidup(KLH). Lembaga yang dipimpin RachmatWitoelar, mantan Dubes RI di Rusia,sejak 10 - 24 Februari lalu mengirimkantim investigasi ke wilayah penambanganPT Freeport Indonesia di Papua.Lokasi pemantauan yang dilakukantim berjumlah 24 orang ini mencakupdaerah penambangan di Grassberg,pabrik pengolahan bijih, pengelolaantailing di Modified Ajkwa DepositionArea (ModADA), pabrik pengeringankonsentrat (dewatering) di Amamaparedan pemantauan kualitas air laut diEstuari. Selain itu tim juga memantaupengelolaan lingkungan PLTU oleh PTPuncak Jaya Tower, manajemen PLTU diAmamapare yang terpisah dari PT FI.Dari hasil pemantauan itu, tim menemukan pengelolaaan air asam tambangdari sisi barat Grasberg belum memenuhiketentuan baku mutu air limbah untukpertambangan emas dan tembaga. Demikian juga air buangan yang keluar dariModADA ke Estuari belum memenuhibaku mutu untuk parameter Total Suspended Solid (TSS).Khusus mengenai PLTU PT PuncakJaya Tower, emisi udara untuk parameter SO2 di atas baku mutu dan pengelolaaan fly ash dilakukan secara opendumping sehingga tidak memenuhiperaturan perundangan yang berlaku.Sehubungan dengan temuan itu, Meneg LH Rachmat Witoelar memerintahkan PT FI untuk segera memperbaikisistem pengelolaaan air asam tambangagar memenuhi ketentuan yang berlakudan mengelola dampak lingkungan daripenempatan tailing di ModADA agardapat meminimalkan dampak lingkungan yang akan terjadi, terutamauntuk mengurangi padatan tersuspensi(TSS) yang masuk ke Estuari. MenurutRachmat, minimisasi dampak tailing inidapat dilakukan melalui penerapanteknologi dan pemanfaatan tailing semaksimal mungkin.Rachmat mengakui, saat ini pihaknyabersama Pemprov Papua dan KabupatenMimika tengah melakukan pembicaraanintensif dengan pihak PT FI mengenaiupaya efisiensi pengendapan tailing diModeADA. Pihak KLH akan menerapkanberbagai persyaratan tambahan agardampak lingkungan yang mungkin terjadi dapat diminimalkan. ■ SP, AM
                                
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35